Sukses

Tak Mampu Bangkit, IHSG Ditutup Anjlok ke 6.165,62

IHSG ditutup di zona merah dengan turun 51,92 poin atau 0,84 persen ke posisi 6.165,62.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan saham Kamis ini. Investor asing jual saham mencapai Rp 1,15 triliun di pasar regular.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (7/11/2019), IHSG ditutup di zona merah dengan turun 51,92 poin atau 0,84 persen ke posisi 6.165,62. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 0,98 persen ke posisi 978,36.

Sebanyak 308 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 111 saham menguat dan 144 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 598.110 kali dengan volume perdagangan 10,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun.

Investor asing jual saham mencapai Rp 1,15 triliun di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.995.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sebanyak delapan sektor memerah. Sektor yang melemah paling besar adalah sektor barang konsumsi dengan turun 1,71 persen. Disusul sektor pertambangan yang melemah 1,58 persen dan sektor aneka industri melemah 1,41 persen.

Sedangkan sektor saham yang menguat adalah industri dasar yang naik 0,88 persen, dan sektor konstruksi yang naik 0,23 persen.

Saham-saham yang melemah antara lain TRAM turun 34,88 persen ke Rp 56 per saham, ARMY turun 34,43 persen ke Rp 80 per saham dan OCAP turun 25 persen ke Rp 198 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain BMSR yang naik 34,66 persen ke Rp 136 per saham, ARTO naik 25 persen ke Rp 4.100 per saham dan MPRO naik 24,93 persen ke Rp 4.100 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sesuai Prediksi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan tertekan pada perdagangan saham hari ini.

Tren pelemahan akan berlanjut menunggu rilis data cadangan devisa. Indeks diproyeksi akan melemah terbatas.

Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali mengungkapkan, indeks secara teknikal akan ditransaksikan dalam rentang support 6.185 dan resistance 6.306.

"Pelemahan didukung oleh volume yang cukup tinggi mengindikasikan trend pelemahan masih akan berlanjut namun akan terbatas," ujar dia di Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Sementara itu, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko berujar indeks kemungkinan diperdagangkan ke zona merah dalam kisaran 6.200-6.300.

"Aksi jual menghambat kenaikan indeks. Konsolidasi ini merupakan penghambat sementara untuk skenario kenaikan berikutnya," jelas dia.

Adapun pada hari ini dirinya merekomendasikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Kemudian Frederik menganjurkan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indika Energy Tbk (INDY), serta saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.