Sukses

Apple Cetak USD 1 Triliun, Wall Street Bergerak Bervariasi

Pasar dipengaruhi kenaikan saham Apple Inc (AAPL.O) yang naik 2,9 persen usai memberikan laporan labanya dan membuat nilai pasar perusahaan di ambang triliun dolar.

Liputan6.com, Jakarta Saham teknologi mendorong wallstreet bervariasi. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penguatan didorong peningkatan saham Apple, usai produsen pembuat iPhone ini menjadi perusahaan AS pertama yang diperdagangkan senilai satu triliun dolar.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 7,66 poin, atau 0,03 persen, menjadi 25,326.16. Namun indeks S&P 500 tercatat naik 13,86 poin, atau 0,49 persen, menjadi 2,827.22 dan Nasdaq Composite  bertambah 95,40 poin, atau 1,24 persen, menjadi 7.802,69.

Pasar dipengaruhi kenaikan saham Apple Inc (AAPL.O) yang naik 2,9 persen usai memberikan laporan labanya dan membuat nilai pasar perusahaan di ambang triliun dolar.

"Ini pertanda baik untuk pasar dan ekonomi. Karena meskipun saat ini kita berbicara tentang dampak perdagangan atau perang mata uang, masalah dengan China, Apple, yang membuat sebagian besar produk mereka di China, sedang merasakan ini," kata Kim Forrest, Manajer Portofolio Senior Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh. 

Pembuat smartphone ini memimpin kenaikan pada indeks teknologi S&P sebesar 1,4 persen, persentase terbesar di antara 11 sektor utama S&P 500.

Kenaikan saham juga terjadi pada Facebook Inc (FB.O) naik 2,7 persen, Alphabet Inc (GOOGL.O) naik 0,7 persen, Netflix (NFLX.O) naik 1,8 persen dan Amazon. com (AMZN.O) naik 2,1 persen.

Kemudian Cisco Systems Inc (CSCO.O) diketahui akan membeli perusahaan keamanan cyber yang didukung modal ventura Duo Security senilai USD 2,35 miliar dalam bentuk tunai. Saham Cisco kemudian naik 1,6 persen.

Keuntungan sektor teknologi membantu mengimbangi meningkatnya ketegangan perdagangan, karena China mendesak Amerika Serikat untuk "tenang" setelah Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengaku diarahkan untuk meningkatkan tarif yang diusulkan sebelumnya pada impor Cina.

Melalui jumpa pers, juru bicara kementerian luar negeri China menyebut taktik Amerika Serikat sebagai "pemerasan".

"Retorika tarif selalu penting untuk dipantau. Tapi yang lebih penting, apa pengaruhnya di pasar?," jelas Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior BB & T Wealth Management di Birmingham, Alabama. 

Perusahaan industri yang sensitif terhadap perang dagang ini, termasuk Boeing Co (BA.N) dan Caterpillar Inc (CAT.N), membantu menyeret saham blue-chip pada indeksDow sedikit lebih rendah.

Namun kali ini, saham produsen bahan kimia DowDuPont Inc (DWDP.N) mencatat penurunan 2,2 persen setelah perusahaan memperingatkan kenaikan biaya bahan baku. Ini perusahaan setelah membukukan laba yang lebih besar dari perkiraan konsensus untuk kuartal keempat didorong kenaikan harga dan permintaan yang kuat. 

Pada perdagangan ini, volume di bursa AS mencapai 6,66 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,25 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Bervariasi Usai The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi dengan indeks saham S&P 500 dan Dow Jones tergelincir. Kenaikan saham Apple dapat diimbangi dengan saham perusahaan energi dan industri tertekan.

Selain itu, the Federal Reserve atau bank sentral AS tetap berada di jalur untuk menaikkan suku bunga yang diharapkan terjadi pada September.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 81,37 poin atau 0,32 persen ke posisi 25.333,82. Indeks saham S&P 500 susut 2,93 poin atau 0,10 persen ke posisi 2.813,36.

Sedangkan indeks saham Nasdaq bertambah 35,50 poin atau 0,46 persen ke posisi 7.707,29. Sektor saham teknologi mendorong kenaikan indeks saham Nasdaq.

Sentimen pengaruhi wall street datang dari bank sentral AS atau the Federal Reserve pertahankan suku bunga acuan 1,75 persen-2 persen. The Federal Reserve juga melihat ekonomi AS tumbuh dan pasar tenaga kerja menguat. Inflasi juga mendekati target dua persen.

"The Federal Reserve menunjukkan mereka bersedia memberikan ekonomi berjalan sedikit panas selama mereka tidak melihat lonjakan signifikan dalam inflasi yang berpotensi menjadi angin untuk pasar saham," ujar Bob Baur, Ekonom Principal Global Investors, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (2/8/2018).

Sementara itu, saham teknologi membawa indeks saham Nasdaq ke wilayah positif. Namun, kekhawatiran perang dagang meningkat ketika Presiden AS Donald Trump mengusulkan menaikkan tarif impor dari China. Sentimen itu juga mendorong pergerakan indeks saham Dow Jones dan S&P di wall street.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Wall Street