Sukses

Gunung Agung Meletus, Penumpang Batalkan Penerbangan ke Bali

Penumpang memilih membatalkan penerbangan ke Bali karena dampak meletusnya Gunung Agung

Liputan6.com, Tangerang - Letusan Gunung Agung Bali berdampak pada pembatalan penerbangan dari dan menuju Denpasar, Bali. Imbasnya, banyak calon penumpang yang membatalkan atau menjadwal ulang penerbangan mereka.

Sebut saja Lion Air Group yang menaungi beberapa maskapai antara lain Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, dan Thai Lion Air yang seluruhnya beroperasi melayani penerbangan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai Bali, terpaksa membatalkan sejumlah jadwal penerbangannya.

Untuk maskapai Lion Air, pada Senin (27/11/2017) membatalkan 52 nomor penerbangan yang melayani penerbangan dari dan menuju Denpasar, Bali baik rute domestik maupun internasional. Sedangkan untuk maskapai Wings Air tidak mengoperasikan 25 nomor penerbangannya, sementara Batik Air membatalkan 14 nomor penerbangan.

Mengenai maskapai Lion Air Group yang berbasis di Malaysia yaitu Malindo Air pun juga turut membatalkan 4 nomor penerbangan dari Kuala Lumpur. Begitu pun Thai Lion Air yang berbasis di Thailand juga tidak mengoperasikan 2 nomor penerbangan yang melayani tujuan Bangkok – Denpasar.

“Seluruh pelanggan Lion Air Group yang terkena dampak pembatalan penerbangan tersebut dapat melakukan refund dan me-reschedule jadwal penerbangannya dengan menghubungi pelayanan call center maupun customer service Lion Air Group yang tersedia di Bandara Internasional Ngurah Rai dan bandara-bandara asal yang menuju Denpasar,” ujar Ramaditya Handoko, Corporate Communication Lion Air Group di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin pekan ini.

Langkah meminta pengembalian dana (refund) pun dilakukan salah seorang calon penumpang, Aldino (33). Dia dijadwalkan akan terbang ke Bali, tetapi memilih membatalkanya. "Mau bagaimana lagi, tadinya mau beli tiket ke Lombok, tapi dipikir lagi khawatir ada apa-apa di udara malah ribet lagi urusannya, jadi saya tunda keberangkatan saja," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, selain Lion Air Group, maskapai Garuda Indonesia pun membatalkan 88 penerbangan dari dan menuju ke Bali, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. Pembatalan ini sejalan dengan penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali karena sebaran abu vulkanik Gunung Agung di Bali.

"Terkait penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali untuk sementara tersebut, maka 88 penerbangan domestik dan internasional Garuda Indonesia untuk tujuan dari dan ke Bali dibatalkan (42 penerbangan yang akan tiba di Bali dan 46 penerbangan yang akan berangkat dari Bali)," kata Plh VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 27 November 2017.

Dengan kondisi ini, seluruh penumpang yang memiliki tiket untuk penerbangan dari dan ke Bali mendapat pilihan untuk mengubah jadwal (reschedule), memperpanjang masa berlaku tiket sampai dengan 6 (enam) bulan sejak terjadinya force majeure, dan mengubah rute perjalanan (reroute), mengganti nama dan berlaku hanya 1 (satu) kali penggantian saja.

"Atau untuk melakukan full refund sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata dia.

Dia mengatakan, Garuda Indonesia akan terus memonitor situasi dan perkembangan berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung tersebut. Khususnya, aktivitas sebaran abu vulkanik yang dapat mengganggu keselamatan penerbangan.

"Penerbangan Garuda Indonesia dari dan menuju Bali tersebut akan dilayani kembali setelah sebaran abu vulkanik dari Gunung Agung mereda dan kembali dalam situasi normal," ucap dia.

Sementara itu, sampai saat ini penerbangan Garuda Indonesia untuk tujuan dari dan ke Lombok pun masih dibatalkan. Hal itu mengingat sebaran abu vulkanik dari Gunung Agung masih mengganggu lintasan penerbangan untuk tujuan penerbangan ke Lombok. (Pramita Trisawati).

Tonton Video Pilihan Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gunung Agung Meletus, Bali Berpotensi Kehilangan Rp 237 Miliar

Letusan Gunung Agung membawa dampak signifikan terhadap sektor pariwisata di Bali. Sebab, dengan terjadinya peristiwa ini, diperkirakan ada sekitar 18 ribu wisatawan, baik domestik maupun asing yang batal datang ke Pulau Dewata dengan nilai kerugian Rp 237,6 miliar.

Ketua Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati mengatakan, ‎saat ini, rata-rata wisatawan yang datang ke Bali, baik lokal maupun mancanegara mencapai 18 ribu orang per hari. Dengan penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai akibat letusan Gunung Agung, otomatis para wisatawan tersebut tidak bisa masuk ke Bali.

Terlebih lagi, sekitar 75 persen hingga 80 persen wisatawan yang datang ke Bali menggunakan jasa transportasi udara.‎ "Ini kalau bandaranya ditutup, berarti potensi lost-nya segitu," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (27/11/2017).

Sedangkan untuk potensi kerugian di sektor pariwisata, lanjut Ardhana, setiap wisatawan yang berkunjung ke Bali rata-rata menghabiskan uang sekitar Rp 13,2 juta. Jika dihitung dengan prediksi 18 ribu wisatawan per hari, maka potensi kehilangan pendapatan di sektor pariwisata mencapai Rp 237,6 miliar.

"Kalau dari asumsi Bank Indonesia (BI), per wisatawan itu habiskan Rp 13,2 juta, rata-rata. Jadi segitu lah potensi yang hilang (Rp 237,6 miliar). Dan untuk hotel, food and baverage itu sekitar 65 persen dari total cost mereka larinya ke sana. Jadi cukup besar," jelas dia.

Namun, kata dia, yang penting dilakukan saat ini adalah bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan yang sudah berada di Bali. Dengan demikian, peristiwa alam ini tidak merusak citra Bali sebagai tujuan wisata di Indonesia.

"Yang penting bagi kita menjaga citra bali sebagai destinasi pariwisata dan budaya tetap bagus. Kita harus berikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.