Sukses

Awas, Harga Minyak Berpotensi Naik Minggu Depan

Harga minyak mentah Brent turun pada hari Jumat tetapi masih di dekat USD 70 per barel

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah Brent turun pada hari Jumat tetapi masih di dekat USD 70 per barel karena pengurangan produksi oleh produsen minyak utama membatasi pasokan. Di sisi lain, sentimen juga datang dari optimisme tentang pemulihan permintaan sumber daya di paruh kedua tahun ini juga memberikan dukungan.

Diktuip dari CNBC, Sabtu (13/3/2021), harga minyak mentah berjangka Brent untuk Mei tergelincir 13 sen, atau 0,2 persen menjadi USD 69,50 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk April berada di USD 65,88 per barel, turun 14 sen, atau 0,26 persen.

Harga minyak Brent bulan depan berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan untuk minggu kedelapan setelah menyentuh tertinggi 13 bulan pada hari Senin menyusul serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi.

Sentimen juga didukung oleh keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, awal bulan ini yang sebagian besar menahan pengurangan produksi pada bulan April.

Investor telah memompa dana ke dalam komoditas seperti minyak karena ekspektasi pemulihan permintaan pada paruh kedua tahun ini karena ekonomi global tumbuh sementara peluncuran vaksin. Hal ini memungkinkan lebih banyak orang untuk melakukan perjalanan musim panas ini.

“Dengan asumsi program vaksinasi berhasil, kami memperkirakan permintaan minyak yang terpendam akan dirilis musim panas ini selama musim mengemudi di AS dan Eropa,” kata analis FGE dalam sebuah catatan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tren Penguatan

Analis RBC Capital mengatakan fundamental untuk bensin musim panas adalah yang paling bullish dalam hampir satu dekade.

"Kami pikir ini akan mendukung seluruh kompleks minyak musim panas ini dan seterusnya," tambahnya.

Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, mengalami penarikan besar-besaran pada stok bensin AS minggu lalu karena badai musim dingin di Texas mengganggu produksi penyulingan.

OPEC pada Kamis mengatakan pemulihan permintaan minyak akan difokuskan pada paruh kedua tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.