Sukses

Nasib Harga Emas Dipengaruhi Penjualan Rumah di AS

Liputan6.com, Jakarta Harga emas diperdagangkan sebagian besar tidak berubah, karena penjualan rumah AS yang tertunda sedikit mengejutkan pada Oktober meskipun terdapat penurunan dalam beberapa bulan berturut-turut.

Penjualan rumah tertunda AS turun 4,6 persen pada Oktober, menyusul penurunan 8,7 persen pada September. National Association of Realtors (NAR) mengatakan perkiraan konsensus menyerukan penurunan 5 persen.

Indeks penjualan rumah yang tertunda berada di level 77,1 bulan Oktober lalu setelah mencatatkan 80,8 pada bulan September. Secara tahunan, penjualan rumah yang tertunda turun 37 persen dari Oktober 2021.

Dilansir dari laman Kitco News, Senin (5/12/2022), Kepala Ekonom NAR Lawrence Yun, menyebut kenaikan suku bunga membebani permintaan perumahan AS.

"Oktober adalah bulan yang sulit bagi pembeli rumah karena mereka menghadapi tingkat hipotek yang tinggi selama 20 tahun. Wilayah Barat, khususnya, menderita akibat kombinasi suku bunga tinggi dan harga rumah yang mahal. Hanya Midwest yang memperoleh keuntungan,” ujar Yun.

Sisa tahun ini dapat melihat peningkatan permintaan karena tingkat hipotek tampaknya telah mencapai puncaknya.

Ekonom sangat memperhatikan angka penjualan rumah yang tertunda, karena indeks dipandang sebagai barometer ke depan untuk pasar perumahan. Jeda satu atau dua bulan biasanya terjadi antara kontrak dan penjualan yang selesai.

Menyusul rilis data, emas sebagian besar tidak berubah setelah memangkas kembali kenaikan pagi setelah revisi PDB Q3 yang lebih baik dari perkiraan. Harga emas berjangka Comex Februari terakhir di USD 1,767.10, naik 0,19 persen. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Pekan Lalu

Harga emas tergelincir pada perdagangan Jumat dan mundur dari posisi tertinggi dalam hampir empat bulan. Penurunan harga emas dunia ini terjadi setelah data pekerjaan AS yang kuat meningkatkan kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS atau the Fed mungkin akan mempertahankan kebijakan moneter yang agresif.

Mengutip CNBC, Sabtu (3/12/2022), harga emas di pasar Spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.794,96 per ons, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 10 Agustus di USD 1.804,46 per ons.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS turun 0,31 persen menjadi USD 1.809,6 per ons.

Data menunjukkan pengusaha di AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diperkirakan pada bulan November dan menaikkan upah meskipun ada kekhawatiran resesi yang meningkat.

"Dengan jumlah pekerjaan AS yang datang jauh lebih kuat dari yang diperkirakan, apa yang kami lihat adalah kekhawatiran bahwa Fed mungkin perlu melangkah lebih jauh dengan kenaikan suku bunga yang diharapkan," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge, David Meger.

“Anda akan melihat tekanan pada sebagian besar kelas aset hari ini, bukan hanya komoditas logam mulia.” tambah dia.

3 dari 3 halaman

Pernyataan The Fed

Selain itu, Presiden Fed Chicago Charles Evans menyatakan dalam sebuah acara bahwa ada kemungkinan puncak suku bunga akan sedikit lebih tinggi dari yang saat ini.

"Meskipun kami juga ada kemungkinan besar untuk menurunkan laju kenaikan suku bunga dari 75 bps," kata dia.

Fed masih menyiratkan peluang untuk menaikkan bunga acuan 75 persen ke kisaran 4,25 persen-4,5 persen pada pertengahan Desember.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena ini meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga emas masih bersiap untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut, naik 2,2 persen sejauh minggu ini, karena dolar AS turun setelah pidato dovish Ketua Fed Jerome Powell minggu ini.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.