Sukses

Selain Trauma Masa Kecil, Momen Menyedihkan Dele Alli saat Nyaris Pensiun dari Sepak Bola

Selain mengalami trauma masa kecil, Dele Alli juga alami kecanduan pil tidur dan masalah kesehatan mental.

Liputan6.com, Jakarta - Gelandang Everton Dele Alli mengungkapkan masa kecil yang kelam saat wawancara emosional dengan mantan pemain sepak bola Inggris Gary Neville.

Dikutip dari BBC, Jumat (14/7/2023), Dele Alli telah dilecehkan saat berusia enam tahun. Ia mengungkapkan pelecehan seksual yang dideritanya sebelum diadopsi pada usia 12 tahun.

Ia mengatakan “dianianya” pada usia enam tahun, mulai merokok pada usia tujuh dan tahun, dan menjual narkoba pada usia delapan tahun. Dele (27) baru-baru ini menghabiskan waktu enam minggu di rehabilitasi karena kecanduan pil tidur dan masalah kesehatan mental.

Salah satu talenta muda sepak bola paling cemerlang, Dele adalah bagian dari skuad Inggris yang mencapai semi final Piala Dunia 2018. Ia juga membantu Tottenham ke final Liga Champions pada 2019.

Namun, performanya menurun dan dia meninggalkan Spurs untuk bergabung dengan Everton pada Februari 2022 sebelum dipinjamkan ke klub Turki Besiktas musim lalu.

Dele mencatat 37 caps Inggris terakhir pada 2019, kembali ke Everton pada akhir musim lalu karena cedera. “Ketika saya kembali dari Turki, saya tahu saya membutuhkan operasi dan mental saya terpuruk,” ujar dia kepada The Overlap.

Memutuskan Ikut Rehabilitasi

“Saya memutuskan untuk pergi ke fasilitas rehabilitasi modern untuk kesehatan mental. Mereka menangani kecanduan, kesehatan mental dan trauma,” ia menambahkan.

“Saya merasa sudah waktunya bagi saya. Anda tidak bisa disuruh pergi ke sana. Anda harus tahu dan membuat keputusan sendiri, atau itu tidak akan berhasil. Saya terjebak dalam siklus yang buruk. Saya mengandalkan hal-hal yang merugikan saya,”

Ia menceritakan bangun setiap hari dan memenangkan pertarungan, berlatih, tersenyum, dan menunjukkan saya bahagia. “Tetapi di dalam hati saya pasti kalah dalam pertempuran. Sudah waktunya bagi saya untuk mengubahnya,” kata dia.

Dalam sebuah pernyataan, Everton menyebutkan, semua pihak di Everton menghormati dan memuji keberanian Dele untuk berbicara tentang kesulitan yang dia hadapi, serta mencari bantuan yang diperlukan.

“Dele tidak akan melakukan wawancara lebih lanjut sehubungan dengan revitalisasinya, dan kami meminta agar privasinya dihormati saat dia melanjutkan pemulihan dari cedera dan menerima perawatan dan dukungan penuh yang diperlukan untuk fisik dan kesehatan mental.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sempat Kecanduan

Dele debut di sepak bola pada usia 16 tahun untuk MK Dons pada 2012 dan tampil mengesankan saat tim League One mengalahkan Manchester United pada Piala Liga dua tahun kemudian.

Ia bergabung dengan Totthenham pada Februari 2015, dan unggul untuk klub dan negara sebelum tidak disukai oleh keduanya.

"Sudah berlangsung lama tanpa saya sadari. Hal-hal yang saya lakukan untuk mematikan perasaan yang saya miliki. Saya tidak menyadari bahwa melakukannya untuk tujuan itu, apakah itu untuk minum atau apapun,” kata dia.

"Ini dimulai dengan itu, dan kemudian saya kecanduan pil tidur. Ini mungkin masalah yang tidak hanya saya miliki tetapi itu adalah sesuatu yang terjadi lebih dari yang disadari orang di sepak bola. Mungkin saya keluar dan membicarakannya dapat membantu orang,”

Ia mengungkapkan kalau kadang berhenti, tetapi tidak pernah benar-benar berurusan dengan masalah itu. “Itu menjadi sangat buruk di beberapa titik, dan saya tidak mengerti seberapa buruk itu, tetapi saya tidak pernah berurusan dengan akar masalahnya yaitu, ketika saya tumbuh dewasa, trauma yang saya miliki dan perasaan yang saya pegang,”

Direktur Profesional Footballers Association (PFA), Michael Bennett menuturkan,serikat pekerja mendukung anggota yang alami kecanduan.

