Sukses

Pemerintah Pastikan Paket Pelatihan Kartu Prakerja Sesuai Kebutuhan Industri

Pelatihan yang ada di program Kartu Prakerja disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan industri.

Liputan6.com, Jakarta - Asisten Deputi Ketenagakerjaan, Kemenko Bidang Perekonomian, Yulius mengatakan program pelatihan Kartu Prakerja berbeda dengan jenis pelatihan yang ada di media sosial. Dalam program ini paket pelatihan sudah melewati tahap penilaian dan evaluasi dari lembaga penyelenggara pelatihan.

"Pelatihan yang ada di program kartu prakerja itu sudah dinilai dan evaluasi oleh lembaga pelatihan yang bersangkutan," kata Yulius dalam Webinar Kemenko Bidang Perekonomian bertajuk 'Makin Inklusif dengan Kartu Prakerja' di akun YouTube Dewan Nasional Keuangan Inklusif, Jakarta, Selasa (28/4).

Selain itu, pelatihan yang ada di program Kartu Prakerja disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan industri. Pelatihan pada program ini pun dibuat dengan berbagai tingkatan. Mulai dari jenis pelatihan low skill sampai high skill.

"Karena masyarakat juga kan menyebar, ada yang ingin belajar komputer sains, ada juga yang ingin belajar bahasa coding," kata dia.

Sehingga masyarakat bisa memilih sendiri jenis pelatihan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya. Terpenting kata Yulius, berbagai jenis pelatihan ini sudah diteliti dan dipilih secara bersama dengan tim PMO Kartu Prakerja.

Inilah yang membedakan pelatihan di program Kartu Prakerja dan pelatihan di media sosial yang bersifat cuma-cuma. Pelatihan yang ada di media sosial disebut Yulius bisa diunggah oleh siapa saja tanpa standarisasi.

"Jadi beda dengan yang ada di YouTube itu, di sana semua orang bisa berbagi jenis pelatihan tanpa seleksi," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelatihan Gunakan Bahasa Inggris

Belum lagi ada pelatihan dari lembaga internasional yang pakai bahasa inggris. Sebab tidak semua masyarakat Indonesia bisa berbahasa Inggris.

Kalau saja ada yang bisa berbahasa asing, belum tentu itu diminati banyak masyarakat Indonesia. Untuk itu dia memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk memilih sumber peningkatan kapasitas pelatihan.

"Nah silakan masyarakat mau yang di YouTube atau yang ada di program Kartu Prakerja," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini