Sukses

Menko Luhut: Total Bersedia Ikut Kelola Blok Mahakam

Saat ini, Blok Mahakam dalam masa transisi dari kontraktor eksisting ke yang baru yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Total E&P Indonesia telah bersedia untuk mengelola Blok Mahakam. Porsi yang ditawarkan untuk perusahaan tersebut sebanyak 39 persen.

Masa kontrak Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation sendiri akan habis pada akhir tahun 2017. Saat ini, Blok Mahakam dalam masa transisi dari kontraktor eksisting ke yang baru yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PT PHM).

"Mahakam, jadi Total bersedia, akhirnya kita berikan 39 persen. Tapi mereka bayar 39 persen. Jadi expired contract, lu (kamu) mau 39 persen lu bayar sesuai dengan market value dia," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jakarta, Kamis (11/5/2017).

Luhut mengatakan, praktik ini umum berlaku di dunia. Dia mengatakan, Total sendiri telah melayangkan surat resmi.

"Kita nggak mau orang disalah-salahin, apa yang berlaku practice di dunia, itu kita lakukan di sini. Tapi kita juga tidak mau didiskriminasi juga. Kemarin kita jelas, pertama agak ngomel-ngomel mereka. Tapi akhirnya dia datang surat resminya, tadi saya baru diberi tahu," jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, Pertamina dapat menawarkan saham kepada kontraktor eksisting dan melakukan pengelolaan bersama di Blok Mahakam.

"Penawaran saham bisa mencapai maksimal 39 persen kepada kontraktor eksisting, dan Pertamina bisa melaksanakan kegiatan operasi produksi bersama-sama dengan kontraktor eksisting," jelas Jonan.

Di samping itu, dia mengatakan, aspek sumber daya manusia (pekerja) sebagai aset yang berharga. Dia menuturkan, pekerja tak perlu khawatir mengenai adanya transisi ini.

"Pekerja di sini, terutama yang masih muda-muda, jangan khawatir. Transisi kepemilikan dan pengelolaan Blok Mahakam diupayakan tidak menimbulkan kekhawatiran bagi para pekerja," tutur dia.

Seperti diketahui, Blok Mahakam merupakan produsen gas terbesar Indonesia yang dilengkapi dengan terminal Liquified Natural Gas (LNG), selain LNG Tangguh, dan LNG Donggi Senoro. Kontribusi gas Blok Mahakam dalam total produksi gas nasional sekitar 20 persen, disusul oleh Proyek Tangguh sekitar 17 persen.

Rata-rata produksi tahunan WK Mahakam saat ini adalah gas sebesar 1.635 juta kaki kubik per hari (mmscfd) serta minyak bumi sebesar 63 ribu barel minyak per hari (bph).

Blok yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Total E&P Indonesie (TEPI) dan Inpex Corporation akan berakhir kontrak pada 31 Desember 2017. Blok ini meliputi lapangan gas Peciko, Tunu, Tambora, Sisi - Nubi dan South Mahakam. Selain itu termasuk juga lapangan minyak Bekapai dan Handil.

Wilayah Kerja ini memiliki luas 2.738,51 km2 dan terletak di Kalimantan Timur serta merupakan wilayah kerja onshore dan offshore. WK Mahakam mulai berproduksi pertama kali pada 1974.

Saat ini Blok Mahakam dalam tahap transisi pengelolaan dari kontraktor eksisting kepada kontraktor baru yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Mahakam telah ditandatangani antara SKK Migas dengan PT PHM tanggal 29 Desember 2015 dan akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2018.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.