Performa terbaik Dele di Spurt datang di bawah mantan manajer klub Mauricio Pochettino yang digantikan oleh Jose Mourinho pada November 2019.

“Pochettino, saya tidak bisa meminta manajer lebih baik. Dia dan timnya adalah orang-orang yang luar biasa,” ujar Dele.

“Itu tidak seperti hubungan pesepakbola dan manajer, itu lebih dalam dari itu, dan itulah yang saya butuhkan saat itu,” ia menambahkan.

“Dia sangat memahami keputusan yang saya buat. Dia peduli pada saya sebagai pribadi, sebelum sepak bola,”

3 dari 5 halaman

Momen Menyedihkan

Dele menuturkan, "momen paling menyedihkan” datang saat berusia 24 tahun. Ketika itu ia bermain di bawah Jose Mourinho.

“Suatu pagi saya bangun dan harus pergi ke pelatihan, ini adalah saat dia berhenti memainkan saya, dan saya berada di tempat terpuruk,”

“Saya benar-benar menatap ke cermin dan bertanya apakah saya bisa pensiun sekarang, pada usia 24 tahun, melakukan hal yang saya sukai. Itu memilukan,” ia menambahkan.

Dele menuturkan, Jose Mourinho memang meminta maaf karena memanggilnya “malas” dalam film documenter All or Nothing.

Dele menuturkan ingin membantu orang lain agar mereka tahu tidak sendirian dalam perasaan yang dimiliki.

“Anda dapat berbicara dengan orang. Itu tidak membuat Anda lemah untuk mendapatkan bantuan menjadi rentan, ada banyak kekuatan di dalamnya. Untuk keluar dan berbagi cerita saya, saya senang melakukannya,” ujar dia.

Di lini depan, Dele berharap absen selama beberapa minggu lagi sebelum mencoba menunjukkan masih memiliki kemampuan untuk tampil di Liga Premier.

4 dari 5 halaman

Trauma Masa Kecil

Dele keluar dari rehabilitasi di Amerika Serikat tiga pekan lalu, dan tidak pernah bisa membayangkan berapa banyak yang akan didapatkan darinya. “Karena banyak yang terjadi ketika saya masih muda, sehingga saya tidak pernah bisa mengerti dan mencari tahu, dan itu terjadi, membantunya di depan itu,” kata dia.

Kemudian dia berhenti saat menangis. Ia mengungkapkan tentang “dianiaya” oleh orang yang bukan anggota keluarga.

“Ibuku seorang pecandu alcohol. Saya dikirim ke Afrika untuk tinggal bersama ayahnya untuk belajar disiplin, dan kemudian saya dikirim kembali,” kata dua.

Ia menceritakan kalau mulai merokok pada usia tujuh tahun, dan menjual narkoba saat usia delapan tahun.

“Dua belas tahun, saya diadopsi. Saya diadopsi oleh keluarga yang luar biasa, saya tidak bisa meminta orang yang lebih baik untuk melakukan apa yang telah mereka lakukan untuk saya. Jika Tuhan menciptakan manusia, itu adalah mereka,” kata dia.

Dele mengungkapkan tidak berhubungan dengan orangtua kandungnya. Ia merasa dikhianati dan dikecewakan setelah mereka klaim pada 2018 keluarga angkatnya memanfaatkan dia.

Dia tidak menyalahkan ibunya sama sekali setelah pergi ke rehabilitas membantunya memahaminya dan apa yang dia alami tetapi sakit hati yang disebabkan oleh klaim tersebut.

 

5 dari 5 halaman

Dapat Dukungan

Bicara soal ayahnya, yang terakhir melakukan kontak saat bermain untuk Inggris, Dele juga tidak ingin menjalin hubungan dengannya.

Dia mengubah nama belakang bajunya menjadi Dele pada 2016, dan mengatakan merasa tidak ada hubungannya dengan nama keluarga Alli.

“Saya ingin menjadi pemain lebih baik, orang yang lebih baik,” ujar dia.

“Saya melihat ke belakang dan saya melakukannya dengan baik, tetapi saya tidak puas dengan itu. Anda tidak dapat mengendarai mobil Anda dengan melihat ke kaca spion. Perjalanan dari sini sangat menyenangkan bagi saya,” ia menambahkan.

Dapat Dukungan

Kapten Inggris Harry Kane mengatakan bangga dengan mantan rekan setimnya di Spurs karena berbicara dan berbagi pengalaman untuk mencoba dan membantu orang lain.

Mantan striker Inggris Gary Lineker menuturkan, wawancara itu sangat kuat dan berani. Ia berharap Dele berhasil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini