Sukses

Liburan Hemat, Pilih Ikut Open Trip atau Sharing Cost?

Model perjalanan ini dilirik oleh para traveler karena melegenda dengan tarif murahnya yaitu open trip dan sharing cost.

Liputan6.com, Jakarta - Saat temanmu begitu rajin meng-update akun media sosial dengan foto-foto perjalanannya, siapa sangka kamu hanya bisa gigit jari. Travelling memang tak bisa lepas dari kesan mahal, apalagi jika liburan ke luar negeri.

Alokasi tiket perjalanan, biaya akomodasi selama perjalananmu, dan biaya tambahan lainnya pun bisa membuat migran. 

Untungnya, kini mulai berjamur aneka model perjalanan yang ramah kantong. Inilah beberapa model perjalanan yang mulai dilirik oleh para traveler karena melegenda dengan tarif murahnya yaitu open trip dan sharing cost.

Keduanya sama-sama menawarkan paket liburan dengan tarif hemat anggaran. Lalu apa perbedaan antar keduanya? Agar tak bingung, inilah perbedaan antara open trip dan sharing cost seperti dikutip dari Tunaiku:  

Model Perjalanan Open Trip

Jika sharing cost diorganisasi secara bersama-sama, maka open trip memiliki sistem yang cukup berbeda. Karena berorientasi pada keuntungan, open trip diorganisasi oleh penyelenggara.

Pihak penyelenggara akan menentukan destinasi, lamanya perjalanan, akomodasi, dan transportasi. Kamu cukup menyetorkan biaya yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara tersebut, biasanya dipegang oleh trip organizer.

Lalu apa keuntungan dari model perjalanan ini? Kamu tak perlu repot-repot lagi mengurus administrasi dan akomodasi, karena semuanya telah diurus oleh si penyelenggara.

Namun memang, penyelenggara akan mengambil untung dari nominal yang harus dibayar. Dan satu lagi, kouta peserta open trip sangatlah terbatas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sharing Cost

Model Perjalanan Sharing Cost

Model perjalanan yang satu ini menekankan pada sistem pembayaran yang ditanggung sama rata oleh setiap peserta. Salah satu peserta akan bertugas menjadi oordinator, tetapi agenda perjalanan disusun secara bersama-sama.

Si koordinator mengemban tugas untuk melakukan pemesanan penginapan, akomodasi, serta transportasi. Nantinya, masing-masing peserta harus membayar sebesar nominal yang telah disepakati.

Nominal ini bisa dilihat dari total pengeluaran yang telah dibagi rata oleh semua peserta sharing cost. Model perjalanan ini tidaklah mencari untung. Kita bisa travelling rame-rame dengan destinasi yang telah ditentukan bersama.

Setelah mengetahui perbedaannya, tak perlu gundah lagi nih dalam memilih model perjalanan. Keduanya sama-sama menguntungkan kok. Cukup dengan melihat budget dan preferensi kita. Karena keduanya sama-sama dapat membuat biaya perjalananmu lebih irit.

Baca juga: 7 langkah mudah travelling dengan bujet sesuai kantong yang merakyat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.