Sukses

Bisa Dicoba Nih 3 Trik Berbisnis Bagi Pemuda yang Ingin Merintis Usaha

Bisnis ini dimulai sebagai platform e-commerce bernama Sociolla pada tahun 2015.

Liputan6.com, Jakarta Meluncurkan startup tanpa pengalaman bisnis mungkin menakutkan. Akan tetapi, itu tidak menghentikan tekad Chrisanti Indiana yang saat itu baru berusia 24 tahun ketika mendirikan Social Bella.

“Anda tidak akan rugi apa-apa, itu sebenarnya manfaat memulai sejak muda,” kata Indiana, yang sekarang berusia 31 tahun seperti dilansir CNBC, Rabu (2/11/2022).

Pengecer kecantikan dan perawatan pribadi asal Indonesia ini telah mengumpulkan sekitar USD 225 juta sejak 2018. Selain itu, dia juga mampu menarik daftar investor yang mengesankan termasuk East Ventures, Jungle Ventures dan Temasek.

Bisnis ini dimulai sebagai platform e-commerce bernama Sociolla pada tahun 2015, tetapi kini telah berkembang menjadi 48 toko di Indonesia dan 13 toko di Vietnam.

Dari kesuksesannya tersebut, dia kemudian punya tips-tips yang bisa diikuti siapa pun pemuda yang ingin jadi pengusaha. Berikut ini tips berbisnis darinya.

1. Gesit

Saat menjalankan bisnis, beradaptasi dengan perubahan adalah yang terpenting, kata Indiana, terutama saat Anda tidak mengharapkannya.

Seperti semua bisnis di seluruh dunia, Indiana harus menavigasi pandemi Covid, yang bertepatan dengan ulang tahun kelima perusahaannya, katanya.

“Kami sangat bersemangat pada tahun 2020 kami merencanakan banyak kampanye dan acara, dan kemudian pandemi melanda. Itu cukup mengejutkan,” tutur Indiana.

“Ada penguncian dan suasananya sangat berbeda. Bukan hanya untuk pelanggan, tetapi juga untuk tim,” imbuhnya.

Sebagai chief marketing officer, Indiana dengan cepat memimpin perubahan selama “masa yang sangat membingungkan” tersebut. Dengan beralih ke acara online dan mengalihkan fokusnya dari makeup ke perawatan diri dari rumah.

“Itu adalah kurva pembelajaran yang curam karena Anda juga perlu mengelola tim, memastikan bahwa semua orang baik-baik saja dan memberi tahu mereka bahwa kita dapat melewati ini bersama-sama,” kata Indiana.

“Ini tentang memastikan bahwa Anda cukup gesit untuk melalui perubahan dinamis.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Lakukan apa yang benar

Ide untuk Sociolla muncul pada tahun 2015, ketika Indiana menemukan menjamurnya produk makeup palsu secara online di Indonesia.

Produk-produk itu terkadang dijual dengan “sebagian” dari harga aslinya, katanya.

Platform e-commerce adalah solusi Indiana untuk masalah tersebut. Dengan demikian, konsumen bisa mendapatkan produk yang aman, asli, dan disertifikasi oleh otoritas Indonesia.

“Sejak kami mulai kami memastikan bahwa kami hanya bekerja dengan distributor resmi atau hanya pemilik merek,” ujarnya.

Tetapi pendekatan itu tidak mudah, terutama ketika kesadaran tentang keaslian produk kecantikan saat itu masih rendah, kata Indiana.

“Ketika Anda memiliki bisnis, Anda ingin sukses. Tetapi pada saat yang sama, Anda juga ingin memastikan bahwa Anda melakukan hal yang benar,” tambahnya.

Dia mengatakan, “Merupakan tantangan untuk benar-benar mengedukasi konsumen bahwa murah tidak selalu berarti lebih baik.”

Alhasil strategi itu tampaknya membuahkan hasil. Social Bella sekarang memiliki lebih dari 30 juta pengguna di semua unit bisnisnya, menurut Indiana, menjual inventaris 12.000 produk dari 400 merek di seluruh dunia.

Selain itu, bisnis ini juga menarik perhatian investor — putaran penggalangan dana terbarunya meraup $56 juta, dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta AS L Catterton.

“Ini adalah perjalanan yang panjang, tetapi saya sangat bangga bahwa kami memilih untuk melakukan hal yang benar sejak hari pertama dan hingga hari ini,” ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

3. Pilih pemimpin yang tepat

Meski menjadi pengusaha muda tidak pernah menahannya, Indiana mengakui ada “banyak hal” yang tidak dia ketahuinya tentang menjalankan bisnis.

Itulah sebabnya Indiana mengaitkan sebagian kesuksesan Social Bella dengan latar belakang dan keahlian para pendirinya yang beragam.

Indiana, yang memiliki latar belakang di industri kreatif, memimpin branding dan pemasaran — sementara saudara laki-laki Christopher Madiam, yang mempelajari komputasi, membawa pengetahuan teknis ke meja.

“Memiliki dua co-founder saya sangat penting bagi saya, kami saling mendukung dan kami memiliki dinamika yang sangat hebat,” kata Indiana.

Kakaknya bernama Madiam, yang telah menjadi panutan bagi Indiana sejak dia masih muda, telah menjadi sumber kekuatan khusus, katanya.

“Dia terus mendorong saya untuk tumbuh, belajar, dan menerima tantangan dengan pikiran terbuka dan sikap positif,” katanya.

“Lebih mudah untuk memberi tahu orang-orang hal-hal baik yang ingin mereka dengar, tetapi Chris selalu jujur kepada saya. Dan itu adalah satu hal yang paling saya syukuri.”

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.