Sukses

Yahoo PHK 20 Persen Karyawan

Dilaporkan, lebih dari 1.600 pekerja akan diberhentikan dalam pemangkasan karyawan, menunjukkan jumlah karyawan Yahoo saat ini mendekati 8.000 karyawan.

Liputan6.com, Jakarta - Yahoo mengungkapkan akan memberhentikan atau melakukan PHK kepada lebih dari 20 persen tenaga kerjanya pada akhir tahun 2023. 

Melansir CNBC International, Jumat (10/2/2023) Yahoo sendiri telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.000 posisi pekan ini, kata platform email itu dalam sebuah pernyataan.

Pada september 2021, perusahaan ekuitas swasta Apollo Global Management mengakuisisi 90 persen saham Yahoo dari Verizon. Perusahaan memiliki sekitar 10.000 karyawan saat itu, menurut data PitchBook.

Laporan Axios kemudian menyebut, lebih dari 1.600 pekerja akan diberhentikan dalam pemangkasan karyawan, menunjukkan jumlah karyawan Yahoo saat ini mendekati 8.000 karyawan.

Dilaporkan, PHK menjadi salah satu keputusan Yahoo dalam upaya merampingkan operasi di unit periklanan.

"Mengingat fokus baru dari grup Periklanan Yahoo yang baru, kami akan mengurangi tenaga kerja dari divisi Yahoo untuk Bisnis yang sebelumnya hampir 50 persen pada akhir tahun 2023,” kata juru bicara Yahoo kepada CNBC.

"Keputusan ini tidak pernah mudah, tetapi kami yakin perubahan ini akan menyederhanakan dan memperkuat bisnis periklanan kami untuk jangka panjang, sekaligus memungkinkan Yahoo memberikan nilai yang lebih baik kepada pelanggan dan mitra kami," terang juru bicara Yahoo.

Juru bicara itu juga mengatakan perusahaan akan memberikan paket pesangon kepada karyawan yang terdampak PHK. Namun, Yahoo tidak memberikan detail spesifik tentang jumlah atau nilai paket pesangon tersebut.

Selain itu, Yahoo juga mengungkapkan akan mengalihkan upaya kemitraan 30 tahun dengan Taboola, sebuah perusahaan periklanan digital, untuk memenuhi layanan iklan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Boeing Bakal PHK 2.000 Karyawan

Perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat, Boeing berencana memangkas sekitar 2.000 pekerjanya di bagian keuangan dan sumber daya manusia tahun ini. 

Melansir BBC, Rabu (8/2/2023) pemutusan hubungan kerja (PHK) ini terjadi ketika Boeing akan berfokus pada bagian teknik dan manufakturnya.

Boeing menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan karena perusahaan menempatkan lebih banyak sumber dayanya ke dalam produk, layanan, dan pengembangan teknologi.

"Kami telah dan akan terus berkomunikasi secara transparan dengan tim bahwa kami mengharapkan jumlah staf yang lebih rendah dalam beberapa fungsi dukungan perusahaan," kata perusahaan itu kepada BBC.

"Seperti biasa, kami akan mendukung rekan satu tim yang terkena dampak dan memberikan bantuan serta sumber daya untuk mendukung transisi mereka," tambahnya.

Sekitar sepertiga dari pekerja Boeing akan dialihkan ke Tata Consulting Services, yang berbasis di Bangalore (juga dikenal sebagai Bengaluru).

Namun, Boeing juga mengatakan akan terus meningkatkan jumlah karyawannya di bagian teknik dan manufaktur. Setelah memperkerjakan 15.000 karyawan pada 2022 lalu, perusahaan mengatakan akan merekrut 10.000 karyawan baru tahun ini.

Seperti diketahui, Boeing telah menghadapi sejumlah masalah dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mengandangkan 737 Max setelah dua kecelakaan fatal.

Raksasa penerbangan itu telah berupaya memperbaiki pembuatan pesawatnya setelah jet penumpang 737 Max dikandangkan di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan fatal.

Kecelakaan ini terjadi pada 29 Oktober 2018, ketika pesawat milik maskapai Lion Air Penerbangan 610 jatuh ke Laut Jawa 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, menewaskan 189 penumpang dan awak.

Kurang dari lima bulan kemudian, Ethiopian Airlines Penerbangan 302, yang merupakan Boeing 737 Max lainnya dalam perjalanan ke Kenya, jatuh enam menit setelah meninggalkan ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. menewaskan semua 157 penumpang di dalamnya.

3 dari 4 halaman

PHK 12.000 Karyawan, Bos Google Berdalih Hal Ini

Chief executive officer atau CEO Google Sundar Pichai mengatakan kepada karyawan pada hari Senin bahwa akan ada PHK sebagai upaya tindakan tegas karena pertumbuhan perusahaan melambat.

Dalam pertemuan internal, Pichai yang merupakan CEO dari induk Google Alphabet Inc. mengatakan bahwa dia telah berkonsultasi dengan pendiri dan dewan perusahaan dalam membuat keputusan pemotongan 6 persen ini. Bloomberg.

 "Jika Anda tidak bertindak dengan jelas dan tegas dan dini, kami dapat memperparah masalah dan membuatnya jauh lebih buruk," kata Pichai dilansir dari Fortune, Kamis (27/1/2023).

"Ini adalah keputusan yang perlu saya buat," sambungnya.

Google mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan melakukan PHK kepada 12.000 pegawai. Perusahaan ini menjadi raksasa teknologi terbaru yang melakukan penghematan setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan dan perekrutan yang melimpah.

Meskipun spekulasi tentang pemotongan telah berputar-putar selama berbulan-bulan, PHK tersebut tetap mengejutkan bagi beberapa karyawan.

Beberapa menyadari bahwa mereka kehilangan pekerjaan ketika tidak dapat mengakses sistem perusahaan. Namun, Pichai menekankan bahwa pemotongan tersebut merupakan produk dari pertimbangan yang cermat.

"Prosesnya jauh dari acak," katanya.

4 dari 4 halaman

Pemberian Pesangon

Chief People Officer Google Fiona Cicconi dalam pertemuan dengan karyawan mengatakan, jumlah tenaga kerja Google memaksa para eksekutif untuk mempertahankan lingkaran pembuat keputusan yang relatif kecil. 

“Di dunia yang ideal, kami akan memberikan peringatan kepada para manajer, tetapi kami memiliki lebih dari 30.000 manajer di Google,” kata Cicconi. “Kami ingin memberikan kepastian lebih cepat.”

Sementara itu, eksekutif lain mengatakan paket pesangon telah disusun untuk memberi penghargaan kepada pekerja dengan masa kerja yang lama di perusahaan.

Chief Financial Officer Alphabet Ruth Porat menekankan dalam pertemuan tersebut bahwa pemotongan itu dimaksudkan untuk membebaskan perusahaan untuk terus berinvestasi dalam prioritas utama.

“Bertindak lebih awal, dan Anda kemudian menciptakan kapasitas untuk berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang,” kata Porat. "Sesulit ini, itu adalah takeaways."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.