Sukses

Bluebook Pembangunan Jokowi-JK Bakal Terbit Maret Nanti

Prioritas dalam bluebook sebenarnya sudah tertuang pula dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional atau RPJMN.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Perencanaan dan Pembanguna Nasional atau Bappenas Andrinof Chaniago telah melakukan finalisasi pembuatan bluebook atau buku rencana proyek-proyek pemerintah yang sumber pendanaannya berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri. Rencananya, bluebook tersebut akan diluncurkan pada Maret mendatang.

"Tadi rapat bahas persiapan bluebook. Masih identifikasi akhir. Tahap berikutnya konfirmasi ke kementerian lembaga. kira-kira ya bulan depan, tahapannya sekarang mau konfirmasi kementerian dan lembaga," kata Andrinof, di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Andrinof menjelaskan, prioritas dalam bluebook sebenarnya sudah tertuang pula dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional atau RPJMN. Sektor prioritas meliputi bidang pertanian, perhubungan, maritim, industri dan lain-lain.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menambahkan isi dalam bluebook mencakup proyek-proyek infrastruktur dengan overseas development assitance atau dana bantuan dari luar negeri.

"Pertemuan membahas tentang bluebook, bagaimana kita bisa memanfaatkan overseas development assistance dana dari World Bank, dana pemerintah Jepang, dana ADB, dana AFC dan dana-dana murah untuk membangun infrastruktur kita, jadi tentu kalau prosesnya harus diidentifikasi proyek mana, dan masuk pada bluebook," tegas Sofyan.

Selain itu, Sofyan juga mengungkapkan ada beberapa proyek yang dicoret dari bluebook era pemerintahan SBY dan mengalami perubahan dalam bluebook Presiden Jokowi. Ia juga menuturkan dalam bluebook pemerintahan kali ini tidak akan mengeluarkan dana obligasi pemerintah, surat utang negara, atau surat berharga negara.

"Oh banyak, listnya banyak. Kami tidak akan keluarkan dana obligasi pemerintah, atau SUN, atau SBN, itu kan bungannya bunga komersil, sedangkan pinjaman World Bank, ADB dan lain-lain itu namanya bunga di bawah 1 persen, kami manfaatkan itu sebanyak mungkin, tapi bukan sekedar memanfaatkan tetapi proyek mana saja yang akan kita tawarkan," tandas Sofyan. (Silvanus Alvin/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini