Sukses

Tok! Menteri Erick Thohir Meresmikan 6 Subholding Pertamina

Erick Thohir menyampaikan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Pertamina terus meningkatkan pelayanan publik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir akhirnya meresmikan pembentukan 6 subholding migas Pertamina setelah menuntaskan proses restrukturisasi melalui penandatanganan sejumlah dokumen legal (legal end-state) awal september lalu.

Seiring keberadaan subholding ini, PT Pertamina (Persero) mengukuhkan tekadnya untuk mengejar aspirasi pemegang saham mencapai nilai pasar USD 100 miliar dan Global Energy Champion pada tahun 2024.

Peresmian dilakukan langsung Erick Thohir, didampingi Wakil Menteri 1 BUMN Pahala Nugraha Mansury, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati,  di Jakarta, Jumat (10/9/2021).

Enam Subholding tersebut adalah Upstream Subholding, Refining & Petrochemical Subholding, Commercial & Trading Subholding, Gas Subholding, Power & NRE Subholding, serta Integrated Marine Logistics Subholding.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Pertamina terus meningkatkan pelayanan publik. Tetapi yang terpenting adalah membangun ekosistem supaya Pertamina bisa bersaing dan mendorong value added.

Dia juga mengingatkan agar lompatan-lompatan yang sudah berjalan saat ini, tetap terjaga dan sesuai dengan 5 Key Performance Indicator di Kementerian BUMN.

Kelimanya yakni menyeimbangkan antara korporasi dan pelayanan publik, kembali kepada core business dan menjadi excellent, inovasi digital dan R&D untuk menjadikan Pertamina Technology Company,dan transformasi Human Capital.

“Buktikan kepada dunia, Indonesia juga bisa punya perusahaan yang valuasi-nya mencapai USD 100 billion. Kita bisa, dan saya yakin legacy ini untuk kita semua. Saya memastikan transformasi akan tetap berjalan, karena ini bagian terpenting buat kita sebagai bangsa besar. Tidak mungkin kita akan terus menjadi bangsa besar kalau tidak ada ketahanan energi,” imbuh Erick.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Agenda Transformasi

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa holding migas yang dibentuk sejak tahun 2018 terus berjalan.

Walaupun tahun lalu dunia diterpa pandemi COVID-19, namun sesuai arahan pemegang saham agenda transformasi tidak boleh berhenti, bahkan harus dipercepat.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri selaku pemegang saham yang membawa agenda ini ke rapat-rapat sesama kementerian maupun ke Ratas, sehingga berbagai regulasi akhirnya berhasil kita dapatkan pada akhir Agustus kemarin,”ungkap Nicke.

Menurut Nicke, transformasi yang dijalankan Pertamina ini sejalan dengan global transition yang terjadi, dimana Pemerintah memberikan komitmennya untuk melakukan transisi energi sesuai dengan Paris Agreement.

Sehingga Pertamina harus mendukung langkah ini, karena perusahaan merupakan satu-satunya perusahaan milik negara yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang menjadi andalan dan memberikan kontribusi besar dalam suplai energi bagi negara.

Nicke menyampaikan Pertamina memiliki 3 tugas yang harus dilakukan secara paralel, yakni Pertamina harus menyediakan dan mendistribusikan untuk seluruh masyarakat Indonesia danjuga industri.

Namun, Pertamina juga ditantang untuk melakukan pengembangan dan melangkahuntuk menjawab energi transisi.

“Bagaimana cara kita melaksanakan? Kita membagi kapal besar Pertamina dengan membuat 6kapal-kapal kecil yang kita sebut Subholding. Ada yang bertugas hari ini. Ada yang bertugasuntuk transisi menjajaki di laut yang berbeda. Dan ada yang harus berpindah kapalnya di lautansebelah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, 3 Subholding yakni Subholding Upstream, Subholding Refining, Petrochemical dan Subholding Commercial dan Trading harus tetap menjalankan tugas saat ini.

Itu karena Pertamina mempunyai amanah sesuai Undang-Undang Energi yakni menjaga kehandalanatau availability, accessibility, affordability, acceptability dan sustainability.

Untuk itu, investasi Pertamina sebesar 55 persen di lini bisnis eksisting tersebut, karena Indonesia memiliki cadangan yang harus dioptimalkan.

Sementara itu, Subholding Gas akan bergerak ke tengah untuk mengelola energi transisi darifosil fuel ke new and renewable energy yakni Gas dengan porsi dalam bauran energi tetap diangka 22 persen hingga 25 persen.

Dengan peningkatan demand energi 5 kali lipat dalam 5 hingga 10tahun ke depan, maka porsi gas ini harus ditingkatkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.