Sukses

Pemerintah Kucurkan Rp 10,5 Triliun untuk 20 Pemda Lewat PT SMI

Pemberian DAK Fisik maupun DID penting untuk menstimulus ekonomi di daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi Covid-19 telah menghancurkan berbagai sektor bisnis di Indonesia. Sehingga mengakibatkan turunnya pendapatan asli daerah (PAD).

"Maka, kita memberikan tambahan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang bersumber dari APBN 2020. Juga DID (dana insentif daerah) untuk daerah," ujar dia dalam sebuah webinar, Jumat (11/12).

Bendahara negara ini mengatakan, pemberian DAK Fisik maupun DID penting untuk menstimulus ekonomi di daerah. "Sehingga pemerintah daerah mulai bisa melaksanakan kegiatannya kembali," terangnya.

Selain itu, bagi Pemda yang memiliki kapasitas fiskal juga diperbolehkan untuk meminjam kepada pemerintah pusat. Dia mencatat saat ini ini anggaran sebesar  Rp 10,5 triliun telah disebar kepada 20 Pemda.

"Saat ini lebih dari Rp10,5 triliun sudah kita salurkan untuk 20 Pemda yang melakukan MoU dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)," rincinya.

Adapun dana tersebut, kata Sri Mulyani dipakai untuk membantu masyarakat di sejumlah daerah yang mengalami kondisi ekonomi sulit akibat terdampak pandemi ini. "Baik di bidang kesehatan, usaha kecil, maupun dalam upaya memulihkan ekonomi daerahnya," tukasnya

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati meminta PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) ikut terlibat dalam proyek infrastruktur pariwisata. Mengingat, pemerintah terus mendorong program 10 Bali Baru untuk meningkatkan sektor pariwisata dalam negeri.

"Presiden telah menetapkan 10 destinasi pariwisata dan kita ingin 3 dari 10 itu bisa dibangun secara komprehensif dan komplet, artinya tidak hanya membuat destinasi wisata itu tempatnya saja tapi bagaimana mulai aksesibilitas apakah itu port (pelabuhan), airport (bandara) dan jalan raya," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (15/3).

Selain itu, dia juga meminta PT SMI agar mendukung pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal yang selama ini belum diminati investor swasta. Di antaranya kawasan Tidore, Ternate, dan Ambon yang mempunyai komoditas perikanan unggulan untuk diekspor ke Jepang.

"Karena kalau bicara ikan di sana untuk ekspor langsung ke Jepang jauh lebih dekat. Poinnya adalah Ternate dan Tidore buat port (pelabuhan) yang bagus, potensinya besar, komoditasnya bagus dan juga jelas. Ini yg perlu di adjust. Supaya pemerintah daerah makin familiar dengan PT SMI dan mereka tak hanya mengandalkan APBD," jelas Sri Mulyani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani: Baru Pertama Kali Saya Alami Harga Minyak Sampai Negatif

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah membuat berbagai pasar global mengalami guncangan luar biasa sejak bulan Maret lalu. Bukan hanya Indonesia, negara-negara maju seperti Inggris juga terperosok akibat pandemi yang telah mewabah selama hampir satu tahun ini.

"Menteri Keuangan Inggris dalam Parlemen Inggris mereka mengatakan mereka menghadapi kondisi ekonomi terburuk dalam 300 tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam acara Pandemi dan Keberlanjutan Reformasi Pajak, Selasa kemarin (8/12).

Dia melanjutkan, salah satu pasar yang terguncang cukup hebat yaitu pasar minyak mentah. Dia mengaku terkejut, sebab selama dia menjabat sebagai Menteri Keuangan bahkan semenjak dia hidup, baru kali inilah harga minyak yang dijual negatif.

"Bahkan harga minyak kalau masih ingat sempat dua hari mengalami harga negatif, seumur saya menjadi menteri atau profesional ekonom belum pernah kita mengalami negative price. Melonjak sering, volatile iya, tapi negatif baru pertama kali dalam hidup saya," imbuhnya.

Dia menjelaskan, penurunan drastis harga minyak mentah WTI ini dipicu oleh penurunan permintaan pasar akibat pandemi virus corona. Sejak NYMEX membuka perdagangan minyak berjangka pada 1983 silam, kondisi ini membuat minyak di perdagangan dengan harga terendah.

Seperti yang diketahui, pada bulan April lalu harga minyak sempat menyentuh angka negatif. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) acuan West Texas Intermediate (WTI) anjlok hingga ke bawah US$0 atau menjadi minus US$37,63 per barel pada Senin (20/4) lalu.

Bukan hanya itu, Sri Mulyani juga harus mengakui bahwa pandemi Covid-19 ini telah membuat modal asing keluar dengan deras dari pasar domestik. Puncaknya terjadi pada bulan April lalu. Dalam sepekan, dia mencatat, arus modal yang keluar sebesar Rp124 triliun di seluruh pasar modal.

"Investor panik dan memindahkan uangnya dari pasar berkembang seperti Indonesia ke negara yang dianggap lebih aman atau ke instrumen safe heaven," ujarnya. 

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com 

3 dari 3 halaman

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.