Sukses

Menangkan Persaingan, E-Commerce Wajib Kuasai Sejumlah Hal Ini

Banyak faktor penting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih platform e-commerce ketika akan berbelanja secara online.

Liputan6.com, Jakarta Banyak faktor penting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih platform e-commerce ketika akan berbelanja secara online. Beberapa di antaranya kualitas dan harga produk, banyaknya promosi, pilihan metode pembayaran, customer service, rating/review toko, dan yang tak kalah penting ialah layanan pengiriman yang ditawarkan.  

Melihat hal tersebut, Ipsos, perusahaan riset pasar atau market research global, yang ada di Indonesia, kembali mengumumkan hasil survei terbarunya mengenai persepsi konsumen terhadap layanan pengiriman pada platform e-commerce di Indonesia.

Pada survei yang diadakan tatap muka pada Januari 2022 dan melibatkan 1.051 responden dari 15 kota besar di Indonesia itu menemukan bahwa mayoritas konsumen menilai produk yang ditawarkan atau dijual di e-commerce Tokopedia memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan pesaingnya.

“Layanan pengiriman merupakan hal yang krusial karena sangat berpengaruh terhadap pengalaman belanja dan tingkat kepuasan konsumen," kata Research Director Brand Health Tracking Ipsos in Indonesia Lioni Halim dikutip dari Antara, Selasa (19/4/2022).

​​"Banyaknya pilihan jasa pengiriman yang disediakan akan memberikan kepuasan tertentu bagi konsumen. Terlebih lagi ketika layanan pengiriman tersebut baik, cepat, dan mudah dilacak. Dari hasil survei ini, dapat disimpulkan layanan pengiriman Tokopedia unggul dibandingkan merek e-commerce lainnya,” ujar Lioni Halim.

Sama halnya dengan kualitas produk, layanan pengiriman juga mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih e-commerce. Layanan pengiriman mencakup durasi pengiriman, variasi atau pilihan jasa pengiriman atau kurir, serta fitur pelacak atau tracking pengiriman.

Ketiga hal tersebut sangat berkaitan satu sama lain dan penting bagi pengalaman berbelanja serta kepuasan konsumen.

Soal durasi pengiriman, mayoritas responden (52 persen) mengakui Tokopedia sebagai e-commerce dengan layanan pengiriman tercepat. Shopee berada di urutan kedua (45 persen), lalu Lazada 43 persen, OLX 40 persen, dan Bukalapak urutan kelima 30 persen.

Berdasarkan variasi layanan pengiriman, Tokopedia unggul dibandingkan e-commerce lainnya. Sebanyak 33 persen responden menilai Tokopedia menawarkan pilihan layanan pengiriman lebih banyak. Posisi kedua ditempati Shopee dengan persentase 28 persen, kemudian Lazada 26 persen, 25 persen dan OLX 20 persen.

Untuk fitur pelacakan/tracking, sebesar 29 persen responden menilai Tokopedia memiliki fitur pelacak pengiriman atau orderan yang informatif. Urutan kedua ditempati Shopee 18 persen, Lazada 16 persen, Bukalapak dan Blibli 11 persen.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kualitas Produk

Kualitas produk tentu menjadi faktor penting dalam kepuasan konsumen. Ketika konsumen kecewa dengan kualitas produk yang ia beli, ia akan berpotensi beralih kepada pilihan toko online lainnya, bahkan mungkin e-commerce pesaing.

Oleh karena itu, penting bagi platform e-commerce untuk memerhatikan kualitas produk yang tersedia.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa mayoritas konsumen 74 persen menilai produk-produk yang tersedia atau dijual di Tokopedia memiliki kualitas yang paling baik.

Diikuti oleh Shopee dan Lazada yang memiliki persentase yang sama, yaitu 63 persen, lalu Bukalapak 50 persen dan OLX 40 persen.

Pada survei ini juga diketahui media sosial milik Shopee (54 persen) paling populer di kalangan pengguna e-commerce, popularitas posisi kedua diduduki oleh media sosial Lazada 41 persen, disusul Tokopedia 40 persen, Bukalapak 31 persen, dan Blibli 29persen .

3 dari 4 halaman

Teten Masduki: E-Commerce Harus Dibanjiri Produk UMKM

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta produk UMKM membanjiri e-commerce. Tujuannya untuk mengakselerasi UMKM melirik sektor digital.

Ia menyebut, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar percepatan transformasi digital KUMKM harus segera dilakukan. Di mana tahun ini ditargetkan menembus 20 juta UMKM dan 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2023.

“Koperasi dan UMKM harus menjadi pemain utama dalam perdagangan digital. Produk KUMKM harus membanjiri e-commerce dalam negeri. Di mana hal ini juga perlu komitmen dari e-commerce nya. Karena semua diuntungkan, tak ada yang dirugikan,” ucap Menteri Teten dalam acara Rapat Forum Ekonomi Digital Kominfo IV dengan tema ‘e-Commerce’ yang diselenggarakan Kominfo, di Grand Hyatt Jakarta, Senin (4/4/2022).

Menteri Teten didampingi Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah. Selain itu hadir pula, Menkominfo Jhonny G Plate, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, secara virtual Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, serta perwakilan platform e-commerce lainnya.

Menteri Teten melanjutkan, dalam mempercepat target UMK Go Digital, juga dibutuhkan peningkatan kualitas, kompetitif, akses rantai pasok produk dan akses modal dengan pendekatan inovasi serta teknologi untuk Koperasi dan UMKM. Kemudian juga harus ada peningkatan kualitas SDM KUMKM, dalam upaya pertumbuhan wirausaha muda dan baru yang produktif, kreatif dan siap bersaing di pasar global.

Ia menyebut, di antaranya beberapa komitmen yang berhasil ditelurkan pada rakornas tersebut oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem ekonomi digital.

Pertama, terdapat 7 sektor kelompok strategis/prioritas untuk disasar dalam upaya percepatan transformasi digital KUMKM. Yaitu, makanan/minuman, fesyen, petani, pedagang kaki lima, nelayan, warung dan pesantren.

Sedangkan 7 prioritas aspek pengembangan transformasi digitalisasi KUMKM yaitu, digitalisasi akses pasar, digitalisasi pemantauan kualitas produksi, digitalisasi keuangan dan akses pembiayaan. Kemudian digitalisasi manajemen organisasi, digitalisasi untuk peningkatan kapasitas produksi, digitalisasi untuk akses supplier/pasokan, dan digitalisasi distribusi.

“Hari ini, setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Angka tersebut merupakan 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital,” katanya.

4 dari 4 halaman

Tak Hanya Pemasaran

Ia mengatakan, transformasi digital bukan semata menghadirkan KUMKM dalam platform digital. Transformasi digital KUMKM adalah sebuah ikhtiar holistik, tidak hanya di aspek pemasaran saja, melainkan juga membangun ekosistem yang meliputi proses bisnis dari hulu ke hilir.

“Pembangunan ekosistem digital bagi KUMKM meliputi proses bisnis hulu ke hilir menjadi variable memastikan potensi ekonomi digital sebesar Rp4.531 triliun di tahun 2030, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku KUMKM dan masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Menteri Teten menekankan, e-commerce bisa menjadi pintu gerbang transformasi digital yang utuh. Karena kebanyakan e-commerce sudah menjadi super-apps yang sudah memiliki beragam layanan digital dalam satu platform. “Ini membuka peluang e-commerce juga turut hadir sebagai aggregator, sekaligus lokomotif transformasi digital UMKM Indonesia,” ungkapnya.

Kunci dari keberhasilan transformasi digital KUMKM tegas Menteri Teten, adalah kolaborasi lintas stakeholder. Mulai dari pembinaan SDM, pembiayaan, perbaikan proses bisnis, produksi, hingga pemasaran dan distribusi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.