Sukses

Ancaman Perang Dagang Mereda Bikin Harga Minyak Naik

Pasar saham AS tercatat naik lebih dari 1 persen. Sementara harga minyak mentah berjangka baru-baru ini sangat dipengaruhi oleh ekuitas.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia naik terdorong kenaikan di pasar saham seiring meredanya kekhawatiran terjadinya perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Melansir laman Reuters, Selasa (10/4/2018), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,25 atau 1,9 persen menjadi USD 68,36 per barel.

Adapun minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik USD 1,21 atau naik 2,0 persen menjadi menjadi USD 63,27 per barel. Harga ini berada di jalur kenaikan persentase harian terbesar sejak 23 Maret.

"Sekali lagi kami menemukan pasar minyak tersapu oleh sentimen pasar yang lebih luas," kata Matt Smith, Direktur Riset Komoditas di ClipperData.

Pasar saham AS tercatat naik lebih dari 1 persen. Sementara harga minyak mentah berjangka baru-baru ini sangat dipengaruhi oleh ekuitas.

Harga minyak turun sekitar 2 persen pada hari Jumat, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menerapkan tarif baru terhadap China melalui akun Twitternya.

Ancaman ini menyalakan kembali kekhawatiran akan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Lain

Pelaku pasar juga fokus pada serangan udara di pangkalan udara di Suriah selama akhir pekan. Suriah dan sekutu utamanya Rusia menyalahkan Israel karena melakukan serangan terhadap pangkalan udara Suriah dekat Homs, yang menyusul laporan serangan gas beracun oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad di sebuah kota yang dikuasai pemberontak.

Pentagon secara resmi membantah laporan televisi pemerintah Suriah tersebut, yang menyatakan jika militer AS telah menembakkan rudal ke pangkalan udara pemerintah Suriah.

Adapun harga minyak sejauh ini telah didukung permintaan yang kembali menguat dan kebijakan pembatasan pasokan yang dipimpin Organisasi Negara Pengekspor Minyak, yang dimulai pada 2017 untuk mengendalikan kelebihan pasokan dan menaikkan harga.

Di pasar minyak fisik, produsen nomor dua OPEC, Irak mengatakan bahwa negara itu akan menjaga harga stabil untuk persediaan minyak mentah pada Mei.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini