Sukses

Indonesia Mimpi Jadi Pemain Panas Bumi Nomor 1 Dunia di 2026

Sampai akhir 2021, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di Indonesia mencapai 2.276 MW.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan mempercepat pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia. Sampai 2030, PLTP dengan kapasitas sebesar 3.355 MW akan dibangun untuk memenuhi target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

Sampai akhir 2021, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di Indonesia mencapai 2.276 MW. Sebagian besar berada di dalam wilayah kerja PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), yakni sebesar 1.877 MW.

"Kapasitas terpasang pembangkit pada panas bumi di Indonesia pada 2026 akan mencapai 5.240 MW. Pada tahun itu, Indonesia akan menggeser Amerika dari posisi nomor satu," kata Ahmad dalam keterangan tertulis, Selasa (12/4/2022).

PT PGE mengelola 13 wilayah kerja dengan kapasitas 672 MW yang dioperasikan sendiri, dan 1.205 MW melalui Joint Operation Contract (JOC).

Merujuk hasil riset Wood Mackenzie, Direktur Utama PT PGE Ahmad Yuniarto meyakini Indonesia bakal menjadi pemain geothermal terbesar di dunia pada 2026.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Eksplorasi

Ahmad Yuniarto menambahkan, PT PGE saat ini juga sedang melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan tender EPCC (Engineering Procurement Construction Commissioning) di sejumlah WKP.

Kegiatan eksplorasi dan pengembangan dilakukan di WKP Seulawah (Aceh) dan Sungai Penuh (Jambi), sedangkan tender EPCC di WKP Lumut Balai, Sumatera Selatan (55 MW), dan Hululais, Bengkulu (110 MW).

Dilaporkan Ahmad, PT PGE juga sudah mengembangkan GeoAgro di WKP Kamojang. Antara lain untuk sterilisasi Cocopeat, media tanam untuk kentang dan juga jamur.

"Selain itu, PGE juga sedang menjajaki pembukaan kawasan pariwisata geothermal di WKP Lahendong. Tomohon di mana PLTP Lahendong berlokasi merupakan salah satu tujuan wisata di Sulawesi Utara," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.