Sukses

Urai Antrean di Stasiun Bogor, 150 Bus Disiapkan Antar Warga Tiap Senin Pagi

Bus bantuan tersebut akan mengantarkan warga Kota Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta dengan tujuan ke beberapa stasiun di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan bantuan 150 unit bus untuk mengurai antrean penumpang commuterline atau kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor.

Bantuan bus ini disiapkan untuk membawa masyarakat ke Jakarta, setiap awal pekan, mulai Senin, 3 Juli 2020.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan, sebanyak 150 unit bus adalah bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sebanyak 75 unit bus. Adapula bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 75 unit bus.

"Untuk pengaturan antrean dan pemberangkatan bus akan dibantu oleh personil dari Dinas Perhubungan dan Satpol PP," kata Bima seperti melansir Antara, Minggu (12/7/2020).

Bima Arya menjelaskan, sebanyak 150 unit bus bantuan itu, 140 unit bus diberangkatkan dari Jalan Mayor Oking di samping Stasiun Bogor mulai pukul 05:00 WIB. 

Sementara 10 unit bis lainnya diberangkatkan dari Pool Damri di samping Mal Botani Square, Baranangsiang, Kota Bogor.

Bus bantuan tersebut akan mengantarkan warga Kota Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta dengan tujuan ke beberapa stasiun di Jakarta.

Seperti Stasiun Juanda, Stasiun Manggarai, Stasiun Cikini, Stasiun Tebet, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Sudirman.

 

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aturan Pembagian

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, menambahkan, untuk ketertiban dan kelancaran pembarangkatan bus bantuan, maka akan diberlakukan antrean sebelum menaiki bus.

"Bus yang berangkat dari Jalan Mayor Oking juga sudah ditentukan tujuannya ke ke stasiun mana," katanya.

Eko Prabowo menjelaskan, antrean untuk menaiki bus akan dibuat kelompok-kelompok sekitar 100 orang per kelompok, yang kemudian diizinkan menaiki bus.

"Setelah 100 orang naik dan penumpang penuh, bus diizinkan jalan. Kemudian, 100 orang dari kelompok berikutnya diizinkan naik ke bus lagi," katanya.

Menurut dia, antrean menuju ke bus juga menerapkan protokol kesehatan yakni menjaga jarak sekitar satu meter pada setiap penganter. "Pengantre yang tidak kebagian bus, ya mengantre ke dalam Stasiun Bogor," jelas dia.

Sejak 3 pekan lalu, pemberangkatan KRL dari Stasiun Bogor selalu terjadi antrean sangat panjang, setiap Senin pagi.

Itu karena tidak seimbang antara jumlah warga Kota Bogor dan sekitarnya yang akan berangkat ke Jakarta dengan kapasitas penumpang KRL yang diberangkatkan dari Stasiun Bogor. Kepadatan terjadi pada Senin pagi sekitar pukul 05:00 WIB hingga pukul 07:00 WIB.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih membatasi jumlah penumpang KRL yakni maksimal 72 orang per gerbong untuk mencegah penulatan COVID-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.