Sukses

BI: Koreksi Harga Pangan Dorong Deflasi Agustus 2018

Inflasi indeks harga konsumen (IHK) tetap terkendali pada Agustus 2018 di kisaran 3,5 persen plus minus satu persen.

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi indeks harga konsumen (IHK) tetap terkendali pada Agustus 2018 di kisaran 3,5 persen plus minus satu persen.

Adapun IHK pada Agustus 2018 mengalami deflasi 0,05 persen (month to month/mtm), usai bulan sebelumnya catat inflasi 0,28 persen.

Deflasi yang terjadi di tengah masuknya periode Idul Adha tersebut juga berbeda bila dibandingkan dengan rata-rata historis periode Idul Adha dalam empat tahun terakhir yang mencatat inflasi 0,19 persen (mtm).

Deflasi IHK pada bulan ini terutama bersumber dari deflasi kelompok volatile food dan administered prices, disertai melambatnya inflasi inti.

Dengan perkembangan itu, inflasi secara kumulatif hingga Agustus 2018 tercatat 2,13 persen year to date (ytd). Secara tahunan mencapai 3,2 persen year on year (yoy) atau masih berada dalam kisaran sasaran inflasi.

Kelompok volatile food mencatat deflasi seiring koreksi harga beberapa komoditas pangan. Kelompok volatile food alami deflasi 1,24 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu yang mencatat inflasi sebesar 0,90 persen (mtm).

Deflasi kelompok volatile food tersebut juga lebih dalam bila dibandingkan dengan rata-rata historis deflasi periode Idul Adha empat tahun terakhir sebesar 0,44 persen (mtm).

Deflasi terutama bersumber dari koreksi harga beberapa komoditas pangan antara lain telur ayam, bawang merah, daging ayam ras, bayam, cabai merah, dan cabai rawit.

Dilihat tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,97 persen (YoY), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,36 persen (YoY).

Kelompok administered prices kembali mengalami deflasi terutama karena koreksi tarif angkutan udara. Deflasi kelompok administered prices pada Agustus 2018 tercatat 0,06 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat deflasi 0,68 persen (mtm).

"Deflasi yang terjadi pada kelompok administered prices ini berbeda bila dibandingkan dengan rata-rata historis periode Idul Adha selama empat tahun terakhir yang mencatat inflasi 0,31 persen (mtm)," ujar Direktur Eksekutif Departmen Komunikasi BI, Agusman dalam keterangan tertulis, Senin (3/9/2018).

Deflasi kelompok administered prices pada Agustus 2018 disebabkan oleh berlanjutnya koreksi harga tarif angkutan udara ke level harga sebelum Idul Fitri.

Secara tahunan, komponen administered prices  mencatat inflasi sebesar 2,55 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 2,11 persen (yoy).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inflasi Inti

Inflasi inti tetap terkendali. Inflasi inti tercatat sebesar 0,30 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,41 persen (mtm). Inflasi kelompok inti pada Agustus 2018 dipengaruhi oleh komponen uang sekolah (SD, SMA, SMP), nasi dengan lauk, kontrak rumah, sewa rumah dan batu bata atau batu tela.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,90 persen (yoy), sedikit meningkat dari Juli 2018 yang sebesar 2,87 persen (yoy).

Terkendalinya inflasi inti hingga Agustus 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.

"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan inflasi tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi 2018 yaitu 3,5 persen plus minus 1 persen (yoy)," kata dia.

 Untuk itu, koordinasi kebijakan antara Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi agar tetap terjaga pada level yang rendah dan stabil.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.