Sukses

Pemerintah Tingkatkan Edukasi Usai Isu Telur Palsu

Beredarnya isu telur palsu disebabkan kurang pemahaman masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Plh Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Sri Hartati mengatakan pihaknya belum berencana menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan peristiwa viral-nya kabar peredaran telur palsu.

"Kami belum sejauh itu. Kami baru edukasi," ujar dia di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Sri menuturkan, pihaknya sedang memberikan pemahaman kepada masyarakat tidak ada telur palsu yang beredar di pasaran.

"Edukasi dulu yang penting, karena tentu masyarakat itu tidak paham. Tidak tahu yang sebenarnya," kata dia.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Direktur Usaha dan Pengembangan PD Pasar Jaya, Anugerah Esa. Menurut dia, beredarnya isu telur palsu disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat.

"Ini faktor knowledge ya. Pengetahuan. Yang melaporkan merasa yakin dia benar, yang dilaporkan," ujar dia

"Orang pasar kita, tahunya hanya penyewaan kios. Ditanya soal telur, itu 180 derajat dari core bisnis kita," tambah dia.

Karena itu, menurut dia, selain edukasi pada masyarakat, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) petugas pasar, mutlak diperlukan. "Ini bahan introspeksi juga untuk kami (PD Pasar Jaya). Kami akan develop lagi sumber daya manusia kami," lanjut Esa.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan lebih bijak dan selektif sebelum memposting sesuatu di media sosial. "Ini faktor knowledge dari yang lapor dan dilaporkan. Kita tahu masyarakat sekarang gemar mengabadikan. Kejadian apapun pasti diabadikan, jiwa jurnalistiknya pasti timbul," ujar dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mentan: Berita soal Telur Palsu Hoaks

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa berita mengenai telur palsu yang tengah beredar di masyarakat adalah berita bohong alias hoaks. Amran pun meminta agar masyarakat tidak menyebarkan lebih luas informasi mengenai adanya telur palsu tersebut. 

"Itu hoaks ya. Itu enggak ada. Jangan dibesar-besarkan. Jangan seperti beras plastik. Jangan seperti merica palsu," ungkap Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin 19 Mret 2018.

Dia berharap agar masyarakat mampu menyaring informasi dan tidak lagi menyebar informasi yang tidak benar. Berita yang belum jelas kebenaranya akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Jangan seperti traktor, bahwa ada yang dijual. Itu sampai hari ini tidak ada. Mari kita menyejukkan masyarakat. Kita sekarang mempersiapkan, bersama Menteri Perdagangan, Menteri BUMN untuk menstabilkan harga, menghadapi bulan Ramadan," tegas dia.

Amran juga menegaskan bahwa Kementerian Pertanian selalu berupaya untuk melindungi masyarakat dengan berbagai cara. Contoh terakhir adalah pencegahan masuknya rock melon berbakteri dari Australia dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan).

"Kalau melon itu kami tegas udah keluarkan permentan tutup enggak boleh masuk di Indonesia. Itu tegas karena kita harus melindungi petani kita melindungi bangsa Indonesia dari virus berbahaya," kata dia.

Dia pun menyampaikan bahwa pemerintah Australia tentu dapat menerima kebijakan larangan impor tersebut.

"Pasti mereka (Australia) mengerti, paham. Kita harus antisipasi adanya penyakit dan virus dan semua negara melakukan hal demikian," tandas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.