Sukses

Ini PR Buat Bank Syariah agar Bisa Membumi

Dalam dua tahun terakhir pertumbuhan bank syariah‎ lebih cenderung stagnan.

Liputan6.com, Jakarta - Pangsa pasar perbankan syariah terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk mayoritas muslim, menjadi peluang sendiri bagi industri perbankan syariah.

Namun, menurut Jeffry Prayana, Group Head Consumers Bank Syariah Mandiri, meski meningkat, namun dalam dua tahun terakhir pertumbuhan bank syariah‎ lebih cenderung stagnan.

Dia menjelaskan kurangnya ekspansi pasar bank syariah tersebut‎ dikarenakan beberapa hal. Pertama, mengenai kurangnya inovasi mengenai produk-produk yang menjadi andalan bank syariah.

"Kalau menurut saya banyak yang bilang bank syariah itu porsinya masih minim karena kurangnya sosialisasi, saya tidak setuju, karena kita terus dan sudah banyak sekali sosialisasi kalau di google itu, share sudah banyak dibandingkan bank konvensional," kataJefry diJakarta, Kamis (12/5/2016).

Meski begitu, pihaknya tidak akan menyerah untuk terus menjelaskan kepada masyarakat mengenai keunggulan-keunggulan bank syariah dibandingkan dengan bank-bank konvensional.

Permasalah kedua, masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perbankan syariah di Indonesia. Hal itu menjadikan komunikasi perbankan kepada masyarakat tidak mudah untuk diterima.

"Saya pernah naik taksi, sopir taksi itu tanya ke saya, bank syariah itu apa sih, lalu saya jawab ibarat makanan itu ada dua makanan, yang satu ada label halalnya, dan sopir itu paham. Jadi masalah kemampuan komunikasi saja," paparnya.

Sementara itu, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solahudin Ayubi menambahkan pihaknya sebagai salah satu regulasi perbankan syariah juga turut membantu melakukan sosialisasi, salah satunya di pesantren dan para pelajar.

"Kalau memang kita kurang dilakukan sosialisasi, kita akan terus lakukan, kita akan coba introspeksi kiranya apa saja yang kurang, tegasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.