Sukses

Kerap Kena Sanksi, Negara Islam Kaji Pakai Alat Tukar Emas buat Depak Dolar

Liputan6.com, Jakarta Beberapa negara Islam yakni Iran, Malaysia, Turki, dan Qatar tengah mempertimbangkan untuk menjadikan emas dan barter sebagai sistem perdagangan di antara negara-negara itu. 

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan, kedua sistem tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi adanya pemberian sanksi ekonomi kepada negara-negara tersebut.

Seperti dikutip Reuters, Senin (23/12/2019), Mahathir pada akhir KTT Islam di Malaysia mengapresiasi Iran dan Qatar lantaran berhasil menahan embargo ekonomi dan menekankan pentingnya dunia Muslim untuk bisa mandiri dalam menghadapi tantangan di masa depan.

"Saat dunia menyaksikan beberapa negara membuat keputusan sepihak untuk menjatuhkan hukuman seperti itu, Malaysia dan negara lainnya harus mencamkan bahwa itu bisa saja berdampak pada kita," ucap Mahathir.

Negara-negara Timur Tengah yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS) seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar sekitar 2,5 tahun lalu, dengan tuduhan bahwa Qatar sudah mendukung terorisme.

Sementara pihak Qatar telah membantah tudingan tersebut, Iran di sisi lain mendapat pukulan telak pasca AS memberikan sanksi terhadap negara itu pada tahun lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Barter

Mahathir lantas menyarankan negara Muslim agar kembali meninjau gagasan sistem perdagangan menggunakan koin emas pada abad pertengahan Islam dan barter.

"Kami mengkaji hal itu dengan serius, dan kami berharap kami akan dapat menemukan mekanisme agar bisa menerapkannya," ujar Mahathir.

Saran Mahathir tersebut turut mendapat reaksi dari Iran, Turki dan Qatar, yang sepakat untuk meningkatkan hubungan bisnis serta berdagang dengan menggunakan mata uang masing-masing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini