Sukses

Deretan 10 Negara Termiskin di Dunia versi Bank Dunia

Berikut sejumlah negara yang masuk negara dengan pendapatan terendah atau termiskin dari Bank Dunia. Ada negara yang catat pendapatan Rp 3,6 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia membagi ekonomi negara menjadi empat kelompok pendapatan rendah, menengah ke bawah, menengah ke atas, dan tinggi.

Klasifikasi tersebut diperbarui setiap tahun pada 1 Juli, berdasarkan pendapatan nasional bruto atau gross national income (GNI) per kapita tahun kalender sebelumnya. Demikian dikutip dari laman blogs.worldbank.org, Senin (17/7/2023).

Ukuran GNI ini dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat dengan memakai faktor konversi yang diturunkan memakai metode Atlas yang bentuknya diperkenalkan pada 1989. Klasifikasi pendapatan Bank Dunia untuk mencerminkan tingkat pembangunan suatu negara berdasarkan GNI per kapita sebagai indikator kapasitas ekonomi yang tersedia secara luas.

Klasifikasi negara ke dalam kategori pendapatan telah berkembang signifikan selama periode akhir 1980-an. Pada 1987, 30 persen negara telah diklasifikan sebagai negara pendapatan rendah di kawasan Afrika sub Sahara, turun dari 74 persen menjadi 46 persen pada 2022.

Asia Timur Pasifik dari 26 persen menjadi 3 persen, serta Asia Selatan dari 100 persen menjadi 13 persen karena ekonomi bergerak ke kategori lebih tinggi selama periode ini.

Berdasarkan data Bank Dunia, berikut sejumlah negara berdasarkan klasifikasi pendapatan di sejumlah wilayah regional.

A. Di wilayah Asia Timur dan Pasifik

Ada 15 negara yang masuk berpendapatan tinggi, 9 negara masuk menengah tinggi, 13 negara masuk pendapatan menengah rendah, dan rendah ada satu negara.

B.Wilayah Eropa dan Asia Tengah

Ada 38 negara di Eropa dan Asia Tengah masuk negara pendapatan tinggi, 16 negara masuk pendapatan menengah ke atas, dan 4 negara masuk pendapatan menengah rendah.

C.Amerika Latin dan Karibia

Ada 18 negara di Amerika Latin dan Karibia masuk negara pendapatan tinggi, 19 negara masuk pendapatan menengah atas, 4 negara masuk pendapatan menengah bawah, dan satu negara tidak masuk klasifikasi.

D.Timur Tengah dan Afrika Utara

Ada 8 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara masuk pendapatan tinggi, tiga negara masuk pendapatan menengah tinggi, dan delapan negara masuk pendapatan menengah rendah, serta dua negara masuk pendapatan rendah.

E.Amerika Utara

Ada tiga negara masuk pendapatan tinggi.

F. Asia Selatan

Ada satu negara masuk negara pendapatan tinggi, enam negara masuk negara pendapatan menengah rendah dan satu negara pendapatan rendah.

G.Sub sahara Afrika

Ada satu negara di sub-saharan Afrika masuk pendapatan tinggi, enam negara masuk pendapatan menengah tinggi, 19 negara masuk pendapatan menengah rendah, dan 22 negara masuk pendapatan rendah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

10 Negara dengan Pendapatan Rendah dari Bank Dunia

Berikut 10 negara dengan pendapatan terendah pada 2022 dan 2021 versi Bank Dunia:

  1. Burundi pada 2022 dengan pendapatan USD 240 atau Rp 3,6 juta (asumsi kurs Rp 15.001 per dolar AS).
  2. Afganistan pada 2021 dengan pendapatan USD 390 atau Rp 5,85 juta
  3. Somalia pada 2022 dengan pendapatan USD 470 atau Rp 7,05 juta
  4. Republik Afrika Tengah pada 2022 dengan pendapatan USD 480 atau Rp 7,2 juta
  5. Mozambik pada 2022 dengan pendapatan USD 500 atau Rp 7,5 juta
  6. Madagascar pada 2022 dengan pendapatan USD 510 atau Rp 7,65 juta
  7. Sierra Leone pada 2022 dengan pendapatan USD 510 atau Rp 7,65 juta
  8. Republik Kongo pada 2022 dengan pendapatan USD 590 atau Rp 8,85 juta
  9. Niger pada 2022 mencatat dengan USD 610 atau Rp 9,15 juta
  10. Malawi pada 2022 mencatat dengan USD 640 atau Rp 9,60 juta

 

Negara yang Alami Perubahan Kategori

Sementara itu, Bank Dunia mencatat di antara negara-negara yang masuk perubahan kategori pendapatan pada 2022, hampir semuanya pindah ke kategori lebih tinggi seiring berlanjutnya pemulihan pandemi COVID-19.

Dalam hal Atlas GNI per capita, sekitar 80 persen negara menunjukkan peningkatan pada 2022 dibandingkan periode sebelum pandemi COVID-19 pada 2019.

Guyana dan Samoa bergerak dari kategori penghasilan menengah ke atas pada 2023. Peningkatan GNI Guyana didorong kenaikan volume produksi gas dan minyak lebih dari dua kali lipat pada 2022.

Peningkatan tersebut semakin diperkuat oleh harga minyak dan gas lebih tinggi dan meski ada peningkatan yang kuat pada arus keluar pendapatan primer ke luar negeri.

Nominal GNI Guyana melonjak 86,2 persen yang mengarah ke peningkatan 60 persen. Di Samoa Amerika, GNI per kapita pada 2022 terutama disebabkan oleh revisi turunnya terhadap perkiraan populasi oleh divisi populasi PBB yang mencerminkan data baru yang tersedia dari sensus 2020.

3 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia

 

El Salvador, Indonesia Gaza, mencatat GNI yang mendekati ambang pendapatan menengah atas pada 2021 sehingga pertumbuhan PDB rendah pada 2022 sudah cukup membawa ekonomi itu ke dalam kategori ini.

Ekonomi El Salvador mengalami pertumbuhan PDB riil 2,6 persen, sementara Indonesia melanjutkan pemulihan pascapandemi COVID-19 yang kuat dan PDB riil naik 5,3 persen.

Guinea dan Zambia sama-sama pindah ke kategori berpenghasilan rendah ke kategori penghasilan menengah bawah pada 2023. Terlepas dari ketidakstabilan politik dan gangguan pasokan di bidang pertanian, ekonomi Guinea tumbuh 4,7 persen pada 2022 didorong sektor pertambangan yang kuat.

Ekonomi Zambia tumbuh 4,7 persen pada 2022 didorong sektor pertambangan yang kuat. Ekonomi Zambia tumbuh 4,7 persen pada 2022 dikombinasikan dengan inflasi 8,6 persen yang menyebabkan GNI nominal meningkat 17,7 persen dan GNI atlas per kapita sebesar 13,6 persen.

Yordania adalah satu-satunya negara dengan perubahan klasifikasi ke bawah tahun ini, terutama hasil dari revisi ke atas yang besar, terhadap perkiraan populasi yang diterbitkan oleh divisi kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mencerminkan data baru dari sensus penduduk terbaru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.