Sukses

Geram Kena Sanksi Perang Rusia-Ukraina, Rusia Pangkas Produksi Minyak 500 Ribu Barel

Pangkas produksi minyak dunia menyusul pembatasan harga terhadap ekspor minyak Rusia oleh negara Barat, salah satu dari serangkaian tanggapan terhadap perang Rusia-Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Rusia akan memangkas produksi minyak mentah hingga setengah juta barel per hari (bph) mulai bulan Maret 2023. Langkah itu menyusul pembatasan harga terhadap ekspor minyak Rusia oleh negara Barat, salah satu dari serangkaian tanggapan terhadap perang Rusia-Ukraina

"Kami tidak akan menjual minyak kepada mereka yang secara langsung atau tidak langsung mematuhi prinsip-prinsip batas harga," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, dikutip dari CNN Business, Senin (13/2/2023).

"Sehubungan dengan hal tersebut, Rusia akan secara sukarela mengurangi produksi sebesar 500 ribu barel per hari pada bulan Maret. Ini akan berkontribusi pada pemulihan hubungan pasar," sambungnya.

Pemotongan setengah juta barel produksi minyak itu setara dengan 5 persen produksi minyak Rusia.

Novak juga memperingatkan bahwa batas harga minyak mentah dapat menyebabkan penurunan investasi di sektor minyak dan akhirnya menyebabkan kekurangan minyak mentah.

Harga minyak berjangka untuk jenis Brent saat ini melonjak hingga 1,7 persen menjadi USS 86 atau sekitar Rp 1,3 juta (asumsi kurs Rp 15.200 per dolar AS) per barel. Kenaikan ini disebabkan oleh para pengusaha yang mengantisipasi pengetatan pasokan global.

Pada Juni 2022 lalu, Uni Eropa sepakat untuk menghentikan semua impor minyak mentah dari Rusia melalui laut selama enam bulan berikutnya. Langkah ini merupakan salah satu dari sanksi Barat untuk mengurangi kemampuan Moskow mendanai perang di Ukraina.

Tak hanya itu, negara G7 dan Uni Eropa juga sepakat membatasi harga di mana pialang, asuransi, dan pengirim barang Barat dapat memperdagangkan minyak lintas laut Rusia untuk pasar di tempat lain sebesar USD 60 per barel. Awal bulan ini, negara-negara UE juga melarang impor solar dan impor minyak sulingan Rusia.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Minyak Rusia Diskon, Dipatok USD 28 Per Barel

Sejauh ini, minyak mentah ural Rusia diperdagangkan dengan diskon untuk minyak mentah Brent seharga USD 28 per barel pada Jumat pagi (10/2).

Selama beberapa bulan terakhir, India dan China telah membeli minyak murah dari Rusia, ketika UE telah mengakhiri semua impor dari Rusia.

Pada Januari 2023, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan global akan melonjak sebesar 1,9 juta barel per hari. Angka ini akan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 101,7 juta barel per hari, dengan China menyumbang hampir setengah dari kenaikan tersebut.

Dilaporkan, langkah Barat, salah satunya menghentikan impor, ditambah biaya perang di Ukraina telah membebani ekonomi Rusia. Defisit anggaran negara itu telah membengkak menjadi USD 45 miliar tahun lalu atau 2,3 persen dari produk domestik bruto.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Jatuh Usai Dampak Gempa Turki Suriah Tak Parah Merusak Infrastruktur Minyak

Harga minyak dunia turun usai diketahui tak ada kerusakan serius yang disebabkan gempa bumi yang menghancurkan sebagian Turki dan Suriah terhadap infrastruktur minyak.

Harga minyak mentah dunia juga dipengaruhi persediaan minyak AS membengkak dan investor khawatir tentang kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Melansir laman CNBC, Jumat (10/2/2023), harga minyak mentah Brent menetap di posisi USD 84,50 per barel, turun 59 sen, atau 0,7 persen.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di level USD 78,06 per barel, turun 41 sen, atau 0,5 persen. Kedua tolok ukur harga minyak tersebut telah naik lebih dari 5 persen sejauh minggu ini.

Gempa bumi, yang telah menewaskan lebih dari 19.000 orang, pada awalnya menaikkan harga minyak karena kemungkinan bencana tersebut akan merusak jaringan pipa dan infrastruktur lainnya secara serius dan menggusur minyak mentah dari pasar global untuk waktu yang lama.

“Kami tidak akan kehilangan pasokan selama yang kami kira,” kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York.

BP Azerbaijan mengumumkan force majeure pada pengiriman minyak mentah Azeri dari pelabuhan Turki Ceyhan pada Selasa setelah gempa melanda di Senin pagi. "Minyak Azeri terus mengalir ke sana melalui pipa," kata BP Azerbaijan pada Kamis.

Laporan pekerjaan AS yang menguat ikut menimbulkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk mendinginkan inflasi, menekan aset berisiko seperti harga minyak dan ekuitas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.