Sukses

BNI Bakal Turunkan Bunga pada Februari 2016

Sepanjang 2015, penyaluran kredit BNI tumbuh sebesar 17,5 persen menjadi Rp 326,1 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk siap untuk menurunkan suku bunga pada Februari 2016 ini. Langkah BNI menurunkan suku bunga ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). 

Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menjelaskan, besaran penurunan suku bunga BNI akan sama seperti yang dilakukan oleh BI yaitu 25 basis poin (bps). "Penurunan ini mulai awal Februari 2016, nanti juga akan diikuti bunga kredit ritel," kata Baiquni di kantornya, Senin (25/1/2016).

Dengan adanya penurunan bunga ini nantinya diharapkan akan berdampak pada target perseroan untuk menyalurkan kredit ke masyarakat.‎ BNI menargetkan pertumbuhan kredit untuk tahun ini tidak akan lebih rendah dari realisasi tahun 2015 yang tercatat 17 persen. Sehingga, perseroan mencanangkan pertumbuhan kredit berada pada kisaran 18 persen.

Mengenai sektor penyaluran kredit secara umum, perseroan akan menyasar sektor infrastruktur dan konstruksi. Adapun segmen penyaluran kredit untuk tahun ini diutamakan adalah BUMN, sebab BUMN paling banyak menyerap pembiayaan, khususnya terkait proyek infrastruktur.

"Kami juga akan menambah sentra-sentra kredit kita. Kita akan kembangkan dan membuka di daerah potensial. Kalau kredit infrastruktur yang ada jalan tol dan PLN," terang Baiquni.

Sebelumnya, Direktur BNI, Rico Budidarmo mengungkapkan‎, sepanjang 2015 penyaluran kredit BNI tumbuh sebesar 17,5 persen menjadi Rp 326,1 triliun dari tahun 2014 Rp 277,6 triliun. 

"Pada tahun 2015 BNI berhasil mengoptimalkan fungsi intermediasi ke berbagai segmen usaha di Indonesia di tengah kondisi ekonomi yang kurang kondusif," kata dia di kantornya, Senin (25/1/2016).

Rico menjelaskan kredit BNI pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan dari berbagai segmen. Pada segmen bussiness banking yang meliputi korporasi, BUMN, usaha menengah dan kecil, kredit berhasil tumbuh sebesar 15,3 persen menjadi Rp 231,1 triliun dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai Rp 200,4 triliun.

Adapun komposisi pinjaman pada segmen business banking terdiri dari usaha menengah dan kecil sebesar 28,6 persen, BUMN 17,7 persen, dan pembiayaan anak perusahaan cabang luar negeri sebesar 11,5 persen.

Di segmen konsumer, BNI juga berhasil menjaga momentum pertumbuhan kredit sebesar 10,6 persen menjadi Rp 57,5 triliun dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai Rp 52 triliun.

Komposisi pinjaman pada segmen konsumer terdiri dari kredit kepemilikan rumah sebesar 60,2 persen, kemudian diikuti oleh kartu kredit 17 persen, kredit konsumer lainnya 15,8 persen serta flexi sebesar 16,8 persen. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.