Sukses

Turunkan Jumlah Perokok, Indonesia Bisa Tiru Jepang

Jepang menjadi negara di Asia yang sukses menurunkan prevalensi perokoknya dalam beberapa tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Jepang menjadi negara di Asia yang sukses menurunkan prevalensi perokok dalam beberapa tahun terakhir.

Kesuksesan tersebut karena sikap terbuka Pemerintah Jepang dalam memanfaatkan penggunaan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan snus, yang menerapkan konsep pengurangan bahaya, sebagai menjadi solusi dalam mengurangi angka perokok.

Direktur Eksekutif Center for Youth and Population Research (CYPR) Dedek Prayudi atau yang akrab disapa Uki, menjelaskan Jepang sudah berhasil keluar dari pola pikir dogmatis. Dengan begitu, mereka selangkah lebih maju dalam mendukung penggunaan produk tembakau alternatif dan angka perokoknya menurun.

“Negara yang berhasil itu Jepang, ya. Yang pertama harus dilakukan adalah menghilangkan stigma dogmatis supaya pikirannya lebih terbuka, kemudian mereka melakukan penelitian yang luar biasa hebat terkait dengan produk tembakau alternatif,” ujar Uki dikutip Kamis (29/7/2021).

Tujuan dari Jepang melakukan kajian ilmiah adalah untuk membuktikan bahwa produk tembakau alternatif lebih rendah risikonya dari rokok dan dapat membantu perokok dewasa beralih dari rokok. Hasil riset tersebut akhirnya dijadikan acuan bagi pemerintah untuk mendukung penggunaan produk tembakau alternatif.

“Jadi seperti apa sih yang sebenarnya mengurangi dampak risiko dari merokok secara signifikan,” terang Uki.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jepang Lebih Terbuka

Berbeda dengan Jepang sudah lebih terbuka, Indonesia dinilai masih terjebak dalam pola pikir dogmatis. Uki mencontohkan masih banyak pihak yang menganggap produk tembakau alternatif sama berbahayanya seperti rokok. Di sisi lain, ada juga perokok menganggap produk yang dikonsumsinya tidak memiliki bahaya serius terhadap kesehatan.

“Jadi kita harus berhenti untuk berpikir dogmatis. Sebenarnya konsep pengurangan bahaya tembakau melalui penggunaan produk tembakau alternatif itu menawarkan satu paradigma berpikir yang baru,” jelas Uki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.