Sukses

Stok Kedelai, Bawang Putih dan Gula Defisit sampai Akhir 2022

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melaporkan, ketersediaan bahan pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri 2022 relatif aman.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melaporkan, ketersediaan bahan pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri 2022 relatif aman. Kecuali untuk empat komoditas, yakni kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi.

Berdasarkan prognosis neraca komoditas pangan strategis Januari-Desember 2022, Syahrul mengatakan, ketersediaan bahan pokok seperti beras, jagung, bawang merah, cabai rawit merah, daging dan telur ayam rasa hingga minyak goreng relatif aman.

"Untuk beras, jagung, bawang merah, cabai merah, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng, ketersediaannya diperkirakan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri," kata Mentan Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi OV DPR RI, Selasa (22/3/2022).

"Namun untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging sapi, gula konsumsi. Pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri, juga terutama dari substitusi impor yang ada," ujar dia.

Angka defisit terbesar terjadi untuk kedelai, yang minus hingga 2,59 juta ton. Kebutuhan tahunan yang mencapai 2,98 juta ton belum memenuhi total ketersediaan 391,28 ribu ton. Sehingga harus impor sekitar 2,84 juta ton kedelai, yang kini masih bergantung dari Australia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komoditas Lain

Kekurangan stok juga terjadi untuk bawang putih, yang mencapai defisit 366,9 ribu ton. Total kebutuhan tahunannya mencapai 621,88 ribu ton, sementara di dalam negeri hanya tersedia 254,98 ribu ton. Sehingga perlu impor 606,37 ribu ton.

Sama seperti kedelai, ketergantungan atas sapi impor Australia juga membuat stok daging sapi defisit 134,35 ribu ton. Total ketersediaan domestik sekitar 572 ribu ton, namun kebutuhan mencapai 706,38 ribu ton. Jadi perlu tambahan pasokan impor 193,22 ribu ton.

Begitu pun dengan gula konsumsi, yang ketersediaannya minus 234,69 ribu ton. Stok dalam negeri mencapai 2,98 juta ton, tapi kebutuhan capai 3,21 juta ton. Rencananya, pemerintah bakal melakukan impor 1,04 juta ton.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.