Sukses

Kaivalya Vohra, Miliarder 19 Tahun yang DO Kuliah, Bangun Start Up dan Kini Berharta Rp 1,8 Triliun

Pada 2021, remaja ini mendirikan perusahaan pengiriman bahan makanan Zepto bersama mitra bisnisnya Aadit Palicha.

Liputan6.com, Jakarta Tiap negara memiliki miliarder muda yang tak kalah punya harta berlimpah. Seperti di India, ada Kaivalya Vohra yang masih berusia 19 tahun tapi sudah punya harta sampai USD 120 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.

Status Mukesh Ambani dan Gautam Adani sebagai orang terkaya di India mungkin aman untuk saat ini, tapi tidak dengan tahun-tahun mendatang. Sebab, ada miliarder muda India yang suatu saat bisa jadi menggantikan Mukesh dan Gautam.

Salah satunya ialah Kaivalya Vohra, yang masuk dalam IIFL Hurun India Rich List 2022. Yang membuatnya menonjol dari nama lain adalah usianya.

Menurut India’s The Economic Times, Vohra yang saat ini baru berusia 19 tahun menjadi orang kaya termuda di India dalam daftar tersebut.

Pada 2021, remaja ini mendirikan perusahaan pengiriman bahan makanan Zepto bersama mitra bisnisnya Aadit Palicha.

Namun hari ini, Vohra dilaporkan memiliki kekayaan bersih senilai USD 120 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun, menurut NDTV.

Jadi, siapakah dia sebenarnya?

Pernah terkena dropout Stanford

Melansir South China Morning Post, Selasa (3/1/2023), awalnya Vohra dan Palicha sama-sama belajar ilmu komputer di Universitas Stanford, tetapi ketika pandemi melanda dan kelas online, keduanya memutuskan untuk mengambil jeda perkuliahan demi mengejar usaha lain.

Alhasil mereka meluncurkan aplikasi belanja bahan makanan online Zepto, yang mengirimkan bahan makanan langsung ke depan pintu pengguna hanya dalam waktu 10 menit. Sejak saat itu, bisnisnya terus tumbuh menjadi perusahaan yang sampai saat ini masih berkembang.

“Pada saat gap year kami berakhir, kami telah mengumpulkan cukup banyak modal dan berkembang di luar Mumbai. Tidak perlu khawatir pada saat itu jika kami ingin melanjutkan studi atau meningkatkan Zepto,” katanya.

Namun, orang tua mereka tidak merestui keputusan tersebut apalagi untuk meninggalkan perkuliahannya sehingga perlu sedikit diyakinkan.

“Awalnya, mereka [orang tua saya] skeptis saya tidak mendapatkan gelar. Tapi mereka menyerah karena mereka menyaksikan bisnis berkembang dengan baik,” tambah Vohra.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memulai bisnis di tengah pandemi

Di tengah pandemi, Vohra dan Palicha justru berhasil meluncurkan aplikasi untuk bisnisnya. Saat itu peminat belanja bahan makanan online berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

“Minat pada bahan makanan sebagai ruang datang dari gelombang pertama pandemi, di mana platform online memiliki slot enam-tujuh hari lagi dan orang-orang yang bekerja di toko lokal telah kembali ke desa mereka. Kami mengalami bahwa mendapatkan bahan makanan tepat waktu tidaklah mudah,” ungkap dia.

Vohra, yang juga menjabat sebagai chief technology officer Zepto, mengatakan bahwa perilaku konsumen India telah berubah sejak pandemic menjadi lebih menghasilkan cara baru dalam melakukan sesuatu.

“Ketika kami memulai ini, tidak ada yang berpikir bahwa pengiriman 10 menit akan menjadi suatu hal, dan sekarang kami telah mencapai titik di mana ini adalah ruang dengan pertumbuhan tercepat. Pergeseran konsumen yang terjadi selama Covid dalam hal pemesanan online hadir untuk tetap dengan kenyamanan yang dibawa oleh perdagangan cepat,” jelasnya lebih lanjut.

Sejak diluncurkan, start-up yang berbasis di Mumbai ini telah mengalami lonjakan permintaan yang dramatis dan sekarang tersedia di tujuh kota terbesar di India.

 

3 dari 4 halaman

Lahir di India dan belajar di Dubai

Menurut halaman LinkedIn, Vohra menyelesaikan pendidikan menengahnya di Dubai Collegedan unggul dalam mata kuliah matematika, fisika, dan ilmu komputer.

Remaja itu juga pernah menjadi wakil kepala sekolah, kapten tim bola basket sekolah di bawah 19 tahun dan pendiri Computer Society.

Menurut Forbes, Vohra telah mengenal mitra bisnis dan temannya Palicha, sejak mereka berdua duduk di bangku sekolah dasar. Kemudian mereka tumbuh di kota yang sama yaitu di India.

Zepto telah mengumpulkan USD 360 juta dengan valuasi USD 900 juta

Menurut Forbes, Zepto telah mengumpulkan total dana sebesar USD 360 juta dan perusahaan tersebut sekarang memiliki valuasi sekitar USD 900 juta.

Vohra sangat antusias dengan ekosistem start-up India, yang saat ini menjadi yang terbesar ketiga di dunia.

Dia mengatakan, “Perubahan tersebut patut dipuji selama 10–15 tahun terakhir. Kami bergerak maju dari menyediakan layanan untuk membangun produk. Dengan bertambahnya populasi kelas menengah, kami mulai mengonsumsi lebih banyak lagi. Saya sangat yakin bahwa dekade berikutnya akan menjadi dekade inovasi cepat India.”

Sebelumnya, Vohra dan Palicha juga sempat mendirikan perusahaan pengiriman bahan makanan prekursor pada tahun 2020 bernama Kirana Kart. Akan tetapi, menurut profil LinkedIn Vohra, bisnis itu hanya bertahan setahun sebelum Zepto lahir.

Pria berusia 19 tahun itu menggambarkan pengalaman pertamanya dalam bisnis pengiriman bahan makanan begitu kacau tapi menyenangkan.

“Ini adalah pertama kalinya kami membuat sesuatu yang dapat diskalakan dan setiap kali kami melakukan pengiriman, kami akan duduk dan mengobrol dengan pelanggan dan menanyakan apa yang mereka sukai, dan apa yang tidak mereka sukai. Itu adalah pengalaman yang cukup memuaskan,” ujar dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Rela berkorban untuk sukses

Para penggemarnya mengatakan bahwa Vohra terlihat begitu senang pergi ke pesta Halloween atau berkumpul dengan teman-teman, seperti yang dibagikan di akun Instagram pribadinyanya. Dia mengakui bahwa pengorbanan banyak dilakukan dirinya demi mencapai posisinya saat ini.

“Saya merasa jika Anda ingin membangun bisnis apa pun yang berharap menjadi sukses dan lebih rumit, itu membutuhkan sejumlah pengorbanan tanpa memandang usia Anda,” kata dia.

Namun, anak ajaib itu menambahkan bahwa dia tidak akan mengubah apa pun. “Saya tidak akan menukar ini dengan apa pun, pada dasarnya. Anda tahu, saya bisa kuliah, berpesta dan hal-hal seperti itu, dan saya memiliki banyak teman dekat dari sekolah yang saya temui. Frekuensi berpesta yang akan saya lakukan dengan mereka pasti lebih rendah, tapi itu sepadan dengan pengorbanannya.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.