Sukses

Produksi Baja Krakatau Steel Tak Terganggu Gempa Lebak

BMKG memantau sudah ada 53 kali gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil di Lebak Banten.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Lebak dengan puluhan kali gempa susulannya, tidak mengganggu produksi baja di PT Krakatau Steel (KS), Kota Cilegon, Banten.

"Sama sekali tidak (mengganggu), produksi lancar seperti biasa," kata Situasi Arif, Corporate Secretary (CS) PT KS, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Jumat (26/01/2018).

Meski terasa guncangan, namun dia memastikan perusahaan telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), demi keamanan karyawan BUMN itu.

"Lumayan terasa (guncangan) beberapa detik saja. Ya sama tentunya, dengan di perusahaan lain, ada langkah-langkah evakuasinya," terangnya.

Begitupun dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), salah satu anak perusahaan plat merah ini pun mengaku, proses bongkar muat di pelabuhannya tak terkendala gempa bumi berkekuatan 6,1SR dan gempa susulan yang terus terjadi.

"Alhamdulillah, seluruh dermaga KBS berjalan sesuai rencana," kata Tonno Sapoetro, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Jumat (26/01/2018).

Di tengah musibah gempa bumi di Kabupaten Lebak yang merusak ribuan rumah, Andika Hazrumy, Wakil Gubernur (Wagub) Banten mendapatkan penghargaan sebagai karang taruna terbaik.

Andika saat ini juga masih menjabat sebagai Ketua Karang Taruna dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten.

"Alhamdulillah, tentu saja ini adalah prestasi bagi seluruh kader Karang Taruna di Provinsi Banten," kata Andika Hazrumy, Wakil Gubenur (Wagub) Banten, melalui rilis yang diterima, Jumat (26/01/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

53 Gempa di Lebak

Gempa bumi berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) yang berpusat di barat daya Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada 23 Januari 2018, pukul 13.34 WIB, telah menyebabkan dampak yang cukup besar.

Hingga kini, warga Lebak dan wilayah sekitarnya masih sering merasakan gempa susulan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau sudah ada 53 kali gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil.

"Gempa susulan ini adalah peristiwa alamiah di mana setelah gempa besar diikuti gempa-gempa susulan dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng yang ada," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (26/1/2018).

Sejauh ini, menurut Sutopo, pemutakhiran pendataan dampak gempa 6,1 SR terus dilakukan oleh Posko BNPB. Terdapat 73 kecamatan di 9 kabupaten/kota pada 3 provinsi (Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta) yang terdampak.

Satu orang meninggal dunia akibat gempa, yaitu Nana Karyana (40), karena serangan jantung. Saat gempa, ia sedang memperbaiki atap genteng rumah. "Korban kaget dan jatuh kemudian pingsan dan akhirnya meninggal dunia," katanya.

Selain itu, gempa juga mengakibatkan 11 orang luka-luka, di mana tujuh orang luka berat dan empat luka ringan. Sebanyak 2.760 unit rumah rusak, dengan rincian 291 rusak berat (RB), 575 rusak sedang (RS), dan 1.894 rusak ringan (RR).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini