Sukses

Penurunan Suku Bunga BI Bakal Bikin Rupiah Melempem?

Langkah Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 4 persen merupakan keputusan tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menilai, aksi Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 4 persen merupakan keputusan tepat.

Menurut dia, bank sentral memang perlu memberi waktu agar kebijakan sebelumnya efektif direspon oleh perbankan. Seperti diketahui, BI sebelumnya telah menurunkan BI7DRR ke level terendah sepanjang sejarah.

Selain itu, Piter berpendapat, penurunan suku bunga tersebut tidak akan berdampak signifikan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Pelemahan rupiah lebih disebabkan penguatan indeks dolar, bukan oleh interest rate differential. Aliran modal masuk relatif stabil di tengah kondisi likuiditas global yang masih berlimpah," jelas Piter kepada Liputan6.com, Jumat (21/8/2020).

Sebagai catatan, pasca pengumuman suku bunga acuan BI, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,59 persen ke level Rp 14.722 per dolar AS. Penguatan tersebut menjadi yang terbesar dibanding mata uang Asia lainnya.

Lebih lanjut, Piter mengatakan, kebijakan menahan suku bunga bisa berakibat fatal bila dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Imbasnya, kebijakan tersebut dapat mendorong keluarnya modal asing yang kemudian berdampak ke pelemahan rupiah.

"Tapi saat ini kondisi likuiditas global sedang berlimpah sehingga penurunan suku bunga acuan tidak banyak berdampak ke pelemahan rupiah," ujar Piter.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4 Persen

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 18-19 Agustus 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan di 4 persen.

Keputusan ini menghentikan rentetan penurunan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral. Jika dihitung sejak awal 2020, BI telah memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak 100 basis poin.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, dengan mempertimbangkan evaluasi serta perkiraan ekonomi domestik dan global, pihaknya juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga deposit facility dan lending facility.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Agustus 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4 persen, suku bunga deposit facility 3,25 persen, dan suku bunga lending facilify 4,75 persen, berlaku efektif hari ini 19 Agustus 2020," tuturnya dalam sesi teleconference, Rabu (19/8/2020).

Menurut Perry, keputusan ini konsisten dengan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah inflasi yang diperkirakan akan tetap rendah. Bank Indonesia disebutnya menekankan jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas untuk dorong pen dari dampak pandemi.

"Termasuk dukungan Bank Indonesia pada pemerintah untuk mempercepat realisasi APBN 2020," ujar Perry.

3 dari 3 halaman

Masih Ada Peluang Bagi BI untuk Turunkan Bunga Acuan

Sebelumnya, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Haru Koesmahargyo menyatakan, BI masih punya peluang untuk menurunkan suku bunga acuan.

BI memang telah menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada 16 Juli 2020 silam. Saat ini, suku bunga acuan BI berada di posisi 4 persen.

Haru menjelaskan, proyeksi itu dilandasi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang masih mengalami perlambatan saat ini. Sebagai informasi, ekonomi Indonesia minus 5,32 persen di kuartal II 2020.

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat, menurut saya kemungkinan masih ada ruang penurunan suku bunga," ujar Haru dalam tayangan virtual, Rabu (19/8/2020).

Nilai tukar juga tercatat mengalami pelemahan terhadap dolar AS saat ini. Namun, menurut Haru, hal itu bisa diantisipasi oleh cadangan devisa Indonesia.

"Walaupun ada tantangan dari melemahnya Rupiah, tapi kami yakin cadangan devisa Indonesia masih cukup menghadapi pelemahan Rupiah yang sifatnya temporer," ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.