Sukses

Menunggu Pidato Gubernur The Fed, Nilai Tukar Rupiah Menguat

Beberapa pengamat ekonomi menyebutkan ekspektasi pidato Gubernur The Fed Jerome Powell malam nanti mungkin akan menyerukan dukungan pada kenaikan suku bunga.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat pagi ini bergerak menguat. Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi di tengah pelaku pasar yang menunggu pidato Gubernur Bank Sentral As atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.

Pada Jumat (26/8/2022), rupiah pagi ini menguat 29 poin atau 0,19 persen ke posisi 14.796 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.825 per dolar AS.

"Fokus pasar menantikan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dikutip dari Antara.

Beberapa pengamat ekonomi menyebutkan ekspektasi pidato Powell malam nanti mungkin akan menyerukan dukungan pada kenaikan suku bunga pada September, walau tidak akan menyebutkan besarannya.

Hal itu sejalan dengan pernyataan para pejabat The Fed lainnya yang masih memandang perlunya kenaikan suku bunga untuk terus menekan inflasi di AS.

Laporan inflasi Agustus AS menunjukkan penurunan, tetapi masih dipandang sebagai imbas langsung dari kenaikan suku bunga agresif The Fed dan bukan karena pulihnya ekonomi. Hal itu yang mendorong The Fed tetap perlu menjaga tingkat suku bunga tinggi untuk sementara waktu.

Tetapi Powell telah menyebutkan akan menghentikan langkah kenaikan suku bunga agresif The Fed, yang sebelumnya sempat naik 75 basis poin pada dua pertemuan sebelumnya.

Powell pada pidato-pidato sebelumnya mengindikasikan kenaikan hanya 25 basis poin pada pertemuan September mendatang, sedangkan banyak pejabat The Fed lainnya mengharapkan kenaikan setidaknya 50 basis poin, yang menyebabkan sikap hati-hati pasar memprediksi besaran kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Seleksi Bank Distributor Rupiah Digital

Bank Indonesia (BI) tengah menseleksi perbankan maupun perusahaan-perusahaan sistem pembayaran terbesar untuk mendistribusikan rupiah digital.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pihak bank sentral memilih untuk mendistribusikan rupiah digital secara grosir (wholesale), yakni hanya kepada perbankan maupun perusahaan payment system terbesar.

"Kita sedang dalam proses menseleksi pemain terbesar dalam bank, perusahaan sistem pembayaran yang akan dimandatkan untuk mendistribusikan rupiah digital," ujar Perry dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (BMEB) ke-16, Kamis (25/8/2022).

Perry menyampaikan, Bank Indonesia bakal menyalurkan rupiah digital hanya kepada perbankan atau perusahaan sistem pembayaran terpilih, dengan dapat menggunakan Distributed Ledger Technic (DLT) yang dimiliki masing-masing.

"Platform distribusinya akan menggunakan DLT blockchain, dan perbankan terpilih nantinya akan punya dua akun, yakni akun digital dan akun standar," terangnya.

 

3 dari 3 halaman

Kedaulatan Negara

Menurut dia, keberadaan rupiah digital jadi salah satu bentuk kedaulatan negara yang jadi tanggung jawab pihak bank sentral, khususnya saat dunia sedang berfokus pada isu digitalisasi.

"Tidak ada negara di dunia ini tanpa kedaulatan daripada mata uangnya, baik itu dolar Amerika Serikat, euro, yuan China, juga rupiah," ungkap dia.

"Itu lah mengapa Bank Indonesia perlu mencermati CBDC (central bank digital currency). Itulah alasan mengapa Bank Indonesia sedang dalam proses merilis rupiah digital," tegas Perry.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.