Sukses

Harga Emas Dunia Cetak Kenaikan Terbaik dalam 4 Bulan, Bisa Tembus USD 2.000?

Pendorong kenaikan harga emas dunia pada perdagangan Senin adalah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan ekspentasi bahwa bank sentral beberapa negara maju telah berada di puncak kenaikan suku bunga acuan.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik pada perdagangan Senin dan menempatkan di jalur penguatan terbaik dalam empat bulan. Pendorong kenaikan harga emas dunia ini adalah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan ekspentasi bahwa bank sentral beberapa negara maju telah berada di puncak kenaikan suku bunga acuan.

Mengutip CNBC, Selasa (1/8/2023), harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi USD 1.971,27 per ons. Harga emas ini telah naik 2,5% sepanjang Juli ini. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,5% menjadi USD 1.971,10 per ons.

Kebalikan dari harga emas, indeks dolar AS menuju penurunan bulanan kedua berturut-turut. Tentu saja pelemahan dolar AS ini membuat emas lebih menarik bagi investor pemegang mata uang lainnya.

Data terbaru yang menunjukkan tanda-tanda pendinginan inflasi di AS telah meningkatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) semakin dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga tercepat sejak 1980-an.

Menurut FedWatch CME, kemungkinan bahwa Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah di sisa tahun ini adalah sebesar 60%.

"Saya tidak berpikir Fed akan bergerak pada bulan September, tetapi di akhir tahun. Jika kita terus mendapatkan data ekonomi yang kuat, Fed mungkin akan melakukan satu kali kenaikan suku bunga lagi," kata analis senior Kitco, Jim Wyckoff.

"Saat ini, pasar emas dan perak sedang menunggu katalis berikutnya. jika permintaan dari China mulai pulih, kami melihat lebih banyak kenaikan pada emas dan perak."

Dua pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Jumat juga mengangkat prospek berakhirnya rangkaian kenaikan suku bunga tertajam dan terlama.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.

"Pasar merasa dibenarkan dengan penilaian mereka bahwa suku bunga Fed berada pada atau mendekati tingkat akhir mereka, dengan laporan inflasi utama AS semuanya mengarah ke laju disinflasi yang lebih cepat," kata analis senior City Index, Matt Simpson.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Siap-Siap Tembus Level Segini

Sebelumnya, pergerakan harga emas telah gagal mendekati USD 2.000 per ons awal pekan lalu, karena gagasan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang memprediksi akan menaikkan suku bunga ke puncaknya.

Dikutip dari Kitco News, analis sekarang bersiap untuk menanggapi pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengatakan akan ada kenaikan 25 basis poin yang diperkirakan secara luas pada hari Rabu (2/8/2023).

Analis pasar senior OANDA Edward Moya, melihat harga emas dunia bereaksi terhadap dolar AS yang lebih kuat setelah Bank of Japan mengisyaratkan akan mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar minggu depan dan melihat tidak ada urgensi dalam menyesuaikan program kontrol kurva imbal hasil.

Menurutnya, hal ini berbeda dengan pertemuan Federal Reserve yang akan datang pada hari Rabu (2/8) di mana kenaikan 25 basis poin dihargai dengan peluang hampir 100 persen.

"Harga emas melemah karena penguatan dolar setelah laporan bahwa BOJ condong ke arah meninggalkan strategi kontrol kurva imbal hasil tidak berubah. Dolar mengalami gelombang kecil di sini, dan itu menempatkan kenaikan mingguan ketiga emas dalam risiko," kata Moya.

Ada juga risiko pullback yang lebih dalam pada emas minggu depan, tetapi sebagian besar bergantung pada retorika Powell.

"Pedagang emas memiliki banyak berita untuk diikuti minggu depan, dan itu dapat mendukung pullback yang lebih dalam jika Fed mempertahankan opsi untuk pengetatan lebih lanjut dan jika pendapatan terus sebagian besar menunjukkan ketahanan ekonomi AS tetap ada," tambah Moya.

Moya memprediksi, sebelum gejolak Bank Sentral dimulai pada minggu depan, harga emas diprediksi akan mencapai kisaran USD 1.940 dan USD 1.980. Pekan lalu, harga emas berjangka Comex Agustus diperdagangkan pada USD 1.964,30, turun 0,33 persen.

3 dari 4 halaman

Kebijakan Moneter The Fed

Pada pekan ini, pasar akan mencerna pernyataan kebijakan moneter Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, dan Bank of Japan.

Kepala ekonom Capital Economics Amerika Utara Paul Ashworth, mengungkapkan akan banyak optimisme minggu ini bahwa Fed hampir selesai dengan siklus pengetatannya, meskipun janji Powell untuk setidaknya dua kali menaikkan suku bunga lagi tahun ini.

"The Fed hampir pasti akan menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 25bp menjadi antara 5,25 persen dan 5,50 persen pada pertemuan FOMC minggu depan, tetapi kami semakin yakin bahwa itu akan menjadi puncaknya," kata Ashworth.

Di balik optimisme ini adalah data inflasi bulan Juni, yang menunjukkan penurunan tajam inflasi di AS. Indeks harga konsumen naik 3 persen bulan lalu, laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun. Dan ukuran CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 4,8 persen menandai kenaikan paling lambat sejak 2021.

"Terlepas dari retorika 'lebih tinggi untuk lebih lama' dari para pejabat, penurunan inflasi inti yang lebih nyata dan berkurangnya kondisi pasar tenaga kerja pada paruh kedua tahun ini pada akhirnya akan membujuk Fed untuk melakukan pivot dan memangkas suku bunga secara agresif tahun depan," jelas Ashworth.

Untuk pernyataan FOMC minggu depan, analis akan mencermati setiap perubahan narasi inflasi dan seberapa kuat The Fed mempertahankan bias pengetatannya.

"Dalam konferensi persnya, Ketua Jerome Powell bahkan mungkin menekankan bahwa kenaikan suku bunga tambahan tahun ini masih diperlukan. Pasar tidak yakin, bagaimanapun, dan secara luas setuju dengan pandangan kami bahwa Fed hampir selesai melakukan pengetatan," ujar Ashworth.

4 dari 4 halaman

Suku Bunga The Fed

Disisi lain, Ahli strategi komoditas senior TD Securities, Ryan McKay, mengatakan sebelum Fed dapat memberi sinyal bahwa itu selesai menaikkan suku bunga, akan ada periode ketidakpastian dan ketergantungan data. Untuk emas, itu bisa berarti jeda sebelum langkah selanjutnya lebih tinggi.

"Spekulan tidak mau sepenuhnya membeli narasi bullish emas. Memang, trader dan investor diskresioner sejauh ini tetap berada di sela-sela untuk saat ini. Tapi, ini juga menawarkan potensi kenaikan tambahan jika ekspektasi Fed berubah menjadi lebih dovish, dan kelompok ini mulai menyebarkan bubuk kering mereka," kata McKay.

ECB juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Kamis (3/8) dengan analis memperhatikan komentar Presiden ECB Christine Lagarde. Sementara itu, BOJ diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga stabil dan kontrol kurva imbal hasil tidak berubah.

"Tampaknya sementara BOJ berdiri tegak, bank sentral utama lainnya melakukan pengetatan, dan itu akan terus mendorong perdagangan perbedaan suku bunga," kata Moya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini