Sukses

Bank Dunia Bakal Guyur Rp 17,1 Triliun Buat Energi Bersih dan Gizi Anak di Indonesia

Pembiayaan itu mencakup dukungan keuangan sebesar USD 500 juta dan USD 600 juta untuk upaya peningkatan gizi anak-anak.

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia mengatakan bahwa pihaknya telah menyetujui pembiayaan senilai USD 1,14 miliar atau setara Rp. 17,1 triliun untuk memperluas akses ke listrik yang lebih bersih di Indonesia. 

Melansir Channel News Asia, Rabu (28/6/2023) pembiayaan itu mencakup dukungan keuangan sebesar USD 500 juta atau Rp. 7,5 triliun, dan USD 600 juta atau Rp. 9 triliun lainnya untuk proyek peningkatan gizi anak-anak.

Proyek kelistrikan tersebut akan menghubungkan sekitar 2 juta orang ke jaringan listrik di Indonesia bagian timur, meningkatkan investasi tenaga surya dan membantu Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia meningkatkan kapasitasnya untuk mengelola transisi energi, kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan.

Ini akan didanai bersama oleh Bank Dunia, sektor swasta dan PLN dan termasuk pendanaan dari Canada Clean Energy and Forest Climate Facility dan Clean Technology Fund.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro mengatakan bahwa proyek tersebut "akan memobilisasi keuangan sektor swasta untuk transisi energi di Indonesia dan membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim".

Indonesia, yang menggunakan batu bara untuk sebagian besar listriknya, mentargetkan pemangkasan emisi sebesar 32 persen pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol-bersih pada tahun 2060.

Secara terpisah, Bank Dunia mengkonfirmasi pembiayaan USD 600 juta terhadap upaya Indonesia mengurangi hambatan pada pertumbuhan anak-anak.

Sekitar 21 persen anak balita di Indonesia mengalami pertumbuhan terhambat pada tahun 2022, sekitar 4,5 juta anak, menurut survei pemerintah yang dikeluarkan pada bulan Januari 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indonesia Ngebet Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi di 2045, Ini PR dari Bank Dunia

Bank Dunia mengatakan bahwa, untuk Indonesia mencapai target menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, negara perlu mempercepat, bukan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Pengalaman global bahwa negara-negara yang telah mencapai status pendapatan tinggi mendapatkannya melalui investasi yang dihasilkan oleh pasar terbuka," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen dalam acara peluncuran Indonesia Economic Prospects, Senin (26/6/2023).

"Jadi ada pelajaran yang bisa dipelajari di seluruh dunia. Dalam kasus Indonesia, hal ini berarti menghilangkan batasan-batasan yang tersisa dalam persaingan yang menghambat bisnis, peraturan pengadaan, kebijakan perdagangan internasional, peraturan pasar tenaga kerja, dan peraturan sektor keuangan," sebutnya.

Selain itu, Bank Dunia juga mengajak Indonesia untuk berinvestasi dalam pendidikan dan sumber daya manusia.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan produktivitas jangka panjang, Satu Kahkonen mengatakan, pandemi tidak hanya mengganggu kegiatan ekonomi tetapi juga pendidikan.

"Tantangan belajar sudah ada di Indonesia, bahkan jauh sebelum pandemi. Sayangnya, penilaian pembelajaran global menunjukkan bahwa pandemi memperdalam tantangan ini," bebernya.

Tetapi Bank Dunia tentu melihat Indonesia telah melakukan langkah-langkah yang luar biasa, memitigasi gangguan pendapatan yang disebabkan oleh pandemi.

"Mereka memperkenalkan pendekatan inovatif untuk pendidikan dan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis rumah, guru online, dan kurikulum yang disederhanakan," jelas Satu Kahkonen.

"Kita membutuhkan komitmen dan tindakan yang disengaja sekarang untuk memperkuat pembelajaran anak-anak di Indonesia, dan ini membutuhkan upaya semua pihak, bukan hanya pemerintah. Tetapi juga oleh sekolah, guru, keluarga," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Bank Dunia Ungkap Jokowi Wariskan 3 Dasar untuk Dongkrak Ekonomi di Masa Depan

Bank Dunia mengungkapkan bahwa saat ini terdapat tiga perkembangan ekonomi makro Indonesia yang sedang berlangsung. Ketiganya tersebut akan membantu membangun ketahanan dan ruang kebijakan untuk periode mendatang atau setelah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Perkembangan makro pertama yang sedang berlangsung adalah disinflasi, yaitu penurunan tingkat inflasi," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Habib Rab dalam acara peluncuran Indonesia Economic Prospects edisi Juni 2023, Senin (26/6/2023).

Perkembangan kedua adalah leverage, yaitu pengurangan utang dalam perekonomian.

"Dan perkembangan yang ketiga adalah pengurangan paparan kerentanan ekonomi. Jadi, Anda mungkin ingat dari prospek ekonomi Indonesia terakhir kami bahwa salah satu pesan utama yang kami miliki adalah bahwa mengelola inflasi adalah salah satu masalah manajemen ekonomi makro yang paling menantang," ungkap Habib Rab.

Habib Rab mengakui, tantangan dalam pengelolaan inflasi tak hanya dihadapi Indonesia, tetapi sebagian besar ekonomi di seluruh dunia sejak awal 2022.

Dia melanjutkan, para pembuat kebijakan khususnya menghadapi pertukaran yang sangat tajam antara mendorong pemulihan di satu sisi dengan kebijakan ekonomi makro yang relatif akomodatif dan mengendalikan tekanan harga, di sisi lain dengan kebijakan ekonomi makro yang lebih ketat.

"Kami perkirakan inflasi (Indonesia) akan tetap moderat selama sisa tahun ini. Pasalnya, banyak tekanan dari sisi penawaran yang menyebabkan kenaikan inflasi sebenarnya sudah mulai mereda," ungkapnya.

Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan investasi swasta di Indonesia akan meningkat sedikit karena cukup lesu selama tiga tahun terakhir dan pertumbuhan ekspor, bersamaan dengan perlambatan ekonomi global juga diperkirakan akan melambat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini