Sukses

Menengok Proses Produksi Timah di Unit Metalurgi Muntok, Pernah Jadi Terbesar di Dunia

Bijih timah diproses untuk kepentingan pembuatan bahan elektronik hingga kemasan makanan.

Liputan6.com, Bangka Belitung - Perusahaan pelat merah di bidang pengolahan timah, PT Timah Tbk menargetkan peningkatan produksi bijih timah di tahun ini. Proses produksi salah satu kunci guna mengejar target tersebut.

Kepala Unit Metalurgi Muntok PT Timah, Wiyono membagikan sejumlah langkah produksi di kawasan yang dipimpinnya. Mulai dari pengeringan hasim tambang, hingga pencetakan timah yang siap untuk diekspor.

Di bagian ini, bijih timah hasil tambang akan di upgrade kualitasnya. Artinya, adanya proses pemisahan antara mineral timah dengan mineral lain yang ikut dari proses penambangan.

"Proses smelting, proses dia meng-upgrade biji timah, jadi biji timahnya diupgrade dari kadar lowgrade 20-30 persen menjadi 70 persen itu tin content namanya," kata dia kepada wartawan di Unit Metalurgi Muntok, Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, ditulis Jumat (24/6/2022).

Pada proses ini, bijih timah hasil tambang lebih dulu dikeringkan untuk mengurangi kadar air yang terkandung. Lalu, digunakan sebuah alat guna memisahkan antara bijih timah (sn) dan mineral pengikut lainnya.

Kapasitas yang dimiliki pada tahapan ini bisa mencapai sekitar 5.000 ton OR per bulan. Nantinya, menghasilkan sekitar 1.500-2.000 ton sn.

"Dari tin content ini masuk ke proses smelting, smelting ini dari pasir tadi, pasir ini masuk ke tanur nya dilebur kurang lebih 1300-1400 derajat (celcius). Outputnya timah cair. Timah cair ini nanti dimurnikan, nanti ada yang besinya dibuang kemudian jadi tin ingot, balok tin ingot," terangnya.

Proses melelehkan timah ini membutuhkan waktu sekitar 24 jam. Guna melelehkan bijih timah menggunakan tanur atau tungku. Di Unit Metalurgi Muntok ini ada sekitar 6 tanur sebagai kapasitas terpasang.

Tiap tanurnya memiliki kemampuan produksi hingga 50 ton per hari. Secara rata-rata PT Timah mengoperasikan 3 tanur, meski bergantung pada jumlah hasil bijih timah yang masuk ke pabrik ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Electronic Grade

Di tempat ini, bijih timah diproses untuk kepentingan pembuatan bahan elektronik. Ini juga nantinya diekspor ke negara-negara produsen alat elektronik seperti Korea Selatan.

Kemudian jadi bahan untuk handphone, kamera, ada timahnya. Timahnya itu mayoritas berasal dari kita misalnya, tapi ini yang untuk electronic grade," katanya.

Di sisi lain, ada produksi yang juga mengkhususkan produk timah untuk kemasan makanan dan minuman. Di bagian ini, dibutuhkan kadar timah yang lebih tinggi ketimbang peruntukan barang elektronik.

"Kalau yang untuk foodgrade kita pabriknya disitu karena timahnya 99,99 persen, itu untuk foodgrade. Itu banyak jadi kita ekspor ke Eropa nanti dia jadikan can, kaleng kemasan. Kalau yang untuk electronic grade kan yang (kandungan timah) 99,93 (persen)," dia menjelaskan.

Informasi, unit metalurgi menjadi tempat untuk mengolah bijih timah, bijih timah yang penambangan darat maupun laut diolah di Unit Metalurgi.

Proses pengolahan mulai dari peleburan, pemurnian, hingga menjadi timah batangan dengan kadar terbaik diolah di Unmet. Termasuk ekspor juga melalui dermaga yang ada di Unmet.

 

3 dari 4 halaman

Terbesar di Dunia

Terpisah, Kepala Museum Timah Indonesia Muntok, Fakhrizal Abu Bakar menyampaikan smelter di Muntok, Bangka Barat ini pernah didapuk menjadi lokasi peleburan timah terbesar di dunia.

Perjalanan awalnya, pabrik peleburan ini diinisiasi oleh Presiden Direktur Perusahaan Negara Tambang Timah Bangka, Ukar Bralakusumah pada 1953 lalu.

Kemudian, proyek pembangunan awal dilakukan klocker-humboldt-Industrie aalagen GmbH pada 1967. Pada 1970-1971 proyek diambil alih teknisi dari Indonesia.

Selanjutnya, pada 1972 ada tambahan 3 buah Tanur tetap dengan kapasitas 27 ribu ton. Pada 1975 kapasitasnya ditingkatkan menjadi 28.500 ton dari tanur tetap dan tanur putar yang masing-masing berjumlah tiga unit.

Pada 1981 kapasitas ditingkatkan lagi menjadi 33 ribu ton. Dan pada 1987 kapasitas 37.000 ton. Ekspor perdana batangan timah atau balok tin ingot dilakukan pada 1992 silam.

 

4 dari 4 halaman

Produksi Saat Ini

Produksi Bijih Timah Kuartal I 2022

Sebelumnya, mengacu kinerja operasi, produksi bijih timah pada kuartal I 2022 tercatat sebesar 4.508 ton. Jumlah ini turun 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton.

Dari jumlah tersebut, 35 persen atau 1.583 ton berasal dari penambangan darat. Sedangkan sisanya 65 persen atau 2.925 ton berasal dari penambangan laut.

Produksi logam timah kuartal I 2022 juga turun sebesar 8 perse menjadi 4.820 Mton dari periode kuartal I 2021 sebesar 5.220 Mton.

Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 5.703 Mton atau turun sebesar 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5.912 Mton.

Harga jual rerata logam timah pada kuartal I 2022 sebesar USD 43.946 per Mton atau naik signifikan 76 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 24.992 per Mton.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.