Sukses

Bandara Ngurah Rai Tutup, Jokowi Minta Turis Jangan Telantar

Presiden Jokowi meminta wisatawan ditangani sebaiknya sehingga tidak kesulitan transportasi imbas penutupan Bandara Ngurah Rai.

Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya aktivitas Gunung Agung menjadi awas membuat kegiatan transportasi udara terhenti. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta instansi terkait menangani turis yang mobilitasnya terhambat atas penutupan Bandara Ngurah Rai.

Jokowi mengatakan, Kementerian Perhubungan dan Otoritas Bandara harus memperhatikan keselamatan, karena erupsi membahayakan penerbangan. Untuk menghindari hal yang tidak dinginkan, maka bandara terpaksa tutup.

"Kementerian Perhubungan dan otoritas bandara, betul memperhatikan keselamatan, ini membahayakan penerbangan dan keselamatan penumpang," kata Jokowi, di saat menghadiri CEO Forum, di kawasan Kuningan, Jakarta, ‎Rabu (29/11/2017).

Jokowi menuturkan, sektor pariwisata harus diperhatikan. Wisatawan harus ditangani dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan alat transportasi alternatif akibat penutupan bandara.

"Pariwisata agar ditangani, sebaiknya jangan sampai tidak terurus, karena bandara ditutup. Saya minta Menteri Perhubungan, gubernur, bupati, menangani ini juga," tutur Jokowi.

‎Selain wisatawan, Jokowi juga mengimbau agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri dan Badan Sar Nasional (Basarnas) menangani pengungsi dengan baik, agar bencana letusan Gunung Agung tersebut tidak memakan korban jiwa.

‎"Saat ini erupsi Gunung Agung masih terjadi, saya minta masyarakat terutama di Bali lebih khusus di sekitar gunung agar tetap tenang, mengikuti saran imbauan pemerintah daerah dan bagi mereka di radius 8-10 meter betul mengungsi untuk keselamatan," ujar Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Hari Bandara Ngurah Rai Ditutup, Ribuan Penerbangan Terganggu

Sebelumnya Bandara Ngurah Rai sudah ditutup sejak Senin, 27 November 2017 hingga Rabu, 29 November 2017 karena dampak erupsi Gunung Agung. Dalam tiga hari, ribuan penerbangan terpaksa tertunda.

Berdasarkan data Angkasa Pura I, pada 27 November 2017, sebanyak 445 jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai harus ditunda. Hal ini menyebabkan sekitar 59 ribu calon penumpang gagal terbang.

Sementara itu, pada 28 November 2017, sebanyak 443 penerbangan juga harus mengalami pembatalan, sehingga menyebabkan 59.539 calon penumpang tidak bisa diberangkatkan.

Pada Rabu, 29 November 2017, setelah diumumkan penutupan kembali Bandara Ngurah Rai hingga besok, 30 November 2017, sebanyak 430 penerbangan terganggu. Diperkirakan 57.792 calon penumpang gagal diterbangkan.

"Secara total selama tiga hari penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terdampak terhadap 1.318 Penerbangan (Domestik & Internasional) dari dan menuju Bali. Untuk total penumpang yang terdampak diperkirakan mencapai 176.331 penumpang," kata Communication & Legal Section Head PT Angkasa Pura I, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, melalui pesan singkatnya.

Dalam tiga hari penutupan Bandara Ngurah Rai, terlihat jumlah calon penumpang mulai menurun. Hal ini mengingat banyaknya calon penumpang yang sudah memilih transportasi alternatif untuk sampai ke daerah tujuan, seperti dengan kapal atau bus.

Pihak PT Angkasa Pura I kembali menutup operasional penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, hingga Kamis, 30 November 2017 pukul 07.00 Wita. Hal ini karena sebaran abu Gunung Agung masih menutupi wilayah udara bandara.

"Kami evaluasi atas perkembangan situasi penyebaran abu gunung dan arah angin setiap enam jam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Rabu (29/11/2017) seperti dilansir Antara.

Menurut Arie, perpanjangan penutupan operasional bandara selama 24 jam telah melalui rapat evaluasi membahas dampak erupsi Gunung Agung yang melibatkan seluruh pemangku kebijakan atau otoritas berwenang di bandara.

Rapat tersebut digelar setiap pukul 01.00 Wita untuk mengevaluasi operasional bandara berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, Vulcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin Australia, laporan pilot dan hasil pengujian di bandara.

Arie menjelaskan, berdasarkan pengamatan meteorologi dari VAAC, semburan abu gunung telah mencapai sekitar 25 ribu kaki bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 15 knots dan masih mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Prakiraan arah angin, ucap Arie, dari BMKG pada ketinggian atau level mencapai sekitar 3.000 meter arah barat laut-timur, ketinggian 5.000 meter barat laut-timur laut, dan ketinggian 24.000 utara-timur laut.

"Dari laporan pilot pada ketinggian 2.000 hingga 4.000 kaki masih ditemui adanya abu di ruang udara dengan arah angin ke barat daya," ucapnya.

Meski hasil paper test atau pengujian sebaran abu gunung di bandara masih nihil, Arie mengatakan dengan pertimbangan ruang udara di sekitar bandara masih tertutup oleh sebaran abu maka bandara ditutup.

Pihak berwenang telah menerbitkan surat peringatan penutupan Bandara Ngurah Rai kepada pelaku penerbangan dan pilot di seluruh dunia atau notice to airman (notam) dengan nomor A-4298/17.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.