Sukses

Sah, Pertamina dan Petronas Ambil Alih Blok Masela dari Shell

Adapun dalam perjanjian jual beli Blok Masela, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mendapat porsi saham 20 persen.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) dan Petronas secara resmi menandatangani pengalihan participating interest (PI) 35 persen Blok Masela dari Shell Upstream Overseas Services Ltd.

Penandatangan sales purchasing agreement (SPA) itu dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, disaksikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) ke-47 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Selasa (25/7/2023).

Pada saat bersamaan juga turut dilakukan penandatanganan kontrak Wilayah Kerja (WK) Bireun Sigli, WK Bunga, dan Pokok-Pokok Perjanjian Tentang Jual Beli Migas.

Adapun dalam perjanjian jual beli Blok Masela, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mendapat porsi saham 20 persen.

Sementara Petronas Masela Sdn Bhd sebesar 15 persen. Sedangkan 65 persen sisa berada di bawah kendali Inpex Masela Limited.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina  Nicke Widyawati mengakui tinggal selangkah lagi masuk untuk menggarap Blok Masela. Menyusul negosiasi yang alot terkait syarat yang diminta pengelola sebelumnya, Shell.

Nicke menyebut, proses masuknya Pertamina menggarap salah satu harta karun migas itu masuk tahap finalisasi. Ini jadi langkah untuk meningkatkan produksi dari minyak dan gas bumi (migas) yang digarap Pertamina.

"Beberapa akuisisi yang harus kita lakukan karena kita tidak secara konvensional saja mengembangkanya. Jadi harus ada angka rasional yang kita lakukan, salah satunya di dalam negeri yang telah kita finalkan itu adalah (pengelolaan) Blok Masela," urainya beberapa waktu lalu.

Melalui finalisasi ini, Nicke berharap dalam waktu dekat Pertamina bakal menggarap Blok Masela. Salah satu keuntungan yang didapatnya, kata dia, diharapkan bisa berkontribusi pada pendapatan perseroan dan negara.

"Komitmen kami adalah mendevelop sesegera mungkin gas yang ada dalam perut bumi Masela ini menjadi sari dan bisa dimonetitasi dan juga menghasilkan pendapatan negara sekaligus meng-create ekonomi di daerah tersebut," ungkapnya.

Menurut dia, motor terbesar Pertamina berada di Pertamina Hulu Energi (PHE). Kendati begitu, Nicke enggan mengungkap besaran investasi yang disiapkan Pertamina untuk menggarap Blok Masela. "Masela, kita itu kan menandatangi NDA, gak boleh, kekutan itu gak boleh dibocorin," pungkas Nicke.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hitungan Keuntungan bagi Ekonomi Indonesia

Pengambilalihan 35 persen participating interest Blok Masela oleh Pertamina dinilai sebagai saat yang tepat untuk mempercayakan pengelolaan blok-blok minyak dan gas atau blok migas raksasa kepada anak bangsa.

"Ini waktu yang tepat untuk mempercayakan pengelolaan blok-blok (raksasa) migas kepada anak bangsa. Kita harus optimistis,” kata Pengamat Energi Hanifa Sutrisna melansir Antara di Jakarta, Minggu (23/7/2023).

Menurut dia pengambilalihan 35 persen participating interest Blok Masela oleh Pertamina, dinilai sebagai upaya yang tepat karena kinerja Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina yang diberi kepercayaan mengelola Blok Masela, memang sedang meningkat.

Pengambilalihan hak kelola 35 persen Lapangan Abadi di Blok Masela dari tangan Shell, juga akan memberi manfaat besar. Selain bisa memberikan nilai efek domino terhadap ekonomi dan perkembangan sumber daya manusia di daerah lokal, juga berperan penting dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Hanifa menyatakan, potensi Lapangan Abadi di Blok Masela memang luar biasa yakni dengan cadangan gas terbesar di Indonesia, diproyeksikan menghasilkan 9,5 MMTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa, yang merupakan produksi gas terbesar di dalam negeri. Selain itu, Lapangan Abadi juga akan menghasilkan 35,000 bbl/day kondensat.

Mengutip data Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia 2016 dan Balitbang Kemenaker tahun 2017, dia mengatakan, diproyeksikan manfaat ekonomi Lapangan Abadi dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 153 miliar dolar AS serta meningkatkan pendapatan rumah tangga pada tahap konstruksi sebesar 3 miliar dolar AS dan tahap produksi sebesar 30 miliar dolar AS.

 

3 dari 3 halaman

Harus Didukung

Melihat kondisi tersebut menurut Hanifa, negara harus memberi dukungan penuh kepada Pertamina. Bahkan, tidak hanya terkait Blok Masela, namun juga blok-blok migas lain.

"Dukungan tersebut, bisa berupa insentif dalam hal mendatangkan semua teknologi, peralatan, dan pendukung lain, atau juga melalui mendapat relaksasi pajak," seperti halnya smelter asing yang mendapat relaksasi pajak misalnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bahwa PT Pertamina (Persero) segera menandatangani Sales and Purchase Agreement (SPA) atau Perjanjian Jual Beli 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela.

“Mudah-mudahan (SPA minggu depan), kita tunggu. Jadi ya, kita tunggu, kalau memang terjadi itu bagian dari aksi korporasi yang memang kita harapkan ada keberlanjutannya di Pertamina,” kata menteri saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (21/7).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini