Sukses

PGN Dapat Pasokan Gas dari Medco

PGN menyatakan alokasi gas dari Medco E&P Indonesia tersebut untuk melayani kebutuhan 6.031 sambungan rumah tangga di Kabupaten Musi Banyuasin.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mendapat pasokan gas dari PT Medco E&P Indonesia dengan volume 0,25 mmscfd untuk alokasi jargas di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan,‎ PGN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) ‎dengan Medco. Hal ini sebagai bentuk dukungan atas kebijakan pemerintah, untuk mendorong pengembangan jaringan gas (jargas) rumah tangga.

"Penandatanganan ini sebagai upaya kami menjamin pasokan gas bumi ke masyarakat tetap lancar," kata Rachmat, saat menghadiri the 42nd IPA Covention and Exhibition, di Jakarta Jumat (4/5/2018).

Kerja sama jual beli gas antara PGN dan Medco E&P ini dimulai sejak 26 September 2017. Kontrak penyaluran gas yang bersumber dari Wilayah Kerja South Sumatera ini akan berlangsung selama 10 tahun hingga Juli 2027.

Rachmat mengungkapkan, alokasi gas ini akan digunakan untuk melayani kebutuhan 6.031 sambungan rumah tangga (SRT) jargas di Kabupaten Musi Banyuasin.

Hingga 30 April 2018, sudah sekitar 1.155 pelanggan rumah tangga di Kabupaten Musi Banyuasin telah memanfaatkan pasokan gas bumi dari PGN.

Infrastruktur jargas di Kabupaten Musi Banyuasin dibangun oleh PGN sesuai penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 untuk membangun jargas sejumlah 6.031 SRT.

"PGN akan terus agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional, untuk pemanfaatan gas bumi yang efisien dan ramah lingkungan bagi masyarakat sekaligus sebagai bentuk dukungan kebijakan pemerintah untuk konversi BBM ke BBG," tutur Rachmat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PGN Pasok Gas ke Pembangkit Listrik Muara Karang

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memasok gas bumi ke Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, yang dikelola oleh PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Karang (PT PJB UP Muara Karang).

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan, PJB UP Muara Karang, PGN dan PLN telah menandatangani kontrak jual beli gas pada Februari 2018. Dengan jangka waktu kerja sama penyaluran selama satu tahun, PGN akan memasok gas bumi sebesar 50 MMSCFD.

"Tim PGN sejak Minggu pagi sudah memulai persiapan gas-in (penyaluran gas perdana) sampai ke kompresor PLN, dan ditargetkan pada Selasa pagi ini kompresor PLN siap running," kata Rachmat, di Jakarta, Selasa 1 Mei 2018.

Saat ini kapasitas terpasang pembangkit PJB UP Muara Karang sekitar 1.700 Mega Watt terdiri dari Blok 1, 2 dan serta PLTGU 4-5. Sedangkan Blok 3 sebesar 500 MW diperkirakan beroperasi pada 2020, sehingga total kapasitas terpasang di PJB UP Muara Karang nantinya bakal mencapai 2.200 MW.

Pasokan Gas untuk PJB UP Muara Karang saat ini didapatkan dari penyaluran gas Nusantara Regas, dengan rata-rata volume 100-150 BBTUD dan Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan rata-rata volume 30-60 BBTUD.

"Dengan masuknya penyaluran gas PGN untuk PJB UP Muara Karang nantinya, diharapkan dapat lebih memberikan kehandalan pasokan energi bahan bakar pembangkit di PJB UP Muara Karang," tutur Rachmat.

Secara sistem kelistrikan, baik IP UPJP Tanjung Priok maupun PJB UP Muara Karang memasok kebutuhan listrik pada grid 150 kilo Volt (kV), untuk wilayah Jakarta dan sebagian Tangerang, yang selanjutnya akan diturunkan termasuk pada sistem kelistrikan untuk industri dan rumah tangga.

Rachmat menyatakan, PGN siap memenuhi peningkatan kebutuhan pasokan gas untuk pembangkit listrik, di tengah meningkatnya harga batu bara. Seperti diketahui, harga batu bara terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir seiring tingginya permintaan dari negara-negara Asia antara lain China, India, dan Vietnam.

"Kenaikan harga batu bara ini menjadi peluang bagi PGN untuk mengambil pasar dari perusahaan pembangkitan listrik yang ingin beralih ke bahan bakar gas bumi, apalagi gas bumi ini lebih murah dan lebih bersih untuk lingkungan," tutur Rachmat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.