Sukses

Pasok Listrik ke Smelter, PLN Operasikan Gardu Induk Khusus

PLN mengoperasikan gardu induk untuk smelter di Banteng, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mengoperasikan Gardu Induk (GI) 150 kilo Volt (kV) dengan trafo 2x60 Mega Volt Ampere (MVA) khusus untuk memasok listrik fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter), di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

General Manager PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat Bambang Yusuf mengatakan, keberadaan GI Bantaeng yang mengalirkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto dan PLTU Punagaya. Dengan adanya pasoskan listrik PLN siap menyambut investor dengan menyediakan fasilitas ketenagalistrikan di Sulawesi Selatan.

“Secara teknis, PLN telah siap untuk memasok tenaga listrik bagi perkembangan industri di Bantaeng dengan pelayanan yang prima,” kata Bambang, di Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Menurutnya, saat ini sudah ada smelter yang mengajukan permohonan listrik sebesar 150 juta VA di Bantaeng. Tahap pertama PLN memasok 40 Megawatt (MW) untuk semelter Huadia Nickel-Alloy Indonesia. Saat ini, smelter tersebut masih tahap penyelesaian, setelah siap maka PLN langsung memasok listriknya.

“Saat ini Gardu Induk Bantaeng Smelter sudah siap untuk melayani industri smelter yang diperkirakan akan masuk di sistem pada kuartal II-2018,” imbuh Bambang.

Selain GI khusus smelter, PLN juga telah menyiapkan dua GI untuk melayani kebutuhan listrik umum, yakni GI Bantaeng New dan GI Bantaeng Switching.

“GI Bantaeng Switching ini malah sudah beroperasi memenuhi listrik pelanggan umum,” ungkap Bambang.

Bambang berharap, pasokan listrik yang cukup ini dapat memberikan dorongan bagi industri baru untuk segera beroperasi dan terus bertumbuh sehingga dapat berdampak pada peningkatan perkembangan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Masuknya investor industri pengolahan bahan tambang (smelter) di Kabupaten Bantaeng yang berasal dari luar negeri merupakan bentuk pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan yang semakin meningkat dan berhasil menarik investor dari luar negeri untuk berinvestasi,” pungkas Bambang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Amankan Listrik Jakarta Saat Asian Games, PLN Rogoh Rp 2 Triliun

PT PLN (Persero) memastikan pasokan listrik Jakarta aman saat acara akbar Asian Games pada 18 Agustus-2 September 2018 mendatang. Demi menyukseskan Asian Games di Jakarta, PLN merogoh kocek Rp 2 triliun untuk memperkuat listrik Ibu Kota. 

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS menjelaskan, perseroan telah menyiapkan lima lapis cadangan listrik yakni PLN 1, PLN 2, PLN 3, genset pelanggan dan kelima UPS (uninterruptible power system).  

"PLN siap memberikan berapa saja yang diminta panitia, misal untuk tambah AC dan sebagainya. Kami siap memberikan yang terbaik," kata Haryanto di Nusa Dua, Bali, pada 12 April 2018. 

Dia menuturkan, saat ini perseroan telah melakukan penambahan cadangan listrik di beberapa lokasi misal sebesar 15 mega watt (MW) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. 

Selain menyiapkan lima lapis pengamanan listrik, ucap dia, PLN juga menyiapkan sejumlah upaya lain dalam rangka meningkatkan layanan listrik di Jakarta-Banten. 

Pertama, membangun kabel-kabel penghantar baru dan mengganti yang lama. Kabel itu ditarik dari pembangkit di Jawa-Bali, khusus untuk Asian Games. 

"Sebab kebutuhan listrik bukan hanya untuk GBK, tetapi juga ke hotel, restoran, serta terutama untuk para pelanggan," lanjut dia. 

Untuk pembaruan kabel, yang akan dikerjakan misal di daerah Kebon Sirih ditarik kabel dari Gambir, kemudian dari Dukuh Atas ke Menteng. 

Selain menambah dan memperbaharui kabel penghantar, PLN juga menambah pasokan pembangkit listrik baru, yakni PLTG di Tanjung Priok sebesar 600 MW yang diperkirakan selesai akhir Juli 2018.

Proyek ini masuk ke program 35.000 MW dan dikelola Indonesia Power PMTG Unit 4. 

"Saat ini cadangan listrik Jakarta-Banten 1.700 MW jika ditambah 600 MW jadi 2.300 MW. Sementara kebutuhan sekitar Jakarta hanya 50 MW saja," tutur Haryanto. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini