Sukses

Merokok Jadi Kesalahan Pertama Susi Pudjiastuti Saat Jadi Menteri

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tertangkap kamera merokok di lingkungan istana usai pelantikan kabinet.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan bahwa kesalahan pertamanya saat menduduki jabatan menteri adalah merokok di Istana Negara. Hal tersebut terjadi setelah pengumuman menteri Kabinet Kerja.

Susi bercerita, kala itu dirinya duduk di atas tanah sambil menikmati rokok. Tak lama setelah itu, dia pun langsung menjadi buah bibir karena banyaknya pemberitaan terkait hal tersebut.

"Dari hari pertama muncul, penampilan saya di Istana, saya merokok. Ini menteri apa duduk di tanah kemudian merokok. Baru sehari sudah bikin salah," ujarnya di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Susi menjelaskan, meski menjadi seorang menteri, namun dirinya tetap manusia biasa yang tidak bisa secara langsung mengubah kebiasan merokoknya tersebut.

"Tapi ya anyway saya tidak bisa berubah drastis siapa saya, bagaimana saya selama 50 tahun terakhir. Jadi ya positive thinking saya kembalikan lagi. Oke let's go," kata dia.

Dan selanjutnya, kata Susi, dirinya langsung menjadi incaran media lantaran sikapnya yang diluar kebiasaan menteri lain termasuk soal keberaniannya menenggelamkan kapal asing pencuri ikan. "Tiap hari ‎semua memberitakan segala macam, kemudian mulai saya pikiran tentang pekerjaan," tandasnya.

Untuk diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tertangkap kamera merokok di lingkungan istana usai pelantikan kabinet. Saat itu, Susi mengatakan, sebenarnya dia tidak memiliki niat untuk mempertontonkan kegiatannya merokok. Dia melakukan hal tersebut hanya untuk meregangkan pikiran usai secara dilantik sebagai menteri.

"Kemarin saya merokok itu karena capek berdiri saat pelantikan, bukan mau dipertontonkan. Kan saya sudah bilang ke media kalau saya minta izin lima menit untuk merenggangkan otot dan refres," ujarnya.

Untuk itu, Susi meminta masyarakat tidak berpandangan negatif atas apa yang dilakukan. Selain itu, dia juga berharap media tidak lagi membesar-besarkan hal tersebut.

Hal ini lantaran usai menjadi kejadian tersebut menjadi pemberitaan di media-media, dia mendapatkan pesan singkat dari masyarakat yang membuatnya merasa bersalah. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.