Sukses

Rupiah Menguat, Dibayangi Sentimen Negatif UU Cipta Kerja

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (14/10/2020), rupiah dibuka di angka 14.707 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.725 per dolar AS. Hingga pukul 10.30 WIB rupiah berbalik melemah hingga berada di level 14.735 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.707 per dolar AS hingga 14.737 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,27 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.780 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.793 per dolar AS.

Dikutip dari Antara, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan dari dalam negeri, penolakan UU Cipta Kerja masih menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar uang sehingga dapat membuat penguatan rupiah menjadi terbatas.

Selain itu, lanjut dia, proyeksi pertumbuhan Indonesia yang lebih negatif dari perkiraan lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) juga bisa menahan laju rupiah.

IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari minus 0,3 persen menjadi minus 1,5 persen pada tahun ini.

"Hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mencatat kontraksi ekonomi tahun ini," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sentimen Eksternal

Di sisi lain, Ariston mengatakan pelaku pasar juga sedang mencermati sentimen eksternal, salah satunya publikasi badan statistik tenaga kerja AS yang akan melaporkan data perubahan harga barang yang dijual oleh produsen.

"Data ini adalah salah satu indikator inflasi di AS, bila data dilaporkan lebih rendah dari perkiraan, artinya permintaan barang-barang masih lemah maka dolar AS berpotensi melemah," katanya.

Ariston memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.650 - Rp14.850 per dolar AS pada hari ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.