Sukses

4 Kata Ajaib yang Ingin HRD Dengar saat Wawancara Kerja

Liputan6.com, Jakarta - Saat melakukan wawancara kerja, persiapan mental dan materi tentu perlu untuk dilakukan. Mengingat hal ini adalah kesempatan Anda untuk diingat secara baik oleh HRD atau pewawancara kerja. 

Dengan kesan baik yang diciptakan, Anda akan lebih mudah diingat serta dipertimbangkan lebih untuk kemudian bisa masuk daftar kandidat potensial yang mungkin akan diterima oleh perusahaan terkait. 

Bekerja sebagai HRD sejak tahun 1997, Nick Corcodilos menyatakan ada empat kata penting yang ingin didengar seorang HRD saat melakukan wawancara kerja dengan para pelamar.

"Jika Anda gagal mengatakan bahwa Anda menginginkan pekerjaan tersebut, tandanya Anda tidak begitu tertarik untuk bekerja disana," tuturnya seperti dikutip dari laman Time.com, Rabu (23/5/2018).

Dia menilai bahwa kesuksesan wawancara kerja Anda terletak pada empat kata tersebut yakni Saya menginginkan pekerjaan ini.

"Empat kata ini merupakan hal paling sederhana dan mendasar persyaratan saat wawancara kerja," ujarnya. 

Ia juga berpendapat pentingnya untuk membuat kontak langsung dengan pewawancara. Cobalah menatap mata sang pewawancara sekaligus memberika gesture yang baik saat berbicara. 

Saya menginginkan pekerjaan ini. Saya harap saya dapat meyakinkan Anda dan mampu melakukan pekerjaan ini dengan baik. saya ingin bekerja pada tim Anda dan mengambil kesempatan ini dengan serius.

"Inilah kalimat yang dapat menunjukan bahwa diri Anda pantas untuk diterima sekaligus menjadikan diri Anda menonjol dibandingkan dengan para kandidat lain," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tips Jitu Hadapi Pertanyaan Wawancara Kerja yang Tak Sesuai

Ada banyak artikel dan sumber di luar sana yang berfokus pada tip penulisan resume terbaru, strategi pencarian kerja, dan teknik wawancara untuk mengesankan para perekrut. Namun yang langka adalah sumber daya yang berhubungan dengan hak pencari kerja.

Meskipun tidak semua negara memiliki undang-undang yang tepat untuk melindungi hak-hak karyawan, fokus yang berkembang pada praktik ketenagakerjaan yang setara telah menghasilkan momentum global untuk memerangi praktik perburuhan yang tidak sesuai.

Di Asia, undang-undang ketenagakerjaan untuk masing-masing negara melindungi karyawan dan pencari kerja dalam berbagai tingkat namun memiliki prinsip serupa, terutama melindungi kesetaraan jender dan memberikan kesempatan kerja yang setara.

 Kebijakan semacam itu telah membuat beberapa pertanyaan wawancara kerja tidak sesuai, bahkan ilegal. Dan sementara Anda mungkin ingin melakukan yang terbaik saat wawancara, namun sama pentingnya bagi Anda untuk melindungi hak privasi Anda dan tetap melakukan wawancara dengan pertanyaan terbatas yang sesuai dengan kemampuan Anda untuk memenuhi persyaratan pekerjaan dan bukan hal lainnya.

Berikut adalah sembilan pertanyaan wawancara kerja yang tidak sesuai dan cara yang tepat untuk menanganinya:

1. Berapa usia Anda?

Ini mungkin tampak seperti pertanyaan yang biasa untuk diajukan, namun masalahnya adalah jika usia Anda tersebut memengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan, maka informasi ini sama sekali tidak ada hubungannya dalam wawancara.

Anda dapat membelokkannya dengan sebuah lelucon seperti, “Cukup tua untuk bisa menyetir!” dan menertawakannya. Mudah-mudahan pewawancara akan mendapatkan petunjuk dan melanjutkan pertanyaannya.

2. Apakah Anda lajang?

Beberapa perekrut mengira sangat normal untuk menanyakan status perkawinan Anda, tapi sekali lagi, ini bukan urusan mereka.

Dalam situasi ini, Anda mempunyai hak untuk mengatakan, “Saya lebih memilih untuk tidak mendiskusikan kehidupan pribadi saya, tapi saya lebih dari senang untuk membicarakan pengalaman dan keterampilan saya.”1 dari 4 halaman

3 dari 3 halaman

3. Apakah Anda punya anak?

Salah satu cara cerdas untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengembalikannya kepada perekrut dan menanyakan apakah perusahaan memiliki masalah dengan karyawan yang memiliki keluarga.

Tapi ingat, jangan bersikap sinis, pertahankan nada Anda tetap ramah dan mudah diwawancara. Hal ini akan membuat pesan tersampaikan dengan jelas.

4. Apakah suku Anda?

Agar tetap netral, jawablah yang menyebutkan kewarganegaraan Anda dan beritahu pewawancara bahwa Anda memiliki kuasa hukum untuk bekerja di negara ini.

Jika pewawancara bertahan, Anda mungkin harus memberitahunya dan mengatakan bahwa Anda tidak melihat bagaimana hal itu mempengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan, sambil mempertahankan nada ramah.

5. Apakah Anda merokok atau minum? 

Cobalah menjawab dengan, “Apakah Anda memerlukan perokok atau peminum untuk pekerjaan ini?” Dengan tatapan bingung di wajah Anda untuk menyampaikan keingintahuan yang tulus.

6. Apakah Anda religius?

Jawablah dengan mengatakan, “Hei, bukankah kita harus menjauh dari topik sensitif seperti agama dan politik selama pertemuan bisnis?” Ini sama dengan membunuh dua burung dengan satu batu (mendapatkan dua hal sekaligus--ini mengalihkan pertanyaan dan memastikan pewawancara selanjutnya tidak bertanya tentang politik!

7. Partai politik mana yang Anda dukung?

Lihat poin sebelumnya (nomor 6) agar tak ada pertanyaan seperti ini.

8. Apakah Anda memiliki cacat?

Anda bisa mengatakan, “Tidak ada yang akan mempengaruhi kemampuan saya untuk melakukan pekerjaan itu,” yang akan menjawab pertanyaan tersebut tanpa mengungkapkan rincian pribadi yang belum siap Anda bagikan.

Meskipun penting bagi Anda untuk mempertahankan profesionalisme Anda dan menjawab pertanyaan para perekrut dengan sebaik mungkin, namun hal itu juga menggambarkan banyak tentang budaya kerja perusahaan jika mereka minta maaf tentang pertanyaan wawancara pekerjaan yang tidak pantas tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini