Sukses

Boeing Gencar Gunakan Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan, Peluang Bagi Indonesia?

Boeing memiliki sejumlah perjanjian untuk membeli 5,6 juta galon (21,2 juta liter) campuran bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) yang diproduksi oleh Neste.

Liputan6.com, Jakarta Boeing memiliki sejumlah perjanjian untuk membeli 5,6 juta galon (21,2 juta liter) campuran bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) yang diproduksi oleh Neste, produsen SAF terkemuka di dunia.

Hal ini untuk mendukung operasi komersial Boeing di Amerika Serikat sepanjang 2023. Nilai perjanjian ini lebih dari dua kali lipat nilai pengadaan SAF Boeing tahun lalu.

“Kami menunjukkan komitmen kami untuk mengurangi jejak karbon dan mengkatalisasi industri SAF,” kata Wakil Presiden Boeing Urusan Keberlanjutan Lingkungan Sheila Remes dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).

“Pengadaan SAF tahun ini mencapai 25 persen dari total kebutuhan Boeing atas bahan bakar pesawat jet tahun lalu, termasuk untuk penerbangan produksi, pengiriman, Boeing ecoDemonstrator, serta Dreamlifter, dan kami bermaksud meningkatkan jumlah tersebut di tahun-tahun mendatang," lanjut dia.

Perjanjian pembelian tersebut meliputi suplai produk Neste MY Sustainable Aviation FuelTM  (Neste MY SAF) yang dicampur dengan bahan bakar jet konvensional dengan perbandingan 30/70 untuk menghasilkan campuran SAF.

Neste MY SAF terbuat dari 100 persen limbah terbarukan dan bahan baku residu, seperti minyak goreng dan limbah lemak hewan, dan memenuhi kriteria keberlanjutan yang ketat. 

EPIC Fuels dan perusahaan Signature Aviation akan menyediakan 2,3 juta galon, sementara Avfuel akan menyuplai 300.000 galon campuran SAF ini untuk program uji terbang Boeing ecoDemonstrator dan lokasi-lokasi pabrik komersial Boeing di negara bagian Washington dan Carolina Selatan.

Boeing juga membeli tambahan 3 juta galon campuran SAF yang sama dari EPIC Fuels dan Signature Aviation untuk menghasilkan keringanan pengurangan emisi dalam penerbangan pengiriman komersial, Dreamlifter, dan penerbangan eksekutif.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Manfaat

Manfaat tersebut dihasilkan melalui proses book and claim yang menggantikan bahan bakar minyak bumi dengan SAF pada sistem pengisian bahan bakar di luar suplai bahan bakar perusahaan.

Pada 2021, Boeing berkomitmen untuk mewujudkan tujuan agar pesawat komersialnya mampu dan memiliki sertifikasi layak terbang menggunakan 100 persen SAF pada 2030.

SAF menurunkan emisi CO2 sebanyak 80 persen dari siklus hidup bahan bakar, yang berpotensi mencapai 100 persen di masa depan dan sudah dipahami secara luas menawarkan potensi terbesar untuk menghapuskan karbon dari penerbangan dalam waktu 20 hingga 30 tahun mendatang.

Terbuat dari beberapa bahan baku, SAF sudah tersertifikasi untuk penggunaan komersial dan sekarang bisa dicampur hingga 50 persen dengan bahan bakar jet tradisional tanpa memerlukan modifikasi pada pesawat, mesin, atau infrastruktur pengisian bahan bakar.

3 dari 3 halaman

Pulihkan Ekonomi RI, Boeing Buka Peluang Peningkatan Kerja Sama dengan Maskapai

Boeing bersama INACA menyelenggarakan seminar yang berfokus pada pemulihan dan perluasan jaringan penerbangan bertempat di Jakarta.

Seminar ini dihadiri oleh para CEO dan direktur maskapai yang membidangi network, stakeholders aviasi, praktisi aviasi, serta para akademisi.

“Sektor penerbangan Indonesia menyediakan peluang signifikan sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara. Boeing merasa terhormat bisa bekerja sama dengan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) untuk memungkinkan adanya dialog di seluruh industri dengan berfokus pada pemulihan perjalanan udara dan perencanaan jaringan (network planning)," kata Director of International Sales, Boeing Commercial Airplanes, Samir Belyamani, Rabu (7/12/2022).

"Mengingat jumlah penumpang Indonesia yang diperkirakan akan melampaui kebutuhan masa pra-pandemi dalam beberapa tahun ke depan seiring pasar domestik regional yang terus tumbuh, sangatlah penting bagi industri penerbangan Indonesia untuk terus bekerja sama menciptakan kemajuan yang lebih baik lagi menuju pemulihan," tambah dia.

Tujuan dari seminar ini adalah untuk meningkatkan kapasitas penerbangan secara efektif dan efisien agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menyampaikan bahwa untuk menciptakan pemulihan industri penerbangan, Indonesia membutuhkan konektivitas transportasi yang terintegrasi untuk mendukung kelancaran mobilitas dan distribusi logistik, serta mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah.

“Untuk mencapai konektivitas dan akses lalu lintas udara yang prima, diperlukan penataan kembali Hub dan Sub Hub Domestik, termasuk Hub Internasional,” kata Denon yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan KADIN Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.