Sukses

Ekonom: Pendanaan Ibu Kota Negara Baru Terlalu Berisiko Jika Gunakan Utang

Desain Istana Presiden di Ibu Kota Negara (IKN) baru diklaim telah final dan disetujui oleh Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta Desain Istana Presiden di Ibu Kota Negara (IKN) baru diklaim telah final dan disetujui oleh Presiden Jokowi. Sementara di sisi lain, dari sisi pendanaan, banyak opsi yang disebut-sebut jadi pilihan untuk membiayai pemindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta itu.

Misalnya, pembiayaan yang dilakukan bisa mengambil opsi utang, atau juga bisa dengan menarik investor baik lokal maupun asing untuk membangun Ibu Kota baru di Kalimantan Timur itu. Namun keduanya tak terlepas dari risiko yang menyertai.

Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai jika pendanaan menggunakan utang, akan terlalu berisiko. Apalagi, ini dinilai akan membebani keuangan negara kedepannya.

“Terkait dengan pendanaan, saya rasa jika membebankan kepada keuangan negara dengan penarikan hutang akan sangat berisiko untuk ke depannya,” katanya kepada Liputan6.com, Jumat (7/1/2022).

Alasannya, kata Huda, penerimaan pajak negara saat ini belum pulih, imbas dari efek pandemi yang masih dirasakan di berbagai sektor. Jika memaksanakan menggunakan utang, Huda melihat ada potensi pengambilan utang lagi untuk menutup utang sebelumnya.

“dan kemampuan membayar utang pun akan berkurang. Bahkan ada potensi utnu membayar utang IKN akan mengutang lagi. Gali lubang tutup lubang,” kata dia.

Menimbang risiko itu, Huda melihat ada peluang jika menggunakan investasi asing atau lokal untuk membiayai pembangunan ibu kota baru.

“Maka yang paling tepat sebenarnya melalui investasi walaupun ada risiko juga kepemilikan infrastruktur akan menjadi investor asing ke depannya. Tapi seharusnya bisa dimitigasi ama pemerintah jauh-jauh hari sih,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Klaim Jumlah Investor

Terkait investasi lagi, Huda menyebut belum berhasil membaca jumlah investor potensial yang akan membiayai pembangunan IKN ini. Namun, ia menyebut terkait yang berminat investasi kemungkinan dimiliki datanya oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi.

“Kalau jumlah yang berminat mungkin BKPM ataupun pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) klaim sudah banyak investor yang antre investasi di IKN baru. tapi saya rasa konkretnya belum ada,” katanya.

“Sudah ditawarkan namun saya rasa hasilnya tidak “se-wah” yang dikatakan LBP atau Bahlil di media. Investor juga tidak langsung oke saja untuk project jangka panjang ini,” imbuhnya.

Masih terkait investasi, ia menyebut ada peluang jika mengandalkan jumlah penduduk yang ikut direlokasi ke wilayah IKN baru. Namun perlu ada langkah ‘jualan’ dinilai harus lebih diusahakan.

“Ada juga kekhawatiran penggunaan utang menguntungkan tuan tanah di IKN baru Saja,” katanya.

 

3 dari 3 halaman

Perlu Lanjut?

Pada kesempatan yang sama, Huda memiliki pandangan tersendiri terkait lanjut atau tidaknya megaproyek yang digadang-gadang akan dimulai dalam waktu dekat ini. ia melihat akan ada konsekuensi negatif jika pemindahan IKN ini tak jadi dilakukan.

“Pertama, adalah permintaan permintaan  IKN masuk ke agenda resmi pemerintah yang disampaikan di acara resmi negara. Akan sangat malu jika dibatalkan. Secara politik akan sangat merugikan,” katanya.

Selain itu, Huda juga menilai, jika batal, pemerintah juga malu kepada investor yang sebagian proyek IKN ada yang sudah ditawarkan kepada investor. Imbasnya kepada tingkat kepercayaan investor terhadap negara.

“Kepercayaan investor akan drop langsung pasti jika dibatalkan pemindahan IKN ini,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.