Sukses

Induk Usaha Google Catat Pendapatan Tembus Rp 1.347 Triliun

Induk usaha Google, Alphabet mencatatkan penjualan US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.347,89 triliun. Angka itu sentuh rekor dalam 20 tahun.

Liputan6.com, New York - Induk usaha Google, Alphabet mencatatkan penjualan mencapai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.347,89 triliun (asumsi kurs Rp 13.478 per dolar Amerika Serikat). Pencapaian penjualan tahunan tersebut untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.

Induk usaha Google membukukan penjualan mencapai US$ 32,3 miliar pada kuartal IV 2017. Hal itu mendorong total penjualan menjadi US$ 110 miliar. Perseroan mencatatkan kenaikan penjualan dari periode 2016 sekitar US$ 90 miliar.

Akan tetapi, perseroan harus membayar tagihan pajak skeitar US$ 9,9 miliar pada 2017. Di tengah positifnya kinerja perseroan, saham Alphabet turun sebanyak lima persen usai rilis laporan pendapatan. Demikian mengutip laman CNN Money, Jumat (3/2/2018).

Perseroan juga mengumumkan John Hennessy sebagai anggota dewan yang akan ambil alih jabatan Chairman Alphabet. Hennessy menggantikan Eric Schmid, mantan CEO Google yang mengundurkan diri pada Desember.

Adapun tonggak sejarah perseroan mencatatkan penjualan sentuh rekor tersebut didorong kekuatan iklan Google yang terus berkembang pesat. Meski perseroan juga menghadapi kontroversi iklan pemilihan di Rusia.

Google dan Facebook meraih belanja iklan lebih dari 60 persen di Amerika Serikat (AS) pada 2017. Hal itu berdasarkan firma riset eMarketer. Angka itu pun diperkirakan terus bertambah.

Sementara iklan terus menopang pendapatan Alphabet, perseroan juga menemukan sejumlah strategi sebagai penghasil uang baru. Alphabet memperoleh penjualan US$ 15 miliar dari layanan cloud dan produk hardware yaitu ponsel Pixel dan speaker Google Home. Meski demikian, Alphabet masih berada di belakang Amazon untuk bisnis cloud, sedangkan bisnis hardware juga masih di bawah Apple.

Namun, perseroan mampu meraih penjualan US$ 100 miliar dan masuk jajaran perusahaan yang catatkan angka penjualan tersebut. Amazon mendapatkan penjualan US$ 100 miliar untuk pertama kali pada 2015. Sedangkan Apple pada 2011.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Google Depak 700 Ribu Aplikasi Abal-Abal

Sebelumnya, Google berhasil menghapus aplikasi yang dianggap berbahaya di sepanjang 2017. Tercatat, ada 700.000 aplikasi yang ditendang dari Play Store. Jumlah aplikasi yang diblokir pun meningkat 70 persen dari 2016.

Adapun konteks berbahaya di sini maksudnya adalah aplikasi yang mengandung malware dan aplikasi kloning tiruan dari aplikasi-aplikasi orisinil yang sudah lebih dulu hadir di Play Store.

"Kami sudah mengidentifikasi aplikasi mana yang memiliki kriteria berbahaya. Hasilnya, 99 persen aplikasi yang masuk ke kategori berbahaya telah kami hilangkan dari Play Store," kata Andew Ahn, Google Play Product Manager sebagaimana dikutip The Verge, Kamis 1 Februari 2018.

Ahn juga mengungkap pihaknya bisa menghapus ratusan ribu aplikasi abal-abal tersebut karena atas atribusi perusahaan dengan model machine learning terbaru yang bisa mengidentifikasi aplikasi mana yang asli dan palsu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.