Sukses

Jasindo Sediakan Jaringan Internet untuk Siswa di Jateng dan Yogyakarta

Jasindo ingin meringankan proses belajar para siswa di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan memberikan internet gratis.

 

Liputan6.com, Jakarta PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo memberikan jaringan internet gratis kepada para siswa di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang kesulitan sinyal saat proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Melalui program #BantuanSinyalPendidikan, Unit CSR PKBL Asuransi Jasindo dan Komunitas Jasindo Millennials menggandeng KitaBisa.com dan UntukTeman.id untuk membangun enam tower internet senilai Rp 178.691.000 yang tersebar di beberapa lokasi seperti, Pracimantoro, Saptosari, Tepus, Panggang, Bandongan dan Kali Angkrik.

Menurut Sekretaris Perusahan Asuransi Jasindo, Cahyo Adi, Asuransi Jasindo yang merupakan bagian dari Holding Perasuransian dan Penjaminan (Indonesia Financial Group) ingin meringankan proses belajar para siswa di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan memberikan internet gratis.

“Selain pembuatan enam tower internet tersebut, dana yang terkumpul juga dialokasikan untuk pembelian paket data untuk kebutuhan internet selama lima bulan hingga tower selesai dibangun, pembelian hygiene kit sebanyak 300 pak, perlengkapan sekolah seperti tas, buku tulis dan ATK serta juga menyediakan sarana belajar daring berupa laptop, tablet dan ponsel di masing-masing lokasi,” kata Cahyo, Senin (15/3/2021).

Ia juga menambahkan, enam wilayah tersebut dipilih karena dianggap memiliki akses internet yang sulit ketimbang wilayah lainnya.

“Kami merasakan bahwa belajar dari rumah membutuhkan fasilitas yang harus memadai. Bisa dibayangkan, ketika mereka belajar dengan jaringan internet yang terputus-putus. Tentu belajar tidak akan maksimal,” lanjutnya.

Cahyo juga berharap, bantuan yang diberikan Asuransi Jasindo ini bisa berdampak pada kualitas pendidikan di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jasindo Diminta Percepat Pencairan Klaim Asuransi Pertanian

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) diminta segera mencairkan asuransi pertanian milik para petani di Kecamatan Undaan, Kudus. Tepatnya, para petani di Desa Ngemplak dan Wates yang telah mengikuti program perlindungan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Kementerian Pertanian (Kementan) juga meminta pembayaran klaim asuransi pertanian dipercepat selama masa pandemi covid-19 berlangsung.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan telah mengingatkan kepada jajarannya agar produksi pangan pokok utamanya padi harus tetap dijaga.

"Saat ini iklim tidak menentu. Namun petani haris terjaga kesejahteraannya. Yang gagal panen atau gagal tanam klaim asuransinya agar dipercepat agar bisa menanam kembali," ujar Mentan SYL, Kamis (11/3/2021).

Membicarakan pertanian, menurut Mentan, adalah berbicara soal lapangan. Bagaimana mempersiapkan bibit dan benih yang baik, budidaya yang tepat, manajemen air yang efektif dan efisien, karena dengan itu semua produktivitas akan meningkat.

“Ini adalah bagian dari konsolidasi, tekad dan kemauan kita agar besok kita siap kerja lebih baik dan terarah,” kata dia.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengungkapkan, untuk menjaga produksi pertanian pihaknya telah memberikan banyak bantuan alat mesin pertanian (Alsintan). Dan bagi petani padi yang terdampak gagal panen maka telah dilindungi dengan asuransi pertanian.

“Untuk diketahui bersama bahwa, realisasi pelaksanaan asuransi pertanian tahun 2020, pada 2020 untuk Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) seluas 1 juta hektare sesuai target. Dan realisasi Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) juga mencapai target 120 ribu ekor," ungkap Sarwo Edhy.

Apa yang disampaikan Sarwo Edhy sangat berasalan mengingat Petani sebagai pelaku usaha juga tentunya memiliki beban yang tidak ringan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Walaupun kebutuhan pokok tersedia boleh jadi sebagai bahan pendamping selain beras mereka harus berjuang keras untuk memenuhi itu semua.

"Apalagi tatkala lahan usaha taninya mengalami gagal panen sehingga tak ada yang bisa dijual," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.