Sukses

Pengamanan Bandara Diperketat, Penumpang Harus Datang Lebih Cepat

Dari seluruh sektor transportasi, bandara memiliki pengamanan yang paling lengkap.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan memperketat penjagaan setelah terjadinya aksi terorisme di Solo. Untuk mengantisipasi adanya pemeriksaan, Kementerian Perhubungan meminta kepada para penumpang pesawat untuk datang lebih awal ke bandara saat arus balik nanti.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, dari seluruh sektor transportasi, bandara memiliki pengamanan yang paling lengkap. Meskipun sudah cukup lengkap, setiap bandara wajib meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi adanya aksi terorisme. 

"Semua bandara yang kami miliki, 35 bandara yang jadi fokus Lebaran dan daerah yang sepi pengamanan sudah ditingkatkan jadi dengan adanya TNI dan Polri," kata Jonan, di Bandara Halim, Jakarta, Rabu (6/7/2016).

Tentu saja, pengetatan keamanan itu berdampak kepada waktu pelayanan. Kemungkinan besar pengecekan untuk setiap penumpang akan semakin lama. Oleh karena itu, Jonan meminta kepada masyarakat yang akan menggunakan transportasi udara saat arus balik nanti, datang jauh lebih awal dari jam‎ keberangkatan. 

"Jadi jangan kurang dari 30 menit baru datang. Kalau memang dalam ketentuan meminta 1 jam harus datang ya ditepati. Ini pemeriksaannya akan lebih ketat," ungkap Jonan.

Selain pintu masuk penumpang, pemeriksaan ketat juga akan diberlakukan pada kendaraan ‎yang hendak memasuki area bandara. "Seperti yang anda lihat di pintu masuk parkir. Semua diperiksa. Kalau nanti penuh, pasti diperiksa semua. Saya sudah perintah harus diperiksa semua kendaraan," tutur Jonan.

General Manager Angkasa Pura II Bandara Halim Perdana Kusuma Kolonel Penerbang A Rasyid Jauhari melanjutkan, atas aksi terorisme pengamanan di Bandara Halim Perdana Kusuma ditambah dari 94 personel menjadi 104 personel.

"Tahap awal kita konsentrasi pada puncak mudik dan kita berharap sampai arus balik selesai. Tapi pengamanan akan tetap dilakukan selama operasional bandara," tutup Rasyid.

Sebelumnya pada Selasa 5 Juli 2016, bom bunuh diri meledak di depan Mapolresta Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2016) pagi. Ledakan terjadi tepat di depan penjagaan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolres Solo.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan bom itu berdaya ledak rendah. "Diduga low explosive karena bom tidak menghancurkan ruang sebelah TKP," ujar dia di Jakarta.

Akibat kejadian itu, menurut dia, pelaku meninggal dunia dan seorang polisi terluka ringan. Anggota yang terluka adalah Bripka Bambang Adi, anggota Provost Polresta Purwakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini