Sukses

Pertamina Hulu Rokan Bidik Pengeboran Sumur Baru di Blok Rokan

Pertamina Hulu Rokan membidik sejumlah sumur-sumur baru di wilayah Blok Rokan. Blok Rokan digadang menjadi salah satu potensi penghasil lifting minyak terbesar pasca alih kelola

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jafee A. Suardin mengungkap rencana perusahaan kedepannya. Salah satunya membidik sejumlah sumur-sumur baru di wilayah Blok Rokan.

Apalagi, Blok Rokan digadang menjadi salah satu potensi penghasil lifting minyak terbesar pasca alih kelola. Ia menyebut telah menyiapkan rencana jangka panjang untuk mengejar target lifting minyak 1 juta BOPD di 2030.

"Kami sudah memabngun longterm plan, dimana potensi di Rokan berbagai macam potensi tu bisa nanti pada saatnya kami develop juga, seabgai contoh misalnya ada low reservoir," katanya dalam diskusi Capaian dan Tantangan Satu Tahun Pengelolaan Blok Rokan yang digelar Reforminer Institute, Kamis (18/8/2022).

Jafee menegaskan banyak potensi lainnya yang ada di wilayah kerja yang digarapnya. Dengan adanya pengembangan (development), banyak potensi untuk peningkatan produksi minyak. Namun tak sebatas pada proses pengeboran.

"Jadi gak hanya drillling, itu sebagian langkah, dan hanya untuk cadangan-cadangan baru," ujarnya.

Ia menerangkan, dalam upaya menjaga produksi migas kedepan, PHR telah melakukan eksplorasi sumur. Yang jadi target adalah lokasi-lokasi yang lebih baru.

"Kita lakukan drilling, targetnya itu adalah Desember-Januari (mengebor di) unconventional, dimana kedalamannya 2-3 kali lipat lebih dalam," ujarnya.

"Ini sudah berjalan, jadi benar-benar kami targetkan dua sumur untuk eksplorasi di unconventional," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kejar 500 Sumur

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan untuk mengebor 500 sumur di 2022 di Wilayah Kerja atau Blok Rokan di Riau.

Berdasarkan hitungan PHR, biaya untuk mengebor 1 sumur membutuhkan biaya USD 600 ribu sampai USD 2 juta, bergantung pada kedalaman sumur.

Ini diungkapkan Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin saat meninjau salah satu Rig Blok Rokan di Pekanbaru, Riau, Senin (8/8/2022).

"Mungkin sebagai gambaran, (biaya) per sumur kurang lebih USD 600 ribu sampai USD 2 juta tergantung kedalaman sumur tersebut. Belum nanti ada perbaikan-perbaikan infrastruktur gas," jelas dia kepada media massa sepert dikutip Selasa (9/8/2022).

Dia mengatakan pencapaian ini terdorong dari dukungan PT Pertamina sebagai induk usaha dan pemerintah terkait investasi produksi migas.

PHR mencatatkan tingkat produksi sekitar 161 ribu BOPD (barel minyak per hari), jauh lebih baik dibandingkan prediksi yang berada di kisaran 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif.

Produksi WK Rokan saat ini berkontribusi sekitar seperempat dari total produksi minyak nasional.

Sejak hari pertama alih kelola, PHR langsung tancap gas dengan rencana kerja yang masif dan agresif melalui target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru pada tahun 2022. Jumlah rig pengeboran meningkat dari 9 rig menjadi 21 rig pada saat ini.

Jumlahnya akan terus ditambah menjadi hingga 27 rig pada akhir tahun. Begitu juga dengan jumlah rig kerja ulang dan perawatan sumur (WO/WS), dari 25 rig kini menjadi 32 rig WO/WS.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

370 Sumur dalam Setahun

Selama setahun sejak alih Kelola, PHR berhasil mengebor lebih dari 370 sumur baru dan melaksanakan lebih dari 15.000 kegiatan WOWS.

Selain pengeboran sumur baru dan pengerjaan ulang sumur, optimalisasi potensi WK Rokan juga ditempuh melalui, di antaranya, penjagaan tingkat base production, pengeboran sumur sisipan, teknologi injeksi air dan uap, Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) hingga pengembangan potensi Migas Non Konvensional (MNK).

PHR juga mengoptimalkan dukungan teknologi --termasuk berbagai inovasi digital dan pemanfaatan atau kecerdasan buatan-- untuk mendorong tercapainya operasi yang selamat, andal dan efisien.

 

4 dari 4 halaman

Ajukan Rencana Pengembangan

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) secara resmi mengajukan draf rencana pengembangan (plan of development/ POD) dari proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Tahap 1 di Lapangan Minas Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.

Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin menyerahkan dokumen tersebut kepada Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam kunjungan kerja di Kompleks PHR di Rumbai, Pekanbaru, pada Senin (8/8).

Kunjungan kerja ini juga bertepatan dengan peringatan satu tahun alih Kelola WK Rokan ke PHR serta inagurasi fasilitas Digital & Innovation Center.

Penyerahan dokumen juga disaksikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip. Finalisasi dari rancangan POD ini selanjutnya direncanakan dapat diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan.

”Pengembangan CEOR merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti, atau KKP, PHR kepada pemerintah untuk peningkatan cadangan dan/atau produksi dalam periode lima tahun pertama sejak alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu,” ungkap Jaffee A. Suardin.

PHR berencana menjalankan CEOR Tahap 1 melalui injeksi perdana surfaktan di Lapangan Minas sekitar akhir 2025 guna memenuhi tata waktu sesuai KKP.

Rencana pelaksanaan Tahap 1 mencakup 37 sumur termasuk sumur produksi, injector, observasi, dan disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7 spot inverted irregular. Surfaktan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk melepaskan sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan di reservoir. Surfaktan bekerja menurunkan tegangan antar muka antara minyak bumi dengan air sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak bumi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.