Sukses

Pemerintah Pastikan Bali Aman untuk Liburan Akhir Tahun

Pemerintah juga memperkuat sistem bandara darurat di Banyuwangi untuk antisipasi letusan Gunung Agung.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman memastikan Bali adalah tempat yang aman untuk menghabiskan liburan Natal 2017 dan tahun baru 2018.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengatakan, jika saja skenario terburuk terjadi pada Gunung Agung, Bali tetap aman dan layak untuk dikunjungi oleh para wisatawan domestik dan mancanegara.

"Kita (Kemenko Bidang Kemaritiman), BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM telah melacak situasi terakhir Gunung Agung, dan memastikan bahwa gunung itu tidak akan mengancam para wisatawan yang hendak berpergian ke Bali," tutur dia di kantornya, Jumat (22/12/2017).

Skenario terburuk coba dirancang dengan memakai acuan letusan mematikan Gunung Agung pada 1963. Data menunjukkan letusan hanya berdampak pada kawasan di sekitar gunung dalam radius 8-10 km.

Arif juga turut memberikan pemaparan terkait arah angin hingga awal 2018, yang akan berembus ke arah timur laut. Mengacu pada data tersebut, dia memastikan asap tidak akan menjangkau area selatan dan utara Bali.

"Kalau saja Gunung Agung meletus dahsyat seperti pada 1963, Denpasar dan destinasi wisata favorit para turis seperti Kuta dan Nusa Dua tidak akan terkena dampaknya. Saya pastikan itu," jelasnya.

Selain itu, pemerintah telah memperkuat sistem bandara darurat di Banyuwangi, yang memungkinkan pesawat untuk melakukan pendaratan di sana.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pihak Kedutaan Diharapkan Beri Informasi Perkembangan Terbaru

Kemenko Bidang Kemaritiman juga berikan informasi perihal situasi terakhir Gunung Agung kepada sejumlah pihak kedutaan besar luar negeri.

Mereka mengundang beberapa perwakilan negara yang mayoritas wisman ke Indonesia berasal dari negara-negara tersebut, antara lain Inggris, China, Belgia, Jerman, Australia, Korea Selatan, Singapura, Swiss, Jepang, Bangladesh, Filipina, Belanda, Prancis, Qatar, dan Maroko.

Arif berharap para tamu undangan tersebut nantinya dapat melanjutkan informasi seputar kondisi aman di Bali kepada pemerintah pusat di negaranya. Erupsi Gunung Agung sendiri memang telah berdampak terhadap sikap beberapa negara, yang mengeluarkan travel warning agar tidak berpergian ke Pulau Dewata, seperti China.

"Dengan penjelasan ini, saya ingin publik internasional juga terbuka matanya, bahwa Bali tidak semengerikan seperti yang banyak media asing gambarkan. Kita mengharapkan, beberapa negara seperti China dapat segera mencabut travel warning kepada penduduknya untuk tidak melancong dulu ke Bali," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata RI menargetkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada 2017 sebanyak 15 juta wisman. Erupsi Gunung Agung diperkirakan telah memangkas target awal menjadi hanya 14 juta wisman, atau 95 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.