Sukses

Perkuat Ketahanan Energi, Pertamina Gandeng Perusahaan Angola

Pertamina dan Sonangol EP akan membentuk Gugus Tugas sehingga perusahaan patungan bisa dibentuk untuk merealisasikan berbagai kerja sama.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menjalin kesepakatan dengan perusahaan minyak dan gas (migas) Angola, Sonangol EP dalam pengembangan bisnis hulu, hilir, dan perdagangan migas.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina, Muhamad Husen mengungkapkan, kerja sama antara kedua perusahaan ini diharapkan menjadi salah satu landasa Pertamina untuk terus mendukung ketahanan energi nasional.

“Kerja sama ini dapat terjalin sebagai wujud dari hubungan baik yang telah terjalin erat antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Republik Angola," kata Husen, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (31/10/2014).

Framework Agreement akan menjadi kerangka kerja sama Pertamina-Sonangol dalam pengembangan bisnis hulu, proyek kilang petroleum dan petrokimia serta kerjasama impor dan ekspor produk kilang, minyak mentah dan gas bumi.

"Kesepakatan yang merupakan hasil kerjasama government to government (G to G) ini, selanjutnya akan menjadi landasan bagi kedua perusahaan untuk membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola proyek-proyek hasil kerjasama tersebut," ungkapnya.

Dalam waktu tujuh hari ke depan, Pertamina dan Sonangol EP akan membentuk Gugus Tugas sehingga perusahaan patungan bisa dibentuk untuk merealisasikan berbagai kerja sama yang akan diinisiasi. Perusahaan patungan tersebut selanjutnya akan  melakukan berbagai persiapan detail proyek-proyek serta pelaksanaannya yang disepakati oleh Pertamina dan Sonangol.

"Kami bersama mitra akan bersama-sama menggali berbagai potensi proyek, baik proyek hulu minyak dan gas bumi di Angola, Indonesia maupun di negara lain, maupun proyek pembangunan kilang yang sangat diperlukan Indonesia untuk menjamin ketahanan energi nasionalnya,” tutur Husein.

Menurutnya, Pertamina terus berupaya mendukung pemerintah untuk menjamin ketahanan energi nasional, baik melalui upaya-upaya peningkatan produksi di hulu yang bersumber dari dalam maupun luar negeri, peningkatan kapasitas kilang, dan juga upaya konversi dan diversifikasi energi.

“Pertamina optimis bahwa dalam kurun waktu 5-6 tahun ke depan Indonesia akan bisa swasembada energi. Untuk itu Pertamina siap menjadi tulang punggung dalam mencapai upaya tersebut," tutup Husen.

Dalam kesempatan ini, Jusuf Kalla menilai kerjasama ini merupakan kesempatan baik tapi masih tahap awal. Selanjutnya, akan dilakukan banyak kajian-kajian dan belajar dari Angola yang menjadi salah satu negara di Afrika karena berhasil mengelola migasnya.

"Ini baru umbrella aggrement, nanti selanjutnya baru akan pembahasan teknis," tutur JK.

"Ini untuk catatan Anda ya. Angola itu dulu negara yang bergolak, tapi sekarang jadi terkaya di Afrika karena adanya minyak, gas, dan mineral, dan lainnya," papar JK.


Penandanganan kesepakatan kerja sama tersebut dituangkan dalam Framework Agreement yang dilakukan oleh pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen dan Chairman of Board of Director Sonangol EP Francisco de Lemos Jose Maria yang disaksikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan Wakil Presiden Republik Angola Manuel Domingos Vicente. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.