Sukses

Harga Emas Runtuh Usai Data Tenaga Kerja AS Mendukung Kenaikan Bunga The Fed

Harga emas di pasar spot turun 0,9 persen ke level USD 1.695,40 per ounce pada perdagangan Jumat. Namun naik sekitar 2 persen sepanjang pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada penutupan perdagangan Jumat. Penurunan harga emas hari ini terjadi setelah laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan analis sehingga memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed akan menerapkan kenaikan suku bunga yang agresif.

Kenaikan suku bunga The Fed yang agresif ini akan mendorong kenaikan nilai tukar dolar AS dan imbal hasil obligasi. Hal ini tentu saja berimbas kepada pelemahan harga emas karena investor mengalihkan portofolio mereka.

Mengutip CNBC, Sabtu (810/2022), harga emas di pasar spot turun 0,9 persen ke level USD 1.695,40 per ounce. Harga emas ini telah naik sekitar 2 persen sepanjang pekan ini. Sedangkan harga emas berjangka AS tergelincir 1 persen menjadi USD 1.703,40 per ounce.

"Pelaku pasar melihat laporan ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan sebagai dorongan lebih lanjut bagi The Fed untuk menaikkan lagi 75 basis poin pada pertemuan awal November," kata analis senior di Heraeus Precious Metals New York, Tai Wong.

“Jika emas batangan tidak menahan support di USD 1.690 per ounce, itu bisa menguji ulang level USD 1.660 per ounce. Pelaku pasar sekarang akan fokus pada data inflasi yang akan dirilis minggu depan, serta risalah Fed." tambah dia.

Data menunjukkan pengusaha AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada September kemarin, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Logam Mulia Lain

Harga emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga The Fed karena hal ini meningkatkan biaya memegang emas batangan. Pertama karena kenaikan suku bunga the Fed biasanya membuat dolar AS menguat dan hal ini menjadikan harga emas lebih mahal jika investor membeli dengan mata uang di luar Dolar AS.

Kedua, kenaikan bunga The Fed biasanya akan diikuti dengan kenaikan obligasi AS dan hal ini menekan emas karena obligasi selain memberikan keuntungan dari kenaikan harga juga memberikan imbal hasil. Investor biasanya akan mengalihkan portofolio mereka ke obligasi dari instrumen lainnya.

Menurut data, dolar AS melonjak 0,3 persen terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Benchmark imbal hasil Treasury AS juga naik.

Untuk logam mulia lain, harga perak turun 2,7 persen menjadi USD 20,10 per ounce, tetapi berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Juli dengan melonjak 6,5 persen.

Platinum kehilangan 1,1 persen menjadi USD 912,07 per ounce dan menuju minggu terbaik sejak Februari 2021. Palladium turun 3,1 persen menjadi USD 2.190,78 per ounce.

3 dari 3 halaman

Perdagangan Kemarin

Harga logam mulia dunia sedang melandai. Harga emas hari ini di pasar global turun 2,6 persen di posisi USD 1.671,8o/oz untuk enam bulan berturut-turut.

Harga emas harus mengalah dipicu dua hambatan yakni lonjakan dolar dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, menurut World Gold Council (WGC ).

Melansir miningweekly, Jumat (7/10/2022), Dewan mengatakan September adalah bulan yang menantang bagi sebagian besar aset, dengan ekuitas global turun 9,5 persen, obligasi global turun 5,1 persen dan komoditas turun 8,4 persen.

Meskipun kinerjanya relatif lebih baik dan karenanya merupakan diversifikasi yang baik, emas bukanlah lindung nilai krisis seperti sebelumnya, tentu saja jika diukur dalam dolar.

Namun, bagi investor non-AS, kinerja emas sejauh ini tetap kuat.

Menambah tekanan pada harga emas adalah dolar AS. Harga emas berjangka jatuh ke posisi bersih terpendek mereka dalam empat tahun.

"Selain itu, arus keluar dana yang diperdagangkan di bursa emas terus berlanjut, dengan kepemilikan turun 95 t selama sebulan," kata WGC.

Dikatakan jika resistensi harga di bawah tekanan ini, bagaimanapun, cukup mengesankan. WGC, mencatat bahwa emas mencapai level terendah harian bulanan di USD 1615/oz tetapi pulih untuk mengakhiri bulan di atas USD 1670/oz.

WGC menyoroti keterputusan antara apa yang disarankan oleh pendorong jangka panjang emas dan bagaimana harga emas sebenarnya.

Dikatakan bahwa residu positif yang besar selama tahun 2022 kemungkinan merupakan hasil dari premi risiko geopolitik emas yang tidak terukur atau berpotensi perubahan sensitivitas emas terhadap beberapa variabel yang mendasarinya. WGC mengatakan mereka yakin kedua faktor itu berperan.

"Dalam kasus perubahan sensitivitas, kami percaya investor kurang peduli - tetapi tidak peduli - tentang kenaikan suku bunga, karena ekspektasi suku bunga tetap berlabuh pada tingkat yang jauh lebih rendah," kata dewan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